webnovel

Amanda Mencari Cinta

Amanda, seorang pengusaha yang punya segalanya, cantik, punya karir yang bagus, dia mengabdikan seluruh hidupnya pada satu hal yaitu karirnya. Tapi hampir tidak ada orang yang tahu kalau dia punya satu hal yang tidak pernah dia miliki, cinta. Amanda tidak pernah mencintai seumur hidupnya. Suatu kejadian mengubah hidup Amanda dan mengajari Amanda untuk mulai mencintai.

rizka_hami · Urban
Not enough ratings
156 Chs

Hal yang Ingin Disampaikan (2)

"Banyak, banyak hal yang ingin saya sampaikan" jawab Abi.

"Apa?" tanya Amanda langsung. Amanda menatap lekat wajah Abi, tidak berkedip. Jantungnya memang berdetak tidak beraturan, dia sedikit ragu untuk bertanya ini, tapi Amanda terlalu lelah untuk bermain-main hari ini. Sedari pagi harinya sudah berat. Harinya diawali dari pertemuan mengesalkan secara tiba-tiba dengan Ananda, lalu Amanda harus menghadapi tim pengacara perusahaannya yang meragukan keputusannya, lalu bertemu Anton. Kali ini Abi juga dengan sikapnya yang bisa berubah kapan saja kembali mengganggu harinya. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya lelaki ini pikirkan tentang dirinya. Abi seperti manusia yang bisa berubah begitu saja, kadang terasa hangat di hari ini, tapi begitu dingin dan kaku esok harinya. Amanda tidak bisa seperti ini terus, dia ingin kejelasan, apapun itu, Amanda sudah siap untuk patah hati lagi, bukankah dia juga sudah mulai melupakan Abi, jadi kalau Abi berubah lagi hari ini, Amanda sudah tidak terlalu terkejut lagi.

"Apa Dokter? Hal apa yang ingin Dokter sampaikan?" ulang Amanda lagi. Dia melepaskan pegangan tangan Abi dengan sedikit menyentak. Abi tersentak, dia menarik tangannya dari lengan Amanda.

"Saya, mau minta maaf lagi" ucap Abi. Amanda mendengus kesal. Lagi-lagi minta maaf, bukannya kalimat maaf itu sudah diucapkan Abi sebelumnya, mengapa meminta maaf lagi, keluh Amanda dalam hati dengan kesal. Apa tidak ada alasan lain di kepala lelaki ini, batin Amanda.

"Itu saja?" tanya Amanda, wajahnya terlihat tidak senang.

"Saya... Saya hanya khawatir Ibu dekat dengan lelaki tadi, bukannya dia yang ada di video itu?" lanjut Abi lagi, sedikit terbata-bata, dia merasa heran pada dirinya sendiri. Sebelumnya Abi sudah memikirkan banyak hal untuk dia ucapkan pada Amanda, tapi setelah menatap wajah Amanda, lidahnya seolah-olah kelu, semua kalimat yang sudah dia rencanakan dan dia rangkai di kepalanya semuanya hilang.

Amanda tidak menjawab, dia masih menunggu, berharap Abi punya penjelasan lain. Panggilan Manda serta aku kamu itu sudah lenyap, Abi kembali seperti awal, kaku dan formal. Jauh dalam sudut hati Amanda yang terdalam, ada sedikit harapan kalau Abi melakukan ini semua karena dia mulai punya rasa pada Amanda, tapi Amanda takut berharap, dia takut sekali.

"Itu saja?" tanya Amanda. Abi mengangguk, tapi dalam hati dia mengutuk anggukannya itu. Bukan itu saja, masih banyak yang ingin dia sampaikan pada gadis dihadapannya itu, jerit Abi dalam hati.

"Kenapa?" tanya Amanda. Abi terdiam lagi, dia tidak menyangka Amanda akan menanyakan hal itu.

"Kenapa Dokter harus khawatir sama saya?" tanya Amanda lagi, dia mulai tidak sabar melihat Abi yang justru lebih banyak diam.

"Saya..". Kalimat Abi terpotong. Amanda tetap menunggu.

"Saya hanya khawatir, apa itu salah?" tanya Abi. Amanda masih diam.

"Ibu tetap pasien saya, biar bagaimanapun saya tetap harus memperhatikan keadaan Ibu, dulu saat Ibu kecelakaan, psikiater sempat bilang kalau depresi Ibu bisa terjadi kapan saja saat Ibu mengalami banyak masalah." jelas Abi, dia sendiri tidak percaya akan ucapan dirinya itu.

"Oh," balas Amanda, menjaga air mukanya tetap tenang dan datar. Sudah bisa Amanda duga, lagi-lagi lelaki itu berubah dengan cepat. Amanda sedikit menyesal sempat terbersit harapan kalau ada maksud lain dari Abi padanya melalui sikapnya didepan Anton tadi. Hatinya yang sudah hancur berkeping-keping itu sekarang justru membeku melihat sikap Abi. Mungkin, ini terakhirnya Amanda menaruh harapan pada lelaki ini, nantinya tidak akan ada lagi harapan apapun, janji Amanda dalam hati.

"Terimakasih atas perhatian Dokter" ucap Amanda sambil tersenyum kecil. Dia menatap lekat wajah Abi.

"Tapi sungguh, saya tidak memerlukan perhatian dan kekhawatiran Dokter, saya juga bukan lagi pasien Dokter. Dokter sendiri yang tidak mau lagi merawat saya, jadi kenapa harus khawatir?" lanjut Amanda lagi. Abi ingin membalas kalimat Amanda, tapi gadis itu kembali menyambung kalimatnya.

"Kedepannya, saya harap, Dokter tidak perlu merasa khawatir, saya bisa menjaga diri saya sendiri" lanjut Amanda, berbalik pergi meninggalkan Abi.

___________

Yang emosi sama mas Abi mana suaranya??

sabar ya, masih lama soalnya, si Abi rada ribet emang orangnya,

ditunggu sekali dukungan ss nya

terimakasih dan happy reading