webnovel

Am I His Mate?

"Kau adalah Mate ku, milikku. Sejauh apapun kau pergi atau bersembunyi, aku akan selalu menemukan mu." Kata kata itulah yang selalu terngiang-ngiang di kepala Rose selama satu tahun ini. Rose tak mengerti kenapa ia selalu mendapat suara suara itu. Rose juga tak tahu menahu tentang kebenaran yang selama ini disembunyikan oleh kedua orang tuanya. Sementara itu, seorang penguasa Blue Moon Packs tengah bersiap menyambut pengkhianat yang membawa lari Mate nya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya?

hanyeoreum_30 · Fantasy
Not enough ratings
10 Chs

AIHM-Merasa Diintai

Sementara itu, di balik rindangnya hutan hujan di wilayah Forks, tak ada yang tahu jika di dalam sana bersembunyi sebuah istana megah milik Blue Moon Packs yang di pimpin oleh seorang Alpha tampan yang bernama Jacob Black.

Alpha Jacob baru beberapa tahun ini memimpin Blue Moon Packs menggantikan ayahnya Alpha Ramon Black yang sudah tua. Jacob meneruskan tonggak kepemimpinan sang ayah dengan sangat baik.

Seorang pria tampan dengan kharismanya yang sangat menawan keluar dari istana megahnya. Bersama seorang Beta, Alpha Jacob memantau kegiatan packsnya hari itu. Beberapa hari yang lalu Packs mereka mendapat serangan dari sekelompok Rogue dan nyaris meruntuhkan dinding kastil.

"Bagaimana dengan pertahanan dinding kita di sebelah Timur? Ku dengar dinding pertahanan sebelah Timur hampir roboh oleh kawanan Rogue Rogue sialan itu." tanya Jacob kepada Beta Jaden Smith.

"Dinding sebelah Timur kastil aman Alpha hanya saja..." Jaden menggantung ucapannya.

"Hanya saja apa?" Jacob penasaran. "Hanya saja Serena Witch yang mempertahankan dinding agar tetap kokoh terluka cukup dalam." ujar Jaden lagi. Ia menundukkan kepalanya.

Serena William adalah Mate Jaden. Serena adalah Half Werewolf. Setengah werewolf setengah penyihir. Tapi ilmu sihir Serena lebih dominan. Serena juga lah yang bertugas mempertahankan sihir agar kastil mereka tetap aman dan tidak diketahui keberadaannya oleh Manusia.

"Maafkan aku Jade. Aku merasa gagal karena tidak bisa melindungi wargaku." ucapnya sedih. "Apa kau sudah memanggil dokter untuk mengobatinya?" Alpha Jacob merasa khawatir dengan Mate Betanya.

"Sudah Alpha. Dokter tengah memeriksa kondisinya dengan sangat intens. Aku mohon doanya agar Mateku kembali pulih seperti sedia kala."

"Tentu saja. Aku akan memohon doa kepada Moon goddess agar Serena kembali pulih."

"Terima kasih Alpha." ucap Jaden membungkukkan badannya.

Jacob menepuk punggung kaki tangannya yang Setia itu. Ia kembali teringat akan mimpinya bertemu dengan Mate nya beberapa hari terakhir ini. Jacob berjalan menuruni tangga kastilnya sembari menatap kolam indah ditengah kastilnya.

"Ada apa Alpha? Apa anda kembali memimpikan Mate?" tanya Jaden penasaran. Pasalnya sudah beberapa hari ini Alpha mereka terbangun dalam kondisi wajah yang penuh senyum.

Aura ketampanannya begitu terpancar. Jaden harus segera menemukan keberadaan Mate agar Alpha mereka bisa segera bersatu seperti ramalan keluarga Serena selama ini.

"Ya. Kau benar. Aku bermimpi lagi bertemu dengannya. Aku ingin malam segera tiba agar aku bisa tertidur dan kembali bertemu dengan Mateku." ucap Jacob sambil tersenyum.

Kau benar Jac. Aku pun ingin segera bertemu Mate kita. Wanita cantik nan menggoda membuatku tak sabar ingin bertemu dengannya didunia nyata. Nick Wolf dalam dirinya ikut bahagia dan tak sabar ingin segera memeluk Matenya.

Tenanglah Nick. Sudah ratusan tahun ku lewati demi mendapatkannya. Jika dulu saja ia belum terlahir aku sanggup menunggunya, kali ini pun aku pasti bisa menunggunya datang. Tak kan ku biarkan dia pergi lagi dari sisiku.

Jacob dan Nick berkomunikasi melalui mindlink mereka. Nick memutus mindlinknya dan membiarkan Jacob bekerja untuk segera menemukan orang-orang yang menculik Matenya.

"Apa ada perkembangan baru tentang keberadaan Mateku?" tanya Jacob kepada Jaden.

"Belum ada Alpha. Aku minta maaf. Bau keberadaan dua cecunguk itu nyaris kami dapatkan tapi entah mengapa bau mereka tiba-tiba menghilang begitu saja." Jacob gemas dengan dua orang yang menjadi buronannya selama beberapa tahun ini.

"Aku tak sabar ingin membunuh kedua makhluk sialan itu dengan tanganku sendiri. Berani beraninya mereka menyembunyikan Mateku." ucap Jacob geram.

Kedua buronan itu sangatlah licin. Salah satu dari buronan itu adalah penyihir sekaligus ilmuwan yang mampu meracik minuman yang bisa menghilangkan bau serigala mereka.

Menurut kabar yang mereka dapat, kedua buronan yang menculik Mate sang Alpha tinggal di dunia manusia. Untuk itulah Jaden dan kawanannya berhati-hati saat memasuki dunia manusia.

Jaden dan kawanannya tak ingin membuat keributan di dunia manusia. Saat tengah berburu musuh, salah satu anak buah Jaden mencium keberadaan kedua cecunguk itu di perbatasan Amerika. Tapi saat dikejar, bau itu langsung hilang. Membuat Jaden meradang.

***

Sementara itu, Rose baru saja menyelesaikan pekerjaannya di Butik Nyonya Moore pukul sebelas malam. Nyaris tengah malam karena ada banyak baju yang harus ia design ulang untuk acara Fashion Show yang akan diadakan akhir bulan depan. "Ough...lelahnya." keluh Rose saat ia berhasil menyelesaikan baju terakhir yang harus ia rombak.

Rose menggeliatkan badannya yang sudah sangat lelah. Ia ingin segera pulang kerumah, berbaring diranjangnya yang empuk. Sudah seminggu ini, ia dan rekan rekannya pulang hingga larut malam demi menyelesaikan pakaian pakaiannya. Rose melambaikan tangannya kepada rekan kerjanya karena pulang berbeda jalur dengan yang lain.

Rose benci jika harus pulang sendirian di tengah malam seperti ini. Bukan takut hantu, Rose justru lebih takut bertemu dengan orang jahat ketimbang hantu atau yang sejenisnya.

Rose mendesah berat tiap kali berbelok ke sebuah taman yang entah mengapa lampunya selalu mati. Padahal taman taman yang lain tak pernah padam lampunya.

Hanya taman ini saja yang semua penerangan padam dan Rose harus bergegas melewati taman gelap ini untuk menyebrang ke stasiun bawah tanah.

"Ouh shit! Tak adakah jalan lain yang lebih cepat selain ini?!" keluh Rose.

Ia langsung merinding saat akan masuk ke taman gelap tsb. Rose menarik nafas panjang sebelum berlarian masuk ke dalam Taman gelap itu.

Rose semakin merinding karena ia merasa diikuti oleh seseorang. Ia tak mau menengok kebelakang dan terus berlari untuk segera keluar dari sana.

"Aaaaakkkhh..."

Rose berteriak kencang saat ada yang menyentuh pundaknya. Tubuhnya bergetar hebat saking takutnya.

"Heii... Heii relax. Rose it's me Zalina."

Barulah Rose berhenti berteriak dan menolehkan kepalanya menatap Zalina teman satu rumahnya. Raut wajah Rose yamg tegang berubah menjadi tenang saat melihat seseorang yang dikenalnya.

Rose langsung memeluk Zalina erat dan menangis sesegukan.

"Maafkan aku Rossy. Aku tidak bermaksud menakutimu. I'm so sorry Rossy. I'm sorry." Zalina merasa bersalah membuat temannya ketakutan seperti ini.

Maksud hati ingin pulang bersama, Zalina justru malah membuat Rose semakin parno akan kegelapan.

"Ayo kita pulang, Rossy." ucap Zalina sambil menuntun Rose berjalan menuju stasiun kereta bawah tanah.

Sesekali Rose melihat ke arah taman gelap itu. Ia sangat yakin ada yang mengikutinya. Bukan manusia karena manusia tak mungkin bergerak secepat itu. Rose berharap semoga hanya perasaannya saja.

Di dalam taman yang gelap itu, terlihat sorot mata biru yang terang menatap kepergian Rose dan temannya. Ia menyeringai memperlihatkan taringnya yang berliur.

Ia adalah rogue yang selama ini sudah mengintai Rose. Ada sesuatu di dalam diri Rose yang membuat rogue itu penasaran.