webnovel

Sehari Bersama Abel

Zora menyeruput kopinya perlahan-lahan. Didengarnya suara Tirta juga sedang menyeruput kopi.

"Ih berasa lagi ngopi bareng kak Tirta di cafe deh, hahaha"

"Yuk? Ngafe bareng yu? Mau aku yang ke Bandung atau kamu yang ke Bogor?"

Zora tertawa terbahak-bahak dan hampir saja menumpahkan kopinya.

"Kaka ini apa sih??!!" tanya Zora dengan sisa tawanya 

"Aku serius, sayang."

Zora terdiam, matanya berkedip bingung. Di seberang telepon sana Tirta meletakkan cangkir kopinya di meja dan menyalakan komputer, bersiap untuk mengerjakan proyek desainnya, karena tanpa dirasanya waktu sudah berlalu cukup lama mereka habiskan di telepon.

"Sayang kamu gak siap-siap jemput Oky? Udah siang loh ini"

"Astaga!" Zora menepuk dahinya, tidak sadar kalau ini sudah waktunya dia berangkat menjemput Oky, ditambah lagi Abel yang dititipkan padanya oleh Anya.

"Iya, kak, aku sampe kelupaan… Untung kaka ingetin. Mana aku juga harus jemputin anaknya temenku dan anterin pulang ke rumahnya hari ini. Kalau gitu aku pergi dulu deh ya ka, kasian kalau anak temenku telat dijemput, dia bubar kelas lebih awal daripada Oky," Zora bergegas bersiap-siap tanpa memutuskan telepon dengan Tirta.

Buru-buru diraihnya botol air minum dan tas selempang sambil berjalan ke pintu depan. Tirta dengan santai membuka-buka folder di komputernya sambil mendengar langkah kaki Zora yang  terdengar sangat cepat dan sedikit kasar, dan hentakan-hentakan saat benda-benda yang diambil Zora bertubrukan satu sama lain menunjukkan betapa terburu-burunya dia.

"Oh iya, sayang, nanti agak siangan aku mau bikin singing video lagu baru, nanti kamu join yah?" ucap Tirta saat Zora mengunci pintu dan hendak melangkah ke arah mobilnya yang diparkirkan di jalan di depan pagar rumahnya.

"Oh ya? Lagunya siapa, kak? Aku harus belajar dulu… Hahaha," Zora masuk ke dalam mobilnya sambil tertawa kecil.

"Ga susah koq lagunya, tenang aja…"

"Yaaa, buat ka Tirta sih gampang, tapi aku kan tipe manusia pas-pasan yang gak jago nyanyi," Zora menyetir kendaraannya ke arah pintu keluar kompleks, sementara Tirta membuka-buka aplikasi UsSing yang mempertemukan mereka pertama kali.

"Wah!! Yang, lagu kita yang kemarin itu nomer satu loh!" Seru Tirta tiba-tiba.

"Yang kemaren yang mana, ka?" Zora membelokkan mobilnya, bola matanya bergulir ke kanan kiri memperhatikan jalanan yang agak padat.

"Itu loh yang judulnya You Took My Heart Away."

"Oooohh… Iya iya, itu suara kaka enak banget sih disitu, empuk gitu, loh, hahaha."

"Duh jadi pengen yang empuk-empuk."

Zora tidak sadar menginjak rem mobilnya mendadak mendengar perkataan Tirta, paham maksud nakalnya.

"Duh ka Tirta ah, apaan sih, bikin aku jadi gak fokus deh, hahaha."

Tirta tertawa di ujung telepon mendengar reaksi Zora. 

"Kalo gitu udahan dulu deh teleponnya ya sayang, aku juga uda nyiapin kerjaan aku nih."

"Iya deh kalau gitu, dahh…"

Tirta mematikan telepon dan meletakkannya di meja sementara Zora memutar kemudi berbelok ke arah kiri, memasuki pekarangan parkir sekolah lalu segera turun untuk masuk ke halaman depan sekolah. Dia melihat seorang perempuan dengan seragam pengajar bediri bercakap-cakap dngan staff sekolah lainnya, itu adalah guru wali kelas Abel. Zora melongok ke arah lobby dan melihat Abel bertiga dengan teman sekelasnya sedang duduk di bangku panjang tempat anak-anak yang belum dijemput menunggu. Zora melambaikan tangannya ke arah Abel dan tersenyum ceria melihat Abel yang menyadari keberadaannya. Mata Abel melirik kesana kemari mencari Anya tapi tentunya Abel harus kecewa. Zora menghampiri guru wali kelas Abel dan menceritakan kalau Abel hari ini pulang dengan dirinya karena mamanya Abel berhalangan untuk menjemput tepat waktu.

Bu guru itu pergi menghampiri Abel dan berjongkok berbicara dengannya, serta merta Abel tertawa girang lalu berlari ke arah Zora.

"Tantteee…!!" Pekik Abel ceria.

"Sayyaannggg!!!" Zora menyambutnya dengan tangan terbuka lebar.

"Mama kemana emangnya tante?"

"Katanya harus belanja bahan kue buat tante Litha, sayang. Jadi hari ini Abel dianter pulang sama tante, tapi kita harus tunggu kak Oky sebentar, gak apa-apa ya?" Zora menjelaskan panjang lebar sambil memain-mainkan rambut Abel yang hari ini diikat kecil-kecil ke samping kanan kiri, lucu sekali.

"Oooohhh…" mulut Abel membulat, mebuat Zora tertawa melihatnya.

"Kita jajan aja dulu yuk? Abel mau apa, jus, atau baso?"

"Jus aja deh tante, bekel aku belom abis tadi, jadi sekarang aku abisin bekel aku aja."

"Siap bos!" Zora menempelkan tangannya ke dahinya ala tentara pada atasannya, "jus apa bos?"

Abel tertawa melihat tingkah Zora, "jus stobeli, tante."

"Oke bos!"

Zora menggandeng tangan kecil Abel dan berjalan ke arah gerobak jus di depan area sekolah.

***

"Mammmaaaa!!!" Abel teriak kegirangan saat Anya menghampiri Zora yang mengajak Abel dan Oky untuk jalan-jalan sambil menunggu Anya di supermarket dekat kompleks perumahan Anya.

"Hallooo sayaannggg… Maaf ya mama tadi gak jemput Abel, mama harus pergi sebentar," Anya cemberut.

"Ga apa-apa Ma, hari ini seru koq sama tante Zola sama kak Oky," Abel kadang masi sedikit cadel untuk kata-kata tertentu.

"Makasih loh, Ra."

"Iya."

"Main rumahku dulu yuk?" ajak Anya

"Yuk, Ki, ini kan hari Jumat, kita main dulu di rumah Abel yu?" Zora meminta persetujuan anaknya itu.

"Ayuk, Ma, aku suka sama kucingnya Abel" 

 

Setibanya di rumah Anya, kedua anak kecil itu bermain-main bersama Miu, kucing Abel di teras belakang rumah Anya, sementara Zora sibuk membantu Anya memilah-milah dan memisahkan bahan-bahan kue yang sore nanti akan mulai dikerjakan Anya.

"Kenapa tadi bisa telat jemput anakku?" Selidik Anya

"Hehe, iya, itu, tadi pagi aku teleponan sama kak Tirta sampe bablas, itu juga dia yang ingetin aku untuk jemput Oky."

"Huuu!! Gak tanggung jawab luuu…" Ledek Anya sambil menumpuk bungkusan-bungkusan tepung di satu dus yang agak lumayan besarr.

"Yaaa… Ga sengaja kalliii…"

"Terus?"

"Apanya yang terus?"

"Ngobrol apa aja sih emang sama dia sampe bia bablas gitu?"

"Aku tanya dia, buat dia aku ini apa"

"Apa katanya?"

"Terus aku juga tanya dia maunya gimana sama aku"

"Hmm.." Anya hanya menimpali sambil menunggu jawaban lengkap Zora

"Yaa.. Katanya dia sayang sama aku, Nya. Terus dia pengen aku deket sama dia tuh jadi bahagia, jadi happy, gituu…"

Anya mencibir tanpa memberikan tanggapan berarti.

"Aku bisa ngerasain kalau dia tulus sama aku, Nya"

Anya hanya mengerlingkan bola matanya, mulai merasa jijik mendengar cara Zora bercerita tentang Pangeran Berkuda Putihnya itu.

"Dia bilang kalau aku harus ngutamain keluarga, suami aku, dan bukan dia," Zora bercerita dengan tatapan mata yang kosong memandang ke arah dus-dus berisi beraneka macam tepung.

"Oh iya, istrinya kak Tirta itu anggota dewan atau apaaaa gitu… Aku gak nanya terlalu banyak sih…" Zora memalingkan wajahnya ke arah dus kosong yang terjatuh dari tangan Anya, lalu menatap wajah Anya yang melongo dengan mata melotot kaget dan bingung.

"Istri?"

Mungkin ceritanya berasa agak sedikit lambat ya, but trust me it's worth the patience

Happy reading :)

janeDoecreators' thoughts