Keromantisan yang tercipta telah membuat jiwa - jiwa yang dipenuhi dengan kehampaan menjerit tertahan. Sungguh, meskipun bukan sepasang kekasih, akan tetapi keromantisan yang terjalin membuat iri setiap mata memandang. Begitu juga dengan sang perawat yang hendak memeriksa kondisi Amira.
Seketika langkahnya terhenti dan bersamaan dengan itu kembali menutup pintu dengan sangat perlahan ketika disuguhi pemandangan sejoli yang sedang melaksanakan sholat subuh bersama. "Em, lelaki itu tadi siapa nya Ibu Amira ya? Kok aku baru melihatnya malam ini. Biasanya kan Ibu Amira, dijaga sama Opa, dan Papa nya." Ucap sang perawat beriringan dengan langkah kaki meninggalkan ruangan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com