"Sayang, kau di mana?" Panggil Louis ketika tidak menemukan Amira di dalam kamar.
Dengan segera menolehkan wajahnya ketika mendengar suara langkah kaki. Bibir kokoh tampak mengulas senyum bermanjakan sang istri yang sedang menuruni tangga.
Kedua tangan tampak merentang menyambut istri tercinta berhambur ke dalm pelukan.
"Kenapa meetingnya lama sekali?" Tanyanya dengan menenggelamkan kepalanya ke dalam dada bidang. Dihirupnya aroma maskulin dengan sangat kuat menyirat kerinduan yang sangat besar seolah - olah mereka telah terpisahkan selama bertahun - tahun lamanya.
Louis langsung mendongak ke bawah. "Merindukanku, hum?" Sembari mengecupi puncak kepala.
Amira tak juga menjawab, dia masih saja menenggelamkan kepalanya ke dalam dada bidang.
Seolah paham dengan yang diinginkan oleh istri tercinta. Dengan segera mengangkat tubuhnya kemudian mendudukkannya ke atas pangkuan. Dirapikannya helai demi helai rambut yang menjuntai ke pipi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com