Suasana di dalam kamar hotel seketika menjadi sangat tenang.
Setelah beberapa saat berlalu Liu Liyuan dengan terkejut berkata, "Apa?"
Presidential suite? Aku hanya pernah membaca itu di dalam novel dan Xue Xi mau menempatinya?! Ucap Liu Liyuan dalam hati.
Liu Liyuan menolehkan kepalanya ke arah Xue Xi.
Dia melihat Xue Xi yang berdiri dengan tenang. Dia mengenakan pakaian yang biasa, sama sekali tidak terlihat mahal. Hanya saja dia memang memiliki wajah yang sangat cantik dan tidak terlihat seperti orang biasa.
Liu Liyuan kembali bicara dalam hati, jadi anak dari orang kaya raya memang seperti itu?
Dia menelan air liurnya dan sikapnya langsung berubah. Dengan canggung ia tersenyum, "Ehm, Xue Xi, tadi hanya salah paham!"
Dia dengan terburu-buru menghampiri Xue Xi kemudian tersenyum dan berusaha bersikap baik, "Pak Liu dan Pak Zhang menyuruh kita untuk tinggal bersama karena takut kamu seorang perempuan bisa berada dalam bahaya di tengah malam dan takut kamu akan ketakutan. Kamu.. mau aku menemanimu?"
Jika aku bisa tinggal di presidential suite dengan Xue Xi maka aku bisa memamerkannya pada teman-teman sekolahku itu selama 1 tahun! Tapi aku tidak tahu apakah dia akan setuju… Ujar Liu Liyuan dalam hati.
Saat dia memikirkan itu dia langsung melihat Xue Xi sedang mengerutkan alisnya.
Xue Xi berpikir, presidential suite? Aku tidak meng-upgrade kamarku, apa yang terjadi?
Saat dia sedang memikirkan itu, handphonenya berbunyi.
Lu Dada: [Aku memiliki kupon hotel tempatmu menginap, jadi aku meng-upgrade kamarmu jadi presidential suite!]
Ternyata begitu…
Xue Xi baru mengetahuinya. Walaupun baginya tinggal dimanapun sama saja, tapi tentu saja dia tidak keberatan jika harus tinggal di tempat yang lebih bagus, selain itu dia memang masih memiliki uang di dalam kartu banknya. Kemudian dia membalas pesan itu dan bertanya: [Berapa harganya? Nanti saat pulang aku akan membayarnya.]
Lu Dada dengan cepat membalas: [88.]
8.8 yuan? Murah sekali?
Saat berpikir seperti itu dia meletakkan handphonenya kemudian melihat ke arah Liu Liyuan yang berusaha bersikap baik kepadanya dan berkata, "Kemasi barangmu."
Liu Liyuan terlihat senang, dia mengira Xue Xi setuju untuk mengajaknya pindah. Dia dengan cepat mengemasi barangnya kemudian berdiri di depan Xue Xi dan berkata, "Aku sudah selesai berkemas!"
Xue Xi menarik kopernya dengan santai dan saat baru saja keluar dari kamar, pelayan itu dengan ramah mengambil koper Xue Xi dan berkata, "Nona Xue, saya bantu membawakannya."
Xue Xi menganggukkan kepalanya.
Walaupun dia tidak pernah masuk ke dalam hotel semewah ini tapi Xue Xi sama sekali tidak terlihat canggung. Mereka semua berjalan ke arah lift untuk menuju presidential suite dan saat pintu lift terbuka, Liu Liyuan langsung dengan antusias melangkah maju untuk masuk.
Tapi saat ini, tiba-tiba saja sebuah tangan yang putih memegang lengannya. Liu Liyuan tertegun kemudian dia menolehkan kepalanya dan melihat Xue Xi yang berkata, "Liftmu di sebelah sana."
Liu Liyuan tertegun dan berkata, "Bukan, untuk ke presidential suite harus melalui lift ini."
Xue Xi melihat ke arah lift dengan sorot mata dingin kemudian menjawab, "Oh, tapi untuk pergi ke kamarmu, kamu harus naik lift itu."
"..." Liu Liyuan terdiam.
Setelah mengatakan itu, Xue Xi melihat ke salah satu pelayan dan berkata, "Tolong antarkan dia ke tempat SMA Bing 1 dan bukakan 1 kamar untuknya."
Setelah mengatakan itu dia berjalan memasuki lift.
SMA Bing 1 adalah sekolah unggulan tapi semua siswa yang ada di dalamnya sebagian besar berasal dari keluarga biasa, mereka tidak sekaya siswa sekolah internasional.
Mereka tinggal di gedung 2 dimana biaya sewanya jauh lebih murah.
Sedangkan semua siswa sekolah internasional tinggal di deluxe room!
Pak Liu yang memesankan kamar Xue Xi dan yang membayarnya adalah pihak sekolah, jika Liu Liyuan tidak diminta menemani Xue Xi, dia tidak akan mampu menyewa kamar itu.
Xue Xi saat ini seperti sedang menamparnya untuk tersadar siapa dirinya yang sesungguhnya!
Liu Liyuan tertegun. Dia berdiri di sana dengan wajah tidak percaya. Saat pintu lift akan tertutup, dia baru tersadar kemudian melangkah maju dan membentak, "Xue Xi, kamu mempermainkanku?!"
Tapi pelayan langsung menahannya, "Nona, tolong jangan mengganggu kenyamanan tamu kehormatan hotel kami. Jika Anda tidak bisa berlaku sopan, maka kami terpaksa harus menghubungi guru Anda."
Liu Liyuan langsung merasa panik. Dia menendang ke samping dan berkata, "Memang kenapa kalau presidential suite! Kamu memandang rendah diriku?! Berapa, aku juga mau upgrade!"
Saat keluar dari rumah orang tuanya hanya memberikannya uang 3.000 yuan, tapi walaupun hanya untuk harga dirinya semata, dia bersikeras untuk tinggal di presidential suite!
Saat berpikir seperti itu dia mendengar pelayan hotel berkata, "Presidential suite memiliki beberapa jenis, yang digunakan oleh none Xue harganya 1 malam 88.888 yuan, itu adalah kamar terbaik."
Liu Liyuan sangat terkejut mendengarnya!
Presidential suite berada di lantai paling atas, dengan pemandangan yang sangat indah, tempatnya luas, dan besarnya lebih dari 300 meter persegi.
Selain ada ruang tamu, ruang istirahat, kamar tidur, ada sebuah ruangan khusus untuk belajar. Semua perlengkapan mandi sudah disiapkan khusus untuk perempuan dan semuanya terlihat sangat cantik.
Setelah berkeliling dan melihatnya, Xue Xi merasa tidak terlalu tertarik sehingga dia langsung masuk ke ruang belajar kemudian mengeluarkan soal latihannya dan melanjutkan mengerjakan soal latihan.
Kemudian ada seorang pelayan yang bertanya dengan sopan, "Nona Xue, makan malam akan dikirim ke kamar. Di sini Anda bisa meminum bir dan air secara bebas. Maaf, Nona mau makan malam jam berapa?"
Xue Xi sedang tidak ingin keluar untuk membuang-buang waktunya dan dia hanya ingin di kamar, setelah selesai dia ingin tidur.
Setelah pelayan itu pergi, akhirnya ruangan kembali tenang. Dia baru mengambil handphonenya kemudian mengirim pesan kepada 'Lu Chao': [Kamarnya sangat bagus, terima kasih.]
…
Di dalam minimarket.
Lu Chao sedang duduk di atas kursi kecil dan melihat ke arah handphonenya yang bermerek Lemon itu di atas meja kasir dengan tatapan yang mendalam.
Dia baru saja membeli handphone itu beberapa hari yang lalu. Saat dia baru saja mendapatkannya, ia malah harus memberikannya pada bosnya, jadi dia sedang merasa tidak rela.
Tapi sekarang bos sedang tidak berkirim pesan dengannya, jadi… tidak apa-apa kan jika aku menggunakannya untuk bermain sebentar? Pikir Lu Chao.
Saat dia baru saja mengulurkan tangannya dan hendak mengambil handphonenya, handphonenya bergetar.
Sesaat mendengar suara getaran itu, Xiang Huai mengulurkan tangannya dan mengambil handphone milik Lu Chao.
"..." Lu Chao pun terdiam.
Setelah itu dia melihat Xiang Huai yang sedang melihat pesan di handphonenya tiba-tiba saja melihat ke arahnya dengan tatapan dingin.
Lu Chao merasa kebingungan dengan sikap Xiang Huai.
Melihat raut wajah Xiang Huai yang sangat dingin membuatnya merasa kaku dan tidak bisa bergerak seolah tubuhnya menjadi beku karena sorot mata Xiang Huai!
Lu Chao melihat isi handphonenya kemudian berkata, "Bos, aku sudah berpikir, aku rasa dia tidak menerima permintaan teman bos itu karena dia tidak tahu bahwa itu bos!"
Xiang Huai mengulurkan jarinya kemudian mengetuk meja dan bertanya, "Lalu?"
Lu Chao tersenyum dan berkata, "Lihat aku ya!"
Dia mengambil handphonenya dari tangan Xiang Huai kemudian mengirimkan pesan pada Xue Xi.
Lu Dada: [Sebenarnya kamar itu bos yang memesannya untukmu. Hihi~ Kamu tambahkan saja bos di daftar pertemanan WeChatmu, nama akunnya X.]
Kemudian dia berkata kepada Xiang Huai, "Bos, sekarang kirimkan permintaan teman."
Xiang Huai menganggukkan kepalanya. Dia mengambil handphonenya kemudian mengirimkan permintaan teman kepada Xue Xi, setelah itu dia terlihat bersandar di kursi dengan senang. Sedangkan Lu Chao melihat ke arah handphone Xiang Huai dengan tidak tenang menunggu hasilnya.
Setelah sekitar 1 menit berlalu, terdengar suara bergetar.
Lu Chao hendak membaca pesannya. Walaupun gerakan Xiang Huai lebih lambat tapi dia tetap berhasil mengambil handphonenya, setelah itu dia melihatnya dan tidak ada pemberitahuan apapun.
Mereka berdua tertegun selama 3 detik dan baru tersadar itu adalah suara dari handphone Lu Chao.
Lu Chao dengan tertegun menundukkan kepalanya kemudian melihat pesan balasan Xue Xi.
Xue Xi: [Oh, tidak perlu berteman di WeChat, aku punya nomor teleponnya.]
Setelah melihat ini, tubuh Lu Chao menjadi kaku dan dengan perlahan mengangkat kepalanya...