webnovel

Aku dan Kau "bukan kita"

Aku tidak ingin menjadi jalan raya,yang kau lewati setiap hari tanpa mau kau singgahi. Aku juga tidak mau menjadi sebuah cafe yang kau singgahi saat sunyi dan kau tinggalkan saat semua seakan membaik. Tapi izinkan aku menjadi rumah bagi mu,tempat kau pulang dari lelah nya kau berpetualang di luar sana. Walau rumah tak selalu hangat, setidaknya rumah tak akan pernah berpindah,tapi ingat rumah bisa roboh dan rusak karna sering tidak di pedulikan. Karna menjatuhkan hati ini pada mu bukan lah ingin ku. Perihal alasan mengapa aku menjatuhkan nya padamu,aku tak punya alasan yang tepat untuk itu. Tapi mungkin karna saat bersama mu aku merasakan perasaan yang berbeda,perasaan yang belum pernah ku rasakan di manusia lain. **** Apa yang akan terjadi saat nyaman mampu menciptakan rasa dan seolah ingin menjadikan nya nyata,tapi dia tak kunjung merasakan cinta

Soneta_Sitohang · Teen
Not enough ratings
108 Chs

gandengan

Matahari kembali terbit untuk yang ke sekian kalinya sampai tak terhitung, lagi pula emang siapa yang mau ngitungin udah berapa kali matahari terbit. pagi ini tampak nya bumi sedangkan senang hingga matahari tampak tersenyum riang, berbeda dengan Acha yang sedang tidak semangat Melalui paginya hari ini

Hari ini kabarnya ada anak baru, jelas saja anak baru itu adalah Amanda tapi yang jadi pertanyaan di benak Acha adalah di kelas berapa Amanda akan masuk, ia sangat berharap Amanda tidak masuk di kelas Ringgo maupun di kelasnya.

Pelajaran pertama di 10 IPS 1 tidak ada tanda tanda kedatangan Amanda, itu artinya Amanda tidak masuk di kelas Acha.

Acha sempat terpikir ucapan Lala bahwa memang Acha mulai cemburu pada sosok Amanda.

Rasa cemburu Acha semakin bertambah saat dia tau bahwa Manda masuk kelas 10 IPA 1 yang merupakan kelas Ringgo. Semesta tidak bisa di ajak kompromi.

"Gimana gak cemburu coba, Ringgo Deket banget sama Amanda sampe dianter pulang segala kalo nonton basket, apa lagi ini udah satu sekolah dan satu kelas pula, pasti Amanda makin lengket terus sama Ringgo" Acha mendumel dalam hati saat guru menjelaskan di kelas.

"Pokoknya gue harus bisa lebih deket sama Ringgo dari pada Manda" Acha masih tetap mendumel dalam hati

"Baiklah bila  sudah mengerti sekarang kerjakan soal yang ada di halaman 123 sekarang" ucap guru bahasa Inggris tiba tiba setelah Acha selesai mendumel dalam hati.

Acha yang dari tadi hanya memikirkan Amanda sama sekali tidak mendengarkan penjelasan guru.

"Niko ini gimana ngerjain ya?" tanya Acha memberanikan diri bertanya pada Niko yang mulai sibuk membuka buku

"Dari tadi lo gak dengerin? mikirin apa sih lo" Niko malah balik bertanya

Acha memutar otak untuk memberi jawaban yang tepat pada Niko, karena bila satu kata saja salah, Niko akan memperpanjang permasalahan dan akan terjadi perdebatan panjang antara keduanya. Niko tidak akan segan segan mempermalukan Acha di depan guru dan teman sekelasnya. dan Acha tau itu.

"Gue agak pusing tadi, jadi gue gak fokus dengerin penjelasan nya" ucap Acha sambil memegang kepala dan berusaha untuk berakting pada Niko

"Buuu, ada yang sakit saya bawa ke  UKS ya Bu?" ucap Niko yang tiba tiba menaikkan tangan kanannya meminta izin

"Haaaa" ucap Acha kaget sambil menatap Niko penuh makna

"Boleh ya buuu udah gak tahan banget dia, biar saya anterin ke UKS ya buk" ucap Niko meminta izin lagi

"Yaudah kamu anter sana" ucap guru tersebut memberikan izin

"Ayo" ucap Niko sambil menarik tangan Acha.

"Permisi Buk"

Genggaman Niko pada tangan Acha tak berlangsung lama, setelah sampai di depan kelas Niko langsung melepaskan genggaman nya secara tidak hormat.

"Kok lo ngajak gue ke UKS sih?" ucap Acha dengan nada sedikit keras tapi untungnya tidak terdengar hingga kedalam kelas

"Siapa yang ngajak lo ke UKS? pede banget" ucap Niko tanpa merasa bersalah

"Haaaa, jadi kita mau kemana" tanya Acha binggung

"ya terserah lo mau kemana, gue sih mau ke kantin,lapar belom sarapan" ucap Niko memegang perutnya dan langsung ingin berlalu meninggalkan Acha yang masih kebingungan

"Jadi maksudnya lo ngajak gue keluar cuman alasan biar lo bisa ke kantin, oke kalo gitu gue bilang ke ibu itu kalo lo mau ke kantin dan pura pura mau nganterin gue" Acha menarik bahu Niko agar ia berhenti

"lo pengaduh banget sih kaya anak SD, selain gue lapar ya karna gue bosen sama yang di jelaskan ibu itu tadi, makanya gue mau ke kantin udah lo ke UKS aja sana kan lumayan tidur tidur" suruh Niko

"Yaudah gini aja, gue gak akan bilang ke ibu itu kalo lo menghindar dari pelajaran asalkan lo teraktir gue makan di kantin." ucap Acha memberikan penawaran

"Haaaa lo serius mau ikut gue ke kantin, lo gak takut?" ucap Niko binggung dengan keberanian gadis ini

"Kenapa takut kan ada lo," ucap Acha spontan

"Maksudnya kan lo juga makan, jadi kalau di hukum gue gak sendiri" tambah Acha memperjelas

"Yaudah gue teraktir" ucap Niko cepat, uang jajan Niko tidak akan langsung habis bila menaraktir gadis ini

Di perjalanan menuju kantin Acha dan Niko seperti maling ayam yang takut ketauan pemilik ayamnya terutama Niko gerak gerik nya benar bener sangat gugup, Niko terus melihat ke arah kanan dan kiri sampai menuju kantin.

Acha yang tidak terlalu takut hanya tersenyum melihat tingkah Niko sambil berjalan di belakang teman sebangku nya itu.

"Lo pesen apa?" tanya Niko setelah sampai di kantin.

"Gue mau mie ayam" ucap Acha cepat

Saat Niko berjalan ke arah tempat memesan makanan, Acha memilih duduk santai di salah satu meja yang ada di kantin sambil asik bermain HP seperti tidak ada beban.

"Eh lo ngapain di situ" ucap Niko pada Acha dengan nada suara sedikit pelan agar tidak ada yang mendengar

"Ya duduk lah, masa Lo ga liat" ucap Acha polos.

karena Acha yang kelewat polos dan tak mengerti maksud Niko, akhirnya Niko menghampiri Acha yang masih tetap santai

"Denger ya, kita ini lagi bolos pelajaran, ya gak bisa duduk di sini dong pinter, nanti kalo ada guru lewat kita ketauan" ucap Niko pelan penuh kesabaran

"Terus kita makan dimana?" tanya Acha yang tampak baru pertama kali bolos pelajaran

"Di dalem lah" jawab Niko

Acha langsung menuruti perintah Niko, Acha menyadari berada di kantin saat jam pelajaran bukan waktu tempat yang cocok untuk keduanya berdebat. Akhirnya ia pun mengikuti langkah Niko dan menyimpan HP-nya di saku serangan sekolah.

"Emmmm hari ini ada anak baru ya nik" ucap Acha basa basi sambil menunggu pesanan mereka datang

"Hemmm" ucap Niko singkat tanpa melihat ke arah acha

"Lo kenal?" tanya acha pura pura tidak tau

"Kenal!" ucap Niko dan tetap fokus pada mangkuk baksonya.

"Kenal deket atau kenal biasa?" tanya Acha mencoba mengorek informasi.

"Emang kenapa? lo kepo banget." Niko menatap Acha sinis

"Yaaa enggak, cuma nanya aja, dia masuk ke kelasnya Ringgo kan" tanya Acha lagi

"Oooo gue tau lo takut mereka deket terus jadian kan? ketebak banget si lo" ucap Niko.

"Enggak, gue cuma kepo aja" ucap Acha mencoba menutupi maksudnya

"Gini ya gue kasi tau, gue itu sempet belajar ilmu psikologi jadi lo gak bisa boong sama gue" ucap Niko sombong

"Apa sih lo lebay banget" ucap Acha yang mulai malu karena Niko tau apa maksudnya Acha bertanya seperti itu

Setelah mereka selesai makan tiba tiba bel istirahat berbunyi dan Niko langsung berdiri dan menarik tangan Acha untuk segera meninggalkan kantin. bahkan mereka berdua belum sempat minum untuk mengakhiri makannya

"Eh dek Bayar dulu" ucap ibu kantin

Niko langsung mengambil uang dari saku celananya dan kembali menggenggam tangan Acha. Seakan Niko tau bahwa bila ia tidak menarik tangan Acha, maka ia akan tetap santai melanjutkan makanya.

"Kita mau ke mana si nik" ucap Acha binggung, tapi tak kunjung menerima jawaban dari Niko.

Acha yang kelewat polos masih binggung, dan hanya mengikuti kemana Niko membawa nya, tapi tiba tiba Niko menarik tangan Acha cepat untuk bersembunyi di sebuah dinding, karena guru yang tadi mengajar di kelas mereka baru saja keluar dari kelas.

Setelah Niko menyadari bahwa guru tersebut sudah pergi, baru lah mereka berjalan menuju ke kelas dengan tangan Acha yang masih di gandeng oleh Niko. dan seperti Niko tidak sadar dengan apa yang di lakukannya

"Nyaman banget kayanya lo memegang tangan gue" goda Acha pada niko

Dengan cepat Niko langsung melepaskan genggamannya

"Pede banget sih lo" ucap Niko

"Hati hati nik, nanti lo suka sama gue" goda Acha sambil menatap Niko yang tampak binggung.

"Gak mungkin gue naksir sama cewek aneh kaya lo, bisa runtuh nih langit" ucap niko sambil masuk ke kelas.

.....

Ternyata adegan Acha gandengan dengan Niko  tadi di lihat oleh Ringgo dan Amanda saat mereka menuju kantin. Ringgo tahu bahwa Amanda menyukai Niko dan jelas saja ia juga merasakan bahwa Amanda tampak cemburu melihat adegan tersebut. tetapi ia berusaha tetap tenang dan mencoba meyakinkan Amanda

"Sekarang Niko udah punya pacar ya" tanya Manda pada Ringgo.

"Emmmm enggak kok itu temen sekelasnya Niko, mungkin mereka gak sadar aja lagi pegangan gitu, Niko gak punya pacar kok" ucap Ringgo meyakinkan Amanda.

"Lo gak mau ngajak Ringgo ke kantin bareng kita" tanya Manda

"Yaudah lo ke kantin duluan deh biar gue panggil Niko" ucap Ringgo

Ringgo berjalan ke arah kelas 10 IPS 1 yang berbeda tidak terlalu jauh dari kelasnya. saat Ringgo berjalan pesonanya sangat dapat dirasakan, ditambah aroma farfum Ringgo yang khas membuat penampilan Ringgo semakin sempurna.

Ringgo Sampai di kelas 10 IPS 1

"Nik, kantin yuk di ajak makan bareng sama Manda" ucap Ringgo yang langsung masuk ke dalam kelas

"Gue baru aja pulang dari kantin tadi makan mie ayam, masa gue mau makan lagi kalian aja deh" ucap Niko menolak.

"Manda nunggu in  lo dari tadi, lo juga belum ada nemuin dia kan, kalo gak mau makan ya minum aja lah" ucap Ringgo sedikit memaksa

"Yaudah deh " ucap Niko pasrah karena tidak bisa menolak Ringgo

Acha yang dari tadi duduk di samping Niko, tentu mendengar percakapan kedua cowok itu. tetapi berusaha terlihat cuek dan tidak peduli padahal ia sangat berbunga bunga melihat kedatangan Ringgo di kelas saat itu, walaupun bukan untuk menemuinya.

"Manja banget sih Manda makan aja harus di temenin dua cowok, sok cakep banget sih" ucap acha ngomel ngomel di dalam kelas setelah Niko dan Ringgo pergi

"Bener kan gue bilang lo cemburu Cha, ketauan lo" ucap Lala yang mendengar ucapan Acha tadi

"Apa sih gue gak cemburu, cuma risih  aja liat si Manda Manda itu lebay banget makan doang harus di temenin dua cowok." jelas Acha

"Ya biarin aja lah cha, mungkin mereka mau reunian" ucap Diana mencoba menenangkan Acha sekaligus bersikap lucu tetapi tidak pernah berhasil.

"Gue juga teman deket sama kalian berdua tapi gue gak semanja itu" Tamba Acha yang masih kesal

"Gak tau deh, Susah ngomong sama orang yang lagi cemburu" ucap lala binggung ingin menjawab apa lagi.