webnovel

Di Bulli.

Saat aku sibuk menjaga warung dan berjualan sembako, kakak ku selalu sibuk bermain dengan teman temanya terutama abang ku Andre dia adalah anak sulung , tapi dia sibuk bermain ditempat temanya. Abah selalu sibuk diluar begitu juga mama dan aku hanya berdua dengan kakak ku Dede tapi dia asyik nonton tv .

Aku selalu kadang iri melihat abang ku yang selalu menikmati semua apa yang dimiliki oleh orang tua ku , dari segi penampilan, pergaulan bahkan semuanya dia sangat sempurna. Sementara aku jauh.. setiap pulang sekolah menunggu warung dan aku juga tidak terlalu punya teman hanya Teja dan sepupuku itupun karena rumah kami berdekatan dan intinya tidak sekelas.

Entah kenapa aku ingin cepat cepat lulus dari SMP ,aku sangat benci dan setiap hari dibulli oleh teman sekelas ku.

Setiap kali aku berangkat sekolah dan sampai sekolah aku berhadapan dengan Ita yang begitu menyebalkan bagiku.

"Des... masih seperti sama penampilanmu kucel dan bau.. coba kamu kihat abangmu dia tampan dan keren.. kamu tidak malu" ledek Ita padaku . Tapi aku tetap saja diam dan tak mau bicara lalu pergi begitu saja.

Pelajaran dimulai kali ini adalah guru bahasa inggris bernama Yane badanya tidak terlalu tinggi dan gemuk karena hamil dan paling aku benci dia sangat pemarah . Bahkan aku sering malu bila disuruh kedepan menulis untuk menjawab soal.

"Desi... terjemahkan semua bahasa inggris ini dalam buku paket di atas meja mu" pinta Bu Yane dalam duduk dikursinya matanya tajam seakan mau membunuhku.

"Tapi bu... ini terlalu banyak .." sahutku sambil mengetik pakai kalkolator bahasa inggris.

"Sudah diam .. dan jangan pakai kalkolator" ucap Bu Yane.

Hatiku terasa pecah entah kenapa guru itu yang sangat tidak menyukaiku bahkan tidak adil bagiku. Aku terbata bata menterjemah bahasa inggris kedalam bahasa indonesia.

"You are stupid Desi, please stop" ucapnya dan aku terdiam. Sebenarnya aku mengerti stupid itu bodoh tapi aku diam . Dan lagi lagi teman teman ku menertawakan ku; sunguh aku yang malang pikir ku.

Aku selalu menjadi bahan tertawaan entahlah otak ku terlalu lowbet menghadapi guru yang sangat killer, aku duduk dikursi dan hanya diam terasa hatiku sangat sakit bagiku.

Ku tatap dari jendela abangku bersendah gurau dengan teman temanya andai aku jadi abang pasti bahagia bahkan banyak yang berteman denganku ucapku dalam hati.

Lonceng berbunyi aku keluar dari kelas dan tersenyum untuk pergi kekantin , ku lihat mereka sedang makan dan mengambil mie untuk dijadikan makan siang. Aku terpana melihat ketua osis dan wakilnya lewat cantik dan tampan , mereka adalah pasangan dan orang cerdas disekolah. Aku selalu bermimpi dan berharap suatu saat aku bisa menjadi mereka yang dihormati setiap teman serta memiliki kekasih tampan pikir ku.

Aku bersama Sari berteman dia memiliki tubuh yang lumayan tinggi ,wajah manis, serta kulitnya sawo matang. Ya tidak terlalu dekat tapi hanya sekedar biasa saja karena otak kami standar berbeda dengan ku dia tidak dibulli sedangkan aku hari hari jadi bahan ejekan .

Tidak terasa pulang sekolah aku berjalan dan melihat lagi Dede kakak ku nomor dua dia juga bahagia bersama teman temanya meskipun dibilang si pendek atau cebol karena memang badanya pendek tapi dia percaya diri. Bahkan dibidang matematika dia sangat pintar serta orangnya lucu dan lagi lagi berbeda denganku aku kurang memiliki teman sunguh aku mencela diri ku sendiri.

Sampai dirumah aku melihat mama dan abah ku dirumah sambil membawa minyak mereka masih saja berbisnis dan seperti biasa menghampiriku dan abahku membelaiku . Aku merasa mereka bila sibuk sangat sibuk tapi bila ada waktu mereka kadang kadang memanjakan ku berlebihan seperti anak kecil.

Aku hanya diam dan mengantikan baju seragam ku dan mencucinya satu hal kebiasaan jorok ku adalah mencuci kaos kaki sekali seminggu karena tak ada yang mengajariku.. bahkan soal kebersihan sekalipu.

Hari sudah sore, aku lihat abang ku sangat senang harinya rambutnya dicat warna kuning dan aroma wanginya masih tercium dihidung ku dia terlihat senyum senyum memegang hpnya.

Kali ini abah datang ya..abah tubuhnya gemuk , terlihat sanggar , dan juga ada tai lalat dihidungnya. Dia tampak kesal melihat abangku men cat rambutnya.

"Ndre... coba rambutnya di ganti hitam kamu seperti monyet kalau warna seperti itu " ucap abah pada abang ku.

"Abah tu ngak tau zaman sekarang ini gaul bah.. masa hitam " sahut abang ku.

"Bisanya jawab terus kalau orang tua ngomong ..kebiasaan" ucap abah lagi dan abang hanya terdiam dilihat Dede kakak ku lagi makan meskipun terlihat cuek tapi tetap saja dia penurut.

Abah pergi lagi berbisnis dan aku hanya melihat abangku asyik dengan hpnya.

Rasanya aku lelah hari ini kepala ku pusing entahlah rasanya pikiran ku rasanya sudah mau meledak ... aku benci hidupku aku benci semuanya dan aku iri ku pada abang ku.. aku merasa menyesal dilahirkan sebagai perempuan yang dilahirkan dan di bulli oleh teman teman . Aku benci dan sangat benci ingin aku bunuh diri tapi aku tidak sanggup merasa sakitnya aku hanya menunggu dan melihat kapan masadepan ku berubah.

Mama datang membawa beberapa kue dari pasar dia memberi pada , Dede dan juga abang ku serta aku . Aku hanya makan sedikit sambil menjaga warung yang sedikit rame , ibu ku juga membantu ku . Kali ini aku berdandan dan mencoba menunggu Teja sahabatku datang untuk sama sama menyantap kue yang dibelikan mama.