1 My Family And My Story

Andre dia adalah kakak ku yang tertampan , tubuhnya tinggi sekitar 165 cm dan rambutnya lurul dan sedikit bergelombang, kulitnya putih dan mulus dia juga kurus dilanjut lagi dengan gaya penampilanya yang rapi sunguh siapa pun pasti suka memandangnya.

Tahun 2004 adalah awal dari dirinya menginjak SMN 1 Kapuas Murung desa Dadahup Kalimantantan Tengah. Ya.. dia cukup pupuler dikalangan para sekolahnya . Dia memiliki sahabat Afin, jamain , Guntur dan juga Agus keempat mereka adalah sahabat yang selalu mengisi hari harinya.

Mungkin saat itu masa muda menyenangkan dan minim dari oplosan dan ganja hanya merokok dan minumam keras saja yang ada kala itu .

"An.. lain kali kamu jangan jual lagi karet dirumah..abah cape kamu berulah ..sudah jangan nakal lagi" Nasehat abah pada Andre kakak ku yang baru menjual karet 10 kg.

"Iya bah.. tapi aku ngak ada ambil" ucap Andre.

"Kamu ini banyak alasan dasar anak bandel" sahut abah lalu pergi.

Ya abah memang orangnya sangat keras padaku kak Andre dan Dede kakak ku nomor dua begitu juga aku bungsu kala itu.

Kadang sejujurnya aku sangat risih dengan sikap abah, yang selalu kasar dan tegas pada anak anaknya dibanding kan dengan orang lain dia selalu ramah dan selalu berbicara rendah hati.

Kak Andre selalu diam diam menjual karet abah untuk kepentinganya agar selalu berpenampilan keren namun juga dia memperhatikan aku dan juga Dede kakak laki laki ku yang pendek seperti anak kecil tubuhnya tapi usianya 14 tahun.

Ibu juga sibuk buat kue dan membeli anyaman rotan untuk dikirim keluar daerah dan juga membuka warung yang lumayan besar . Sejujurnya aku selalu rindu kasih sayang abah dan mama tapi kenapa ketika allah kasih ujian rezeki banyak mereka jarang berbagi kasih sayang dan cenderung sibuk, dan lupa adalah keluarga segalanya ditambah akhir akhir ini abah sering pemarah bahkan aku terkena imbasnya jika jualan tertidur diwarung akibat kecapean.

Aku sejujurnya sedih pada saat ini , di usiaku yang 13 tahun bagiku begitu banyak ujian , aku sering dibulli oleh teman sekelas ku bahkan pulang sekolah dapat omelan dari abah yang selalu menuntutku menjaga warung dan berjualan ditambah kaki ku pegal berjalan 1 kg menuju sekolahan SMP.

******

Pagi itu aku berangkat sekolah berjalan kaki bersama Teja dan Iwi sepupu ku aku melihat seakan hari ini tidak ada sekalipun niat hati sekolah , aku malas dengan pelajaran Fisika yang di beri Pak Yetno guru fisika aku benci matematika dan rumus lainya.

Sambil berbincang bincang aku melihat kakak ku Andre berlalu melewati ku dan juga teman dan sepupuku. Aku sangat mengagumi penampilanya yang keren dan juga tampan , berbeda dengan kakak ku Dede dan juga aku kami berdua terlihat sangat kucel dan tak pernah memperhatikan penampilan.

Sebenarnya wajahku itu cantik dan juga imut serta kulit ku putih tapi karena aku tidak bisa berhias dan malah kelihatan kurang menjaga kebersihan jadi aku kelihatan kucel dan bahkan aroma baju ku sangat mengangu teman teman ku .

Kaki ku sampai disekolah yang lumayan besar dan cukup bersih , lagi lagi aku berhadapan denga Ita gadis tinggi , mata sipit dan rambut pendek agak ikal dengan penampilan kerenya.

"Hei cewe kucel.. baju bau balerang aku muak dengan wajahmu... aku tidak suka dengan mu sekelas apalagi kerja kelompok dasar gadis jorok" ucap Ita padaku dan membuat seluruh teman teman kelas bersorak riang . Aku terdiam seribu bahasa hatiku sakit dan sangat sakit rasanya ketika ucapan itu mempermalukan ku tapi aku sabar dan pergi menuju tempat duduk ku.

Ayu duduk disebelahku dia agak kurus dengan rambut sebahu dia juga ikut meremehkan ku tapi tidak seperti Ita mulutnya terlalu tajam menghinaku padahal keluarganya selalu berkerja menjual rotan dan abahku menjadi pembelinya. Tapi aku cukup kuat tak mau menyangkut pautkan masalahku dan juga keluargaku, karena aku benci keributan.

Selesai pelajaran sejarah hari ini cukup membuatku lelah, ku lihat Eka teman ku yang rambutnya ikal dan juga kulitnya gelap menghampiriku dia juga sama korban bullian .

"Des.. sini aku bawa es nih" teriak Eka memanggilku.

"Eka.. kamu beli es juga untuku makasih" ucap ku sambil mengambil es dari Eka.

Kami berdua duduk ditangga sekolah dengan tatapan sedih, kami berlainan ruangan kelas tapi tetap saja korban bulian dari teman sekelas kami.

"Eka... aku sunguh sakit hati ..kenapa Ita tega sekali mempermalukanku dia selalu membeci ku aku tidak punya salah padanya " ucap ku menghapus air mata dan Eka hanya terdiam memahamiku juga

avataravatar
Next chapter