58 Suara Badai di Malam Hari 5

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Cheng Zhiyan yang duduk di sebelah ibu Xiaotu, mendengar kalimat itu juga tak bisa membendung air matanya.

Teringat Xiaotu, Cheng Zhiyan akhirnya menengadahkan kepalanya dan melihat ke atas, melihat ke arah kamarnya.

Dari pinggir tangga, Cheng Zhiyan sekilas seperti melihat wajah kecil.

Wajah putih Xiaotu dan pipi ya yang berwarna pink terlihat bersinar karena sorotan lampu dinding. Mata besarnya dipenuhi air mata melihat ke arahnya tanpa berkedip.

"Xiaotu….?" Cheng Zhiyan dengan spontan memanggil namanya.

Mendengar Cheng Zhiyan, seketia Ibu Xiaotu dan Ibu Cheng Zhiyan menghentikan tangisannya.

Ibu Xiaotu dengan segera mengelap air matanya, lalu menengadahkan kepalanya dan melihat ke arah yang sama dengan Cheng Zhiyan.

Di atas tangga terlihat kosong tidak ada apa-apa.

"Yanyan, kamu baru saja melihat Xiaotu?" Ibu Cheng Zhiyan menoleh ke arah putranya, lalu bertanya kepada putranya dengan suara yang masih sesenggukan.

"Aku…" Cheng Zhiyan terkejut, dan kembali melihat kearah tangga, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. "Aku juga tidak yakin."

Ibu Xiaotu dan ibu Cheng Zhiyan saling bertatapan, mata mereka dipenuhi dengan kegelisahan.

"Yanyan, naiklah, dan periksa, lihatlah apakah Xiaotu masih tertidur." Ibu Cheng Zhiyan berkata "Sekarang sudah sangat malam, kamu juga harus tidur, aku akan berbicara dengan bibimu sebentar, jangan beritahu Xiaotu tentang hal ini dulu, paham??"

"..."

Cheng Zhiyan terdiam sebentar lalu perlahan-lahan menganggukkan kepalanya.

Cheng Zhiyan berdiri, dan melihat ke arah ibu Xiaotu dan menundukkan kepala seperti orang berpamitan lalu dengan segera naik ke lantai atas menuju kamarnya.

Sesampainya di depan pintu, dia menghentikan langkahnya dan tidak melanjutkan masuk ke dalam kamar. 

Matanya tertuju pada daun pintu yang ada di depannya, lalu mengambil napas dalam-dalam, jantungnya berdegup sangat kencang, seperti ada kuda yang berlari di dalam jantungnya.

Mungkin ini pertama kalinya Cheng Zhiyan tidak tahu harus bagaimana menghadapi Xiaotu.

Dia berdiri di depan pintu dan setelah cukup lama terdiam, akhirnya dia mendorong pintu.

Kamarnya, masih tenang seperti sebelumnya.

Lampu di meja sebelah tempat tidur masih menyala remang-remang. Di pojok kasur besar yang berada di tengah-tengah ruangan terlihat punggung anak kecil yang seperti sedang tidur dengan lelap.

Cheng Zhiyan menghela nafas.

Dia berjalan perlahan menuju samping kasur, tangannya mulai mengelus-elus rambut halus Xiaotu, namun tak lama kemudian dia berhenti.

Telapak tangannya merasakan sesuatu yang basah dan dingin, sangat berlawanan dengan malam musim panas yang panas seperti ini.

"Xiaotu." Jantung Cheng Zhiyan tak bisa berhenti berdegup kencang, dia meraih tubuh Xiaotu dan membalikkan badannya, melihat air mata membasahi wajah mungil Xiaotu.

"Huhuhu...Kakak Jus Jeruk.." Xiaotu masih menangis cukup lama, di saat seperti ini Cheng Zhiyan tidak bisa menahannya lagi, Xiaotu tenggelam ke dalam pelukan Cheng Zhiyan, dan menangis lebih keras, "Ayahku tidak akan kembali lagi, dia bilang akan mengantarku sekolah, menemaniku lomba olahraga, ayah bohong kepadaku… huhuhu…"

Cheng Zhiyan memeluk erat-erat tubuh Xiaotu, merasakan tubuh kecil Xiaotu tak berhenti bergetar, butiran air matanya terus membasahi baju di dadanya, bagaikan tetes embun di rumput. Hal itu membuat Cheng Zhiiyan tak bisa lagi menahan rasa sakit di dalam hatinya.

avataravatar
Next chapter