webnovel

Aku Akan Selalu Mencintaimu

" Saya mencintai kamu Rik, sangat sangat mencintai kamu. saya sayang banget sama kamu. Jadi saya mohon jangan ngomong gitu lagi. Saya mohon " Lirih pak Dimas mengungkapkan perasaanya sambil menahan tangisan, sang air mata yang sudah menggenang di kelopak mata pak Dimas. " Iya pak, saya juga mencintai seorang Dimas Renandra yang sekaligus guru saya dan calon suami saya " Rika juga mengungkapkan perasaannya sambil membalas kuat pelukan dari pak Dimas. Mau tau lebih lanjut ceritanya.. yuk baca..jangan sampai ketinggalan :D

Um4yIsk4 · Teen
Not enough ratings
9 Chs

Sial?

Di pagi hari, matahari sudah menghantam wajah manisku yang sedang tertidur. Dan dengan sangat mengganggu "triririinggg.." bunyi alarm menghantam telinga ku. Dengan gelisahnya aku mengambil alarm dan melihat "Apa!! Sudah jam 7!! Kenapa kakak tidak membangunkankuuu!!" Teriak Rika.

"Kakak sudah membangunkanmu sayang, tapi kau terlihat seperti hewan yang sudah mati dan tidak mau membuka mata" balas Ali, kakaknya Rika.

...

Namaku Rika Risnani, aku sudah kelas x. Dan pertama ini, aku sudah mau telat masuk sekolah karena kesiangan, dan karena tidak di bangunkan oleh kakakku. "Hei aku dengar itu!!" ucap Ali.

Hahahhaha.. senang sekali menjahili kakak sendiri. Oh ia lanjut tentang diriku, aku bersekolah di SMA First Jaya, dan kau tau aku di paksa kakakku untuk bersekolah di sini. Huhhh!! Sangat menyebalkan.

...

"Kakak, aku berangkat ke sekolah dulu yaa.."

"Hei, kau tidak sarapan?"

"Tidak kak, aku sudah telat. Aku sarapan dikantin saja, dadahh kakkk.."

"Haiiihhh dasar anak ini, ya sudah hati-hati di jalann.."

"Iya kakkk..."

Ini lahh ceritaku dimulai..

...

Aku berlari tergesa-gesa menuju sekolah, dan jika kau berpikir kenapa aku tidak naik bis? Karena jarak rumah dan sekolahku lumayan dekat, jika aku berlari dengan kencang..

Dan tiba-tiba aku terjatuh karena tersandung batu, lututku mencium jalan trotoar yang sangat kasar, dan bodohnya,

" Auuuu.. sakiiitt.. huhhhh.. siapa sih yang narok batu di tengah trotoar kayak gini, ehh batu kamu nggak nengok apa ada orang yang lari kayak gini, gak bisa minggir yaaa?!! Duuhh sakit banget lututkuuu.."

" Tau' ah, lari aja lagi, kalo gerbang udah tutup bisa bahaya nih,,baru pertama sekolah aja udah telat kayak gini,,huuhh"

Rika lari dengan kaki agak terpincang-pincang, setelah sampai di depan gerbang sekolah, dan ternyata...

"Gerbangnya mau di tutuuppp!!.."

Dengan tergesa-gesa Rika berusaha untuk cepet masuk ke sekolah, dan untungnya dia masuk ke sekolah pas gerbangnya di tutup.

"Syukur-syukur, untuk gerbangnya hampir aja ditutup, langsung cari kelas aahh.." ucap Rika sambil mengelus dada.

Dan entah mengapa, dia lupa masalah kakinya yang terjatuh tadi. Apa karena dia berhasil masuk sekolah tanpa telat? Hemm mungkinn iyaaa..

Ketika berjalan dikoridor sekolah, dia menabrak pintu kaca yang sangat bersih dan putih itu, sangking bersihnya hampir tidak terlihat seperti kaca. Rika membuat kaca itu kotor dengan timbul bercak wajahnya yang menempel di pintu kaca.

"Aduhh mukakuu..sakiitt.. kenapa sih kok hari ini aku sial bangettt..cckkk" ucap kzl Rika

Rika terus mengusap wajahnya, tidak lupa juga dia mengusap pintu kaca itu hingga bercak rupa wajahnya menghilang.

...

Setelah sampai di depan mading sekolah Rika melihat-lihat dimana letak namanya berada. Dan namanya menempatkan di nomor urut 10, yang tertuju kekelas IPA 1.

"Kenapa aku masuk ke kelas IPA 1, padahal otakku di bawah rata-rata. Hmmm.... biarlah yang penting dapat kelas."

...

Ketika sedang berjalan dikoridor kelas, aku bingung kelas IPA 1 dimana. Terus ku telusuri koridor itu, belum beberapa menit aku mencari, aku melihat guru yang ingin melalui jalan yang sama denganku. Tanpa basa-basi kuhampiri guru itu...dan bertanya.

"Permisi pak, saya ingin bertanya, kelas IPA 1 dimana ya, pak?" Tanyaku dengan sopan.

Apa aku yang salah lihat atau memang wajah pak guru itu tampak kaget melihatku. Hmmm... mungkin saja hanya perasaanku,

"Permisi pak, kelas IPA 1 dimana ya, pak?" Tanyaku sekali lagi.

Wajah kagetnya tiba-tiba buyar seketika, dan melihatku dengan penuh-penuh memperhatikan.

"Ohh ia nak, kelas IPA 1 ada di lorong paling ujung, di sana dekat tangga " jawab pak guru dengan penuh keraguan.

" Ooo.. di situ, trimakasih ya pak, saya permisi dulu" ucap Rika

"Ehh.. tunggu.." panggil pak guru itu kepadaku dengan cepat.

"Iya pak, ada apa?" Tanya ku

"Mmmm..tidak ada" ucap pak guru itu dengan nada ragu

"Baik, permisi pak" ucap ku dengan wajah bertanya-tanya dan bingung.

Ketika sedang berjalan menuju kelas IPA 1, aku merasa pak guru itu masih berada di koridor itu, dengan penasarannya aku berbalik dan melihat ternyata pak guru itu masih ada disitu dengan terus-menerus melihatku, dengan sigap, ku berbalik dan cepat-cepat menuju kelas IPA 1.

"Greekkk...."

Kubuka pintu kelas itu dengan nafas terengah-engah, seperti dikejar dengan anjing yang kelaparan.

Tanpa berpikir lagi, aku menuju meja yang paling belakang dan duduk disitu.

"Ouuhh..yeah.. duduk disini memang yang paling enak dan nyaman, paling cocok untukku tidur"

Sekitar 15 menit Rika duduk, kelas IPA 1 sudah dipenuhi oleh murid-murid baru, termasuk dia.

"Krriiiiiiiinngggg..."

Bel masuk berbunyi.

Ruang kelas itu sangat berisik karena banyak yang memperkenalkan diri mereka, dan mencari kawan bangku yang menurut mereka sudah kenal akrab dengan yang lain.

Apalah nasib dayaku, di antara semua anak murid yang lain, sama sekali aku tidak memiliki kawan lama, kawan-kawan ku semua pergi kemasa depan mereka, ada yang menjadi pilot, polisi, pramugari, masih banyak lagi deh. Dan aku...hanya masuk ke sekolah ini yang sudah ditentukan oleh kakakku.

Beberapa menit kemudian...

"Hai..." Seorang anak laki-laki yang, mmm.. lumayan tampan menyapaku.

"Hai.." sapaku kepada laki-laki itu.

"Apa aku boleh duduk disini?" Tanya laki-laki itu. " Yaa.. silakan"

"Perkenalkan namaku Indra, kamu?"

"Oh..yaa namaku Rika"

Belum terlalu lama obrolan mereka berdua, keheningan pun menghampiri kami.

"Greekk.."

Pintu kelaspun terbuka, dan muncul lah seorang guru yang membuat Rika kaget seketika.

"Kenapa pak guru itu bisa masuk ke kelas iniii..., Eh yaampuun aku lupa, dia kan guru. Nggak aneh dong kalo dia masuk ke kelas ini, iiiiihhh bodohh bangett sihh akuu iniii...." Ucap Rika dalam hati.

Pak guru itu berjalan menuju meja guru yang berada didekat papan tulis, dan berdiri disampingnya. Entah kenapa perasaanku saja, atau pak guru itu liatin kearah aku terus, mungkin aku terlalu berlebihan memikirkan hal aneh, bisa saja pak guru itu, melihat kearahku, karna area aku duduk,bukan aku saja yang disini, masih ada yang disamping kanan, kiri, depan, dan belakangku.

Selang beberapa detik kemudian..

" Halo semuanya, selamat pagi" sapa pak guru itu kepada kami.

" Halo pak, selamat pagi.." ucap kami serentak menyapa pak guru itu.

"Perkenalkan nama bapak dimas Renandra, kalian bisa memanggil bapak, pak Dimas. Saya disini termasuk guru baru, saya mengajar disekolah ini sudah hampir setahun. Kalian santai saja sama bapak, karna jika di posisi umur, umur kita hanya beda 4 tahun, jadi jangan terlalu kaku jika berhadapan dengan saya. Oke siapa yang mau bertanya?"

"Saya pak.." salah satu murid tunjuk tangan, dan ingin melontarkan pertanyaannya.

"Iya silahkan, nak" ucap pak Dimas

"Bapak mengajar pelajaran apa" tanya murid itu kepada pak Dimas.

"Pertanyaan yang bagus, karna di sekolah ini banyak guru yang mengajarkan hanya pelajaran kelas 11 dan 12. Jadi dikelas 10, guru yang mengajarkan semua mapel hanyalah guru-guru yang terpilih, dan setiap 1 guru hanya masuk ke 1 kelas, dan bapaklah termasuk guru yang terpilih itu, bapak yang akan mengajarkan semua mapel kepada kalian kelas IPA 1, dan jangan lupa bapak juga sekaligus wali kelas kalian, dan bapak mohon semoga kalian tidak bosan terus menerus melihat bapak setiap hari datang kekelas ini."

"Tentu tidak pak, bapak terlalu tampan untuk menjadi wali kelas kami.. kyaa.." serbu teriakan anak-anak perempuan kepada pak Dimas, kecuali aku. Ingat garis bawahi kecuali aku.

"Kalian ini bisa saja" ucap pak Dimas.

"Oke, tidak perlu berlama-lama lagi, sebaiknya kita atur posisi tempat duduk kalian, bapak ingin tempat duduk kalian sesuai dengan nomor yang ada dimading. Kalian mengerti?"

"Mengerti pakk..." Ucap serentak anak murid IPA 1

"Kalau begitu, sekarang laksanakan" perintah pak Dimas.

Setelah perpindahan tempat duduk sesuai yang ada dimading. Aku kaget, ternyata walaupun aku duduk dibarisan nomor 2 dari depan bagian tengah, aku tetap semeja dengan Indra.

Uuuuuuhhh enaknya duduk dengan cowok tampan. Ucapku dalam hati.

"Indra, kok kamu bisa duduk sebelahan sama aku, padahalkan awal nama huruf kamu ' I ' ?"

"Hahahhahaha..." Indra pun tertawa.

"Kok ketawa sih, emang ada yang lucu ya?" Tanyaku bingung.

"Aduhhh maaf, aku jadi ketawa ya?"

"Hahaaha nggak papa kok, mungkin pertanyaan ku yang salah, makanya kamu ketawa" Jawabku sambil nyengir.

"Aduhh sorry ya, aku bukannya ngetawain pertanyaan kamu yang tadi, cuma yang kamu tanyain itu yang bikin aku ngetawain diri sendiri, bodohnya, aku lupa ngenalin diri pakek nama lengkap ke kamu, maaf yaaa?" Ucap jelas Indra.

"Oohh gak papa kali, aku kirain kamu ngetawain apa, heheheh" Jawab aku lega.

"Okeyy, kita ulangin perkenalan kita" ucap Indra sambil menjabat tanganku.

"Hai, namaku Rhadika Indra, biasa di panggil Indra"

"Hai juga, namaku Rika Risnani, biasa di panggil Rika"

"Salam kenal yaa" ucap Indra.

"Salam kenal juga" jawabku.