webnovel

Aku Akan Selalu Mencintaimu

" Saya mencintai kamu Rik, sangat sangat mencintai kamu. saya sayang banget sama kamu. Jadi saya mohon jangan ngomong gitu lagi. Saya mohon " Lirih pak Dimas mengungkapkan perasaanya sambil menahan tangisan, sang air mata yang sudah menggenang di kelopak mata pak Dimas. " Iya pak, saya juga mencintai seorang Dimas Renandra yang sekaligus guru saya dan calon suami saya " Rika juga mengungkapkan perasaannya sambil membalas kuat pelukan dari pak Dimas. Mau tau lebih lanjut ceritanya.. yuk baca..jangan sampai ketinggalan :D

Um4yIsk4 · Teen
Not enough ratings
9 Chs

Apa Maksudnya?!

...

     Beberapa menit kemudian, pak Dimas memanggil namaku dan menyuruhku mengikutinya kekantor. Seketika aku keringat dingin, apa aku ada salah? Apa karna aku mengobrol terus dengan Indra? Tapi kan bukan hanya aku aja yang mengobrol dengan kawan semeja, banyak yang lebih bising dari pada aku, kenapa aku yang harus dipanggil kekantor? Aduuhhh Rika... Pikir positif, siapa tau pak Dimas mau minta tolong dibawakan buku dari kantor atau semacamnya.

Sesampai di kantor, ketika aku masuk, ternyata ruangan itu hanya khusus untuk 1 guru tiap ruang.

  Ketika aku sudah duduk dikursi, pak Dimas masuk keruangnya dan langsung mengunci pintu itu, dan menyimpan kunci itu disaku celananya. Disitu pikiranku buyar entah kenapa.

Keringat dingin yang tadi mulai reda kembali memenuhi tubuhku.

"Pak, kenapa pintunya dikunci?" Tanyaku penuh dengan kewaspadaan.

"Kenapa harus kamu.." ucap pak Dimas.

"M-mmaksud bapak apa? Saya nggak ngerti?"

"Ini begitu sulit" ucap pak Dimas, sambil berjalan menuju ke arahku. Pak Dimas terus berjalan kearahku hingga jarak kami tinggal beberapa senti. Ketika aku menyadarinya, perlahan-lahan aku berjalan mundur supaya jarakku dengan pak Dimas tidak sedekat tadi, ketika ingin mundur, pak Dimas langsung menarik tanganku dan menangkap tubuhku kepelukannya.

  Saat itu aku kaget, jantungku sampai berhenti seketika, dan mulai berdegup dengan kencang, hingga aku tidak tau lagi harus bagaimana.

"B-bbapakkk, kenapa memeluk saya? Tt-tolong pak, lepaskan pelukan ini.." ucapku dengan suara bergetar. Sambil menggerakkan diri supaya lepas dari pelukan itu.

"Aku mohon, jangan bergerak. Tetaplah seperti ini dulu, aku ingin memelukmu" jawab pak Dimas, sambil mengeratkan pelukannya.

   "Bagaimana kalau ada yang lihat pak, saya tidak mau ada kesalahpahaman, dan saya malah mendapatkan poin karna ini, saya murid baru disini, saya tidak mau mencari masalah"

"Siapa yang ingin melihat? Pintu sudah saya kunci, kamu jangan mengelak lagi, dan jangan memberontak untuk berusaha lepas dari pelukan saya. Jika kamu terus berusaha, saya akan melakukan hal lain yang lebih dari pelukan ini, kamu mengerti?"

"Kenapa bapak ngelakuin ini? Tolong jelaskan.." tanyaku dengan tidak sabar.

"Kamu saya hukum karena kamu menjadi murid saya, dan bersekolah disini"

  "Apa salah saya, kenapa saya dihukum karena menjadi murid bapak, dan bersekolah disini?"

Pak Dimas pun melepas pelukannya. Dan menarok dahinya di bahuku.

"Huufff.. Kamu akan tau, ketika dirumahmu nanti"

  "M-maksud bapak?"

"Kamu akan tau jawabannya, ketika dirumahmu nanti"

  Setelah itu, pak Dimas berjalan ke arah pintu dan membuka pintu itu menggunakan kunci yang diletakkannya disaku celananya.

Cklekk..

  "Kamu boleh kembali kekelas, saya akan menyusul nanti" ucap pak Dimas sambil membuka pintu.

"T-trimakasih pak" jawabku, dan langsung berlari kekelas secepat kilat.

...

Ketika sesampaiku dikelas, aku kembali dalam keadaan terengah-engah, seperti habis dikejar-kejar oleh guguk saja. Kemudian aku kembali duduk kekursi dengan pikiran entah kemana perginya. Yang dipikiran ku hanya sewaktu diruangan pak Dimas yang penuh dengan ketegangan tak karuan itu.

"Kaa, kamu kenapa?" tanya seseorang disampingku.

Seketika lamunan ku buyar ketika ada yang memanggil namaku. Ternyata itu Indra, teman yang sah menjadi kawan mengobrol yang akan selalu duduk di sampingku.

  "Ehh Indra, aku nggak papa kok" jawabku sambil nyengir.

"Gak papa gimana, kamu aja datang kesini sambil ngos-ngosan gitu, gimana yang gak papa"

"Ehhh tunggu dulu. Kamu kan tadi ikut pak Dimas keruangannya kan? kok nyampek sini dah ngos-ngosan gini sih? Kamu habis diapain sama pak Dimas hah?" lanjut Indra.

Pletakk

Pukulan Rika berhasil mengenai kepala Indra.

  "Aduh...sakit tau Rika.....kok malah dipukul sihh?"

"K-kamu sih ngomongnya ngawur, udah jelas-jelas aku nggak papa, malah dituduh p-pak Dimas ngapa-ngapain" Jawab Rika terbata-bata sambil menahan pipinya yang memerah.

"Kenapa muka kamu merah gitu?"

    "I-itu.. karna aku kan tadi abis lari-lari dari kantor kekelas"

"Ngapain lari-lari segalak, kan bisa jalan biasa aja, ngapain harus lari?" Tanya lagi Indra, penasaran apa yang akan dijawab Rika.

"Ituu..aku lagi pengen lari aja, abisnya udah lama gak lari, jadi kepengen aja, hehehe" Jawab Rika sambil tertawa kecil, supaya Indra gak makin penasaran sama aku. Kenapa juga sih pak Dimas pakek acara meluk-meluk segala. Terus apa maksud pak Dimas, aku akan tau jawabannya ketika sampai  rumah nanti? Sepertinya ada sesuatu yang aku nggak tau deh, hemm...

"Aisssshh kok aku jadi mikirin itu sih, enggak-enggak, Rika kamu harus bisa ngelupain kejadian tadi, anggap itu hanya mimpi sekilas dan nggak akan pernah terjadi, dan jangan ngawur apa yang tadi dikatakan pak Dimas." Kata ku dalam hati sambil mengacak-ngacak rambut.

"Kamu kenapa sih kaa?" Tanya Indra, aneh melihatku bergumam lalu tiba-tiba mengacak-ngacak rambutku dengan penuh frustasi.

"Hehehe ngg...nggak papa kok, kepalaku tadi gatel, kayaknya dikepalaku banyak ketombe, jadi gatel" Jawabku sambil nyengir.

   "Iiiihhh jorok deh kamu, nggak usah deket-deket ahh,, nanti ketombenya nyasar ke rambut aku lagi" Ucap Indra sambil menggerakkan badannya agar menjauh dari Rika.

"Iiiisss gak usah gitu juga kali, kalo nggak mau deket-deket aku, ya udah cari aja tempat duduk yang lain, nggak usah duduk di samping aku" Jawab Rika sambil melipat tangannya didada dan mengembungkan pipinya yang cabi itu. biasanya sih tingkah seperti itu, berarti ceritanya Rika lagi ngambek.

  "Eehh kok ngambek sih, nggak loh aku cuma bercanda tadi, jangan diambil serius yaa?"

"Kalo mau serius juga gak papa"

   "Yah ngambekkan, jangan ngambek ya? nanti aku traktir minuman yang lagi tren-tren ini, gimana? mau nggak? lumayan loh aku yang bayarin" Tanya Indra sambil menggoda Rika dengan sebuah minuman.

Dan ternyata, Rika menerima tawaran itu, kenapa dia menerima tawaran itu?

karena yang ditawarkan Indra termasuk kedalam minuman kesukaan Rika yaitu Bubble drink yang lagi tren-trennya saat ini, minuman yang paling enak dan paling mahal, dan lebih intinya lagi.... Rika gak perlu lagi ngeluarin duit, karena Indra akan mentraktirkannya sebuah minuman yang betul-betul membuat hidup Rika terasa damai, sejuk, dan tentram.

  "Aku mau..." Jawab Rika bersemangat.

"Nahh.. gitu dong, nengok kamu seneng aku juga seneng deh,hehehehe.." Tawa Indra sambil mengacak-ngacak rambut Rika yang sudah berantakan dan makin berantakan karna diacak Indra.

"Dduhhh rambutku makin berantakan deh"

"Hahaha nggak papa, kamu lucu dengan rambut berantakan gitu"

   "Iiisss, udah deh pokoknya pulang sekolah nanti, kita langsung pergi beli bubble yaaa?"

"Iyaiya, kita beli pas pulang sekolah nanti"

"Yeeeeiiyy" Teriak aku bersemangat.

....

Tririringgg..

Bel sekolah akhirnya berbunyi.

"Yesss kita beli bubble, ayo cepet dra kita beli bubble.."

  "hahaha kamu ini, memang gak sabaran yah"

"Iiiiihh ayo cepet..."

"Iyaiya, ayo kita pergi"

"Ayookk"

  Ketika mereka sudah sampai dan sudah membeli bubble itu, mereka duduk-duduk dulu ditaman deket penjual yang menjual bubble tadi.

"Mmmm..enak banget bubble rasa susu dancow" Seru Rika.

  "Ini juga enak kok, bubble vanila latte campur keju oreo" Ucap Indra tak mau kalah.

"hahaha semua minuman bubble memang enak dan lezat" Lanjut Rika mengadilkan semua minuman.

   Ketika mereka sedang asik minum bubble drink, Rika melihat jam yang ada dipergelangan tangannya.

"Aduhh udah jam segini, aku pulang dulu ya dra, makasih traktiran bubblenya, dadahhhhh" Ucap Rika Berjalan cepat sambil melambai ke Indra.

   "Eeehh iyaa, sama-sama, hati-hati dijalan kaa" Jawab Indra sambil menjawab lambaian Rika.

....

"Aduhh gimana nih, pasti kakak nyariin aku, eeh tapi bilang aja apa adanya, aku diajak kawanku traktir bubble, udah.. nggak susah kok" Ucap Rika dalam hati menenangkan diri. Tapi di benaknya masih ada rasa jantungan kalau-kalau kakaknya memarahinya dan tidak terima dengan satu alasan pun.

  Ketika hampir mendekati area rumah Rika, dia melihat ada 2 mobil yang terparkir dihalaman rumah Rika. Mobil dengan warna hitam pekat memang jelas itu mobil kakaknya. tapi yang satu lagi, Rika nggak tau itu mobil siapa.

"Kayaknya kakak lagi kedatangan tamu" Ucap Rika.

"Assalamualaikum kak"

"Wa'alaikum salam" Jawab kak Ali sekaligus tamunya.

  "Hah? pak guru? kenapa ada disini?" Tanya ku dengan kaget melihat keberadaan pak guru dirumahnya. ya tentunya pak Dimas, siapa lagi.

  "Rika, kamu duduk dulu" Ucap kak Ali.

Aku menurut untuk duduk di sofa. walau hatiku agak karuan dengan kedatangan pak Dimas ke rumahnya.

"Rika, mungkin ini waktu yang paling tepat kakak bicarain ini ke kamu"

"maksud kakak?" Tanyaku bingung.

"Dengan kedatangan Dimas disini, kakak ingin menjelaskan ini ke kamu, bahwa kamu dengan Dimas, kalian akan bertunangan dan akan menikah dalam waktu beberapa minggu ini."

  "APAA??" Jawabku tak percaya dengan kata-kata yang dikeluarkan kak Ali.

"Kk-kakak bercanda kan, maksud kakak apa ngomong kayk gitu?" Tanyaku untuk memastikan kalo ucapan kak ali hanya sekadar candaan.

  "Kakak enggak bercanda Rika, ngapain kakak bercanda tentang hal ini...Maafin kakak kalau selama ini kakak nggak bertanya sama kamu dulu, ini demi kebaikan kamu sayang"

"Demi kebaikan aku? Maksud kakak apa? Kakkk... aku masih sekolah, dan aku juga baru masuk kelas 10, dan kenapa pulak kakak tiba-tiba bilang akan menikahkan aku dengan pak Dimas?" Jawabku takmau kalah dengan ucapan kak Ali.

    "Makanya itu, dengerin dulu penjelasan kakak, Rik?"

"Oke, jelasin sekarang"

   "Kakak ingin menikahkan kamu, karna kakak takut jika kakak sudah sibuk dengan dunia kakak, kamu bakalan lebih sering sendiri dirumah, kakak takut kamu kenapa-napa karna nggak ada yang jagain kamu, makanya beberapa bulan yang lalu kakak sepakat ingin menikahkan kamu dengan pilihan kakak, yaitu Dimas yang akan menjadi suamimu kelak Rika.." Jelas kak Ali.

  "Kenapa kakak nggak kasih tau Rika soal pernikahan ini dari awal"

"Karna kakak yakin kamu tidak akan menerima itu,  makanya kakak bilang ini kekamu, ketika waktu yang tepat"

  "Apa ini yang dimaksud pak Dimas diruang kantor tadi?" Ucap Rika dalam hati.