webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Not enough ratings
194 Chs

Part 78 - Aksa Tak Sadarkan Diri?

"Pergi!! Cepat enyah kau dari sini!!" pekik Aksa.

"Haha... tenang, Tuan Aksa. Saya hanya coba membantu Tuan. Pikirkanlah. Ini semua gak mudah. Apa kata orang lain nanti tentang Anda?"

"Saya masih berbaik hati menawarkan kedua kalinya lo."

"Kalau ndak... aku akan segera mendapatkan yang kau punya." Kelana berbicara sambil meringis. Menahan sakit di wajahnya.

Napasnya tersengal. Darah keluar dari mulutnya. Dengan tergopoh, ia mencoba bangun dari kesakitannya. Sesekali dahinya mengernyit menahan sakitnya.

"Cepat pergi!! Enyahlah biadab!!"

"Haha... baik, Tuan Aksa. Tunggu kedatangan saya kapan saja. Sampaikan salam saya dengan Tuan Putri. Nona Nurul Hayya." Ucap Kelana seperti seorang psikopat.

Plaaak!!

Sebuah pukulan mengenal kembali kepala laki-laki itu. Lagi, ia tak membalasnya.

"Sudah kubilang, jangan kurang ajar! Pergi atau..."

"Atau apa? Hah? Mau panggilkan polisi? Silakan. Hahaha!"

"Apa maumu brengsek!!" Pekik Aksa kian tak tertahankan lagi amarahnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com