webnovel
#ROMANCE

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Teen
Not enough ratings
194 Chs
#ROMANCE

Part 116 - Kisah Sebuah Nama (POV Ayya)

Dalam sebuah cermin besar, Ayya melihat cerita itu terputar di depannya. "Aku dimana lagi, sekarang? Dan siapa mereka?"

"Kamu berada di hutan mimpi, gadis manis." Ucap cermin itu.

"Siapa kamu? Kamu bisa bicara?" Ayya terkaget melihat cermin itu mengeluarkan suara.

"Jangan kaget. Lihat, dengar, dan rasakanlah kisah dalam cerminku ini. Ini akan jadi hal yang kamu butuhkan ke depan."

Dengan perasaannya yang tak menentu, Ayya tak punya pilihan. Ia pun menuruti suara itu.

Cermin itu bersuara seperti pendongeng yang menuturkan ceritanya. Bukan hal buruk, tapi Ayya masih takut dan cemas.

***

"L-I-L-Y N-A-T-A-L-I-E. Aku benci nama itu!!" Gadis tinggi itu mengeja namanya sendiri. Sesaat kemudian wajahnya merah. Bukan memerah malu. Melainkan nampak begitu kesal. Sangat marah mendengar ejaan namanya sendiri.

"Kenapa Ayah dan Ibu menamaiku itu? Aku benci!!"

"Kenapa harus pakai nama bunga?"

"Lily? Apa indahnya bunga Lily? Aku benci! Aku benci bunga Lily!!"