webnovel

Takut

Chelsea segera menanyakan apa yang sedang terjadi pada kakaknya itu, ia pun menceritakan semuanya. " Chelsea, kamu kenapa nangis?" tanya kak Angga. " Kak, Chelsea gak tau kenapa kayak khawatir kalo kak Amel malah bersama kak Alex. Seandainya itu terjadi, Chelsea kasihan dengan kak Amel pasti bakal disiksa bukannya diberi kasih sayang dan kakak tau sendiri kan kalo kak Alex itu pemabuk dan suka perkosa wanita. Gak bisa dibayangkan kehidupannya nanti," jelas Chelsea terisak-isak dalam tangisannya.

Sempat memikirkan soal tadi, tapi bagaimanapun itu gw posisinya sudah berada di kampus dan gw harus kembali fokus pada pelajaran serta masa depan gw yang akan datang. " Bismillah, gw pasti bisa." Kalimat itu tak pernah lupa dan selalu ada dalam pikiran maupun hati sebagai kalimat penyemangat gw saat menjalani hari. Sementara itu, kak Alex kabur dan bersembunyi di sebuah kos, " fuck... sial! liat aja nanti gw pasti bakal dapetin lu, AMELIA PUTRI..." Sesampainya di rumah, kak Angga masuk kedalam dengan penuh kecemasan sampai ditanya oleh ayahnya bahkan ia tidak berkata sama sekali dan hanya terus berjalan, " Chelsea, kakak kamu kenapa?" tanya pak Hasan pada anak bungsunya itu.

Akhirnya, ia menceritakan apa yang dilihatnya dari mobil soal keributan yang baru saja terjadi. " Ya Allah... Mau sampe kapan Alex terus mengganggu Amel..." Keluh kesah itu terucap dari mulut pak Hasan. Sebab itulah saat melakukan meeting lewat zoom, kak Angga sempat ditegur oleh anggota gara-gara selalu melamun dan tidak fokus, " pak, apa ada masalah dengan anda?" tanya salah satu anggotanya dan tidak bisa lepas dari memikirkan Amel di kampus, makanya itu meeting tersebut hanya berjalan dalam waktu singkat saja. Kak Angga pun pergi berwudhu dan melaksanakan sholat Dhuha sekaligus ingin menenangkan hatinya dari semua kegelisahannya yang sedang ia rasakan. "Assalamu'alaikum.... pak, saya ingin melaporkan kalau buronan yang anda cari bernama Alexander itu sempat membuat keributan di kampus dekat dengan rumah sakit milik hoca fahri," lapor dari kak Angga pada kantor polisi agar bisa segera ditangkap dan meminta kepada pihak yang berwajib tuk memperketat dalam memantau kak Alex.

" Angga... " Panggilan sang ayah menepuk pundaknya dan duduk di sebelahnya," iya, ayah ada apa kemari?" tanya kak Angga mematikan handphonenya dan meletakkannya di atas kasur. " Gimana? apa kamu sudah melakukan tindakan?" tanya sang ayah. " sudah, yah. Angga sudah melaporkan kembali soal itu pada polisi dan mereka akan segera menyusul ke kampusnya Amel, ayah pasti tau hal ini dari Chelsea kan?" tanya kak Angga mengatakan dengan suara yang rendah agar tidak ada satu orang pun yang mendengarnya termasuk adiknya, Chelsea. " Ayah, Angga mohon banget sama ayah untuk tidak cerita sama Chelsea soal ini karena Angga gak mau Chelsea jadi tidak fokus pada belajarnya nanti," lanjut kak Angga, ayahnya pun mengerti apa yang sedang dihadapinya begitulah dan ditambah ia hanya punya pak Hasan yang bisa menguatkan dirinya dalam menghadapi segala macam Maslah yang menimpa di keluarganya. " aduh, sebentar ya soalnya ada pekerjaan yang harus ayah selesaikan," ucap pak Hasan sebelum meninggalkan kak Angga sendirian di kamarnya itu. Belum lama pak Hasan keluar, kak Angga teringat untuk menjemput gw karena jam sudah menunjukkan pukul 10.15," Astaghfirullah, saya harus jemput Amel. Semoga kak Alex sudah berada di penjara." Hanya membawa hp dan keluar dari rumah secepatnya pergi ke kampus agar tidak ada hal yang buruk terjadi nantinya.

" Kak Angga mana ya? kok belum Dateng juga... Apa lagi ada kemacetan kali ya..." Akhirnya, gw memutuskan untuk ke cafe membeli sesuatu disana. Kebetulan juga disana sepi karena semuanya sudah pulang dan hanya gw saja yang belum pulang. Menikmati makanan dan minuman sambil mendengarkan lagu favorit sangatlah menenangkan hati, " kok belum pulang?" tanya salah satu pelayan cafe itu sedang merapihkan meja. " Iya, lagi nungguin orang yang jemput. " Kami pun saling mengobrol dan rasanya seperti nyaman dengan orang-orang sekitar sini, baik penduduk asli maupun bukan seperti gw. " Yaudah, saya tinggal sebentar ya soalnya mau nyuci piring dulu, " ujar pelayan itu hendak ke belakang. " oh ya, ini Bu uangnya. Takutnya jemputan dah Dateng dan gak sempet bayar nantinya." Ia pun menerima uangnya dan pergi. Seperti ada yang mengelus-elus punggung gw dan masih saja fokus dengan menu yang ada di meja, " akhirnya gw masih bisa ketemu sama lu," gw pun menengok ke asal suara itu dan ia tidak lain kak Alex. Tanpa basa basi, gw segera meninggalkan cafe itu tanpa mengacuhkannya. " Loh, Amel dikejar sama siapa?" kak Angga yang baru saja sampai depan kampus segera menyusul gw dan gw bersembunyi di balik badan kak Angga. " Kak, gw dikejar kak Alex. Ayo kita pulang!" Ucap gw sangat ketakutan dan segera masuk ke dalam mobil dan pergi dari situ. Untungnya, polisi sempat datang dan menangkap kak Alex agar dibawa ke penjara selepas ia kabur dari penjara. " Makasih ya, kak. Untung kakak datang tepat waktu," ucap gw pada kak Angga menatapnya sambil tersenyum. Kak Angga membalas senyuman itu dengan senyuman kecil dan ia tampak lesu seperti sedang sakit, " kakak kenapa? kakak sakit ya?" tanya gw dengan cemas dan ia menjawabnya hanya menggelengkan kepalanya dan terdiam.

Sesampainya di rumah, kak Angga justru langsung ke kamarnya di lantai atas tanpa berkata apapun pada gw tidak seperti biasanya. " Kak Angga kenapa ya? apa dia marah sama gw ya?" tanya gw dalam hati terus memikirkan wajah kak Angga yang begitu lesu saat terakhir gw melihatnya, " Chelsea, kakak lu kenapa? sakit ya?" tanya gw. " Kayaknya sih, kak. Tadi juga mukanya kelihatan pucat pas gw lagi di lantai atas," jawab Chelsea. Gw pergi ke dapur membuatkan teh hangat serta bubur khusus untuk kak Angga karena mungkin saja ia belum makan sejak pagi sampai sekarang. " Kak, itu buat siapa? oh, gw tahu pasti itu buat kak Angga kan?" tanya Chelsea sudah tahu akan hal itu. " iya, tolong kasih ke kamarnya ya." Bukannya menerima malah Chelsea kembali memberikan bubur dan teh pada gw, menyarankan untuk gw yang memberikan sendiri pada kak Angga. " Eits, harusnya itu kakak yang bawa terus kasih buat kak Angga... kan calon..." Ledek Chelsea," heh, lu itu ya.. yaudah deh... gw yang kasih ini. " Lalu, gw segera mengantarkannya ke kamar kak Angga.