webnovel

Mungkinkah dia...

Tok...Tok...

" kak Amel..." Chelsea membuka pintu dan masuk ke dalam, sedangkan gw sedang memeriksa barang bawaan dan sudah dalam keadaan bersih serta wangi dan sudah mengenakan hijab tentunya. " Iya, kenapa?" tanya gw sedang berdiri di depan cermin merapihkan hijab, " ayo berangkat. Udah ditungguin sama kak Angga," ucap Chelsea menarik tangan gw agar cepat keluar dari kamar. Semuanya sudah lengkap, tapi... " Chelsea, emangnya kak Angga gak keberatan? " tanya gw membisikkan kalimat itu pada Chelsea dan ia menjawabnya dengan bicara langsung di hadapan kak Angga, " tuh, tanya sama orangnya langsung." Mata ini pun menatap kedua matanya dan ia tersenyum atas tatapan tersebut, " tenang aja, kamu sama sekali tidak merepotkan saya kok. Justru saya seneng banget bisa antar kamu ke kampus dan nanti saya yang jemput kamu ya," jelas kak Angga secara singkat. " Makasih ya, kak. Kalo soal pulangnya biar gw pulang lewat taksi aja kak." Tiba-tiba, Chelsea mencubit gw dari belakang dan gw berusaha menahan rasa sakitnya itu. " Udah, kamu tunggu aja depan kampus dan nanti secepatnya saya jemput kamu. Dah, ayo berangkat! ntar keburu telat lagi." Gw berangkat tidak hanya bersama kak Angga saja melainkan gw juga mengajak Chelsea agar ikut bersama kami, kebetulan ia sekarang sedang libur.

" makasih ya, kak. Gw masuk duluan ya." Tepat waktu dan masih ada belasan menit sebelum pelajaran dimulai. Dari kejauhan, kak Angga melambaikan tangannya sebelum pergi dari situ dan gw pun membalas lambaiannya dengan rasa bahagia. Kak Angga juga sempat melihat sekitar kampus sebelum pergi, ia kaget bukan main melihat ada kak Alex disana sedang menatap padanya dan mengeluarkan sebuah senyumannya yang licik dan terlihat jelas ia melambaikan tangannya, menyusul ke arah gw. Firasat buruk menancap pikirannya ia langsung keluar dari mobil meninggalkan Chelsea, " kakak..." Teriak Chelsea sementara kak Angga sudah mulai menyusul kak Alex. Ia menarik kerah baju kak Alex hingga ia terjatuh dan kak Alex tidak terima dengan tindakan adik sepupunya itu, " lu mau apa kesini?" tanya kak Alex dengan menampakkan rasa kesal sekaligus bencinya pada kak Angga, " justru gw yang harusnya tanya ke kakak, lu ngapain kesini? bukannya harusnya lu masih dipenjara?" pertanyaan itu ditertawakan oleh kak Alex. " Iya, tapi gw kabur dari penjara karena sudah muak disana. Kalo soal tujuan gw kesini itu bukan urusan lu." Kak Alex mendorongnya dengan cara kasar dan terjadilah keributan, tepatnya di depan kelas gw.

" kok diluar ada orang yang ribut gitu ya..." Gw secepatnya keluar dari kelas dan benar sesuai dugaan, tapi satu hal yang bikin gw gak percaya itu kenyataan adalah orang yang ribut itu adalah kak Angga dan kak Alex, turunlah sebuah tamparan pada kak Angga. " Kak Alex, cukup! kakak ini apaan sih?" bentak gw meleraikan mereka itu kesempatan emas bagi kak Alex, ia menarik tangan gw dan tak ingin melepaskannya. " Kak, lepasin gw.... mau kakak apa sih?" tanya gw dengan penuh emosi dan kenapa gw harus bertemu dengannya lagi? kedua tangannya mengelilingi seluruh tubuh gw dan memeluk gw dengan sangat erat. " Gw kangen sama lu dan gw gak mau kehilangan lu, Mel." Sudah tak tahan lagi, gw membela diri dengan mendorongnya dan berlari ke kelas dan untungnya dosen sudah datang. Perkelahian itu berakhir karena adanya security yang mendengar suara keributan itu, " mungkin gw gak bisa dapatkan Amel dengan cara apapun itu. Lu liat aja apa yang gw lakuin," ancaman kak Alex menimbulkan ribuan tusukan di dada dan pikiran kak Angga dan rasanya ia ingin memindahkan gw agar berkuliah di tempat lain, baginya Amel sudah tidak lagi berada dalam zona aman melainkan dalam bahaya.