webnovel

Rencana Busuk

Setelah insiden bertengkarnya Daniel dan Akala, semua mahasiswa dan mahasiswi baru yang tadi berdesakan untuk menonton adegan tadi, kini langsung tergesa menduduki tempat duduknya semula setelah pak Dosen masuk ruangan kembali yang diikuti Daniel dan Alesya di belakangnya.

Setelah diberi nasihat oleh bapak Dosen, Alesya dan Daniel menuju bangku di depan kedua sahabatnya yaitu Mikala dan Amanda.

"Dan, lo kok bisa berantem sih sama si ketua BEM?" tanya Amanda ketika Daniel dan Alesya baru saja duduk di bangku yang ada di depan mereka.

"Bisalah, orang dia nya yang nyari gara-gara sama gue," jawab Daniel santai.

"Cih, sok banget jadi orang," celetuk Amanda namun tak di respon sama sekali oleh Daniel.

***

Serangkaian kegiatan ospek fakultas yang cukup membuat punggung pegal karena terlalu lama duduk mendengarkan penjelasan dari Dosen hari ini pun akhirnya selesai.

Masih ada satu hari lagi bagi semua mahasiswa baru untuk melaksanakan ospek fakultas, sebelum memulai kegiatan akademik.

Dan besok adalah puncak acaranya karena setelah acara ospek fakultas selesai, malamnya akan diadakan malam inaugurasi yang mana semua mahasiswa dan mahasiswi baru dari semua jurusan dan fakultas, dapat berkumpul menjadi satu untuk menyaksikan malam inaugurasi.

Kini Alesya beserta ketiga temannya duduk di bangku kantin FEB yang terletak di dekat pintu masuk kantin. Sebenarnya lebih enak duduk di bangku paling ujung, namun kantin hari ini sangat penuh dan tak ada bangku lagi yang tersisa selain di dekat pintu masuk.

"Lo masih hutang penjelasan sama kita loh Dan, kenapa bisa berantem sama Akala tadi. Dan lo Sya, kenapa juga tadi ada disana bukannya lo sama kita tadi," ucap Amanda yang sedari tadi sudah penasaran.

"Iya gue emang sama lo berdua tadi, cuma karena tadi rame banget pas lepas sepatu dan gue kedorong-dorong, ya akhirnya gue nunggu sepi dulu," ucap Alesya mengawali penjelasan.

"Terus?" tanya Amanda tak sabaran.

"Terus waktu gue mau lepas sepatu, gue lihat ni bocah malah duduk santai di taman sambil dengerin lagu lewat earphone, ya gue inisiatif samperin dia lah niatnya kan mau ajak dia masuk juga ikutin kegiatan ospek," lanjut Alesya seraya menunjuk Daniel.

"Tapi pas gue masih ngomong sama Daniel, tiba-tiba si ketua BEM dateng, terus yaa gitu," lanjut Alesya menggantungkan ucapannya.

"Gitu gimana ih, lo cerita jangan setengah-setengah ngapa?!" desak Amanda.

"Dia nanyain kita kenapa kok ga ikut ospek, nah si Daniel ini malah nge jawab pake jawaban songong banget jadinya si Akala emosi dong, terus...." ucap Alesya lagi-lagi menggantungkan ucapannya.

Kedua sahabatnya yang masih sangat penasaran itu pun mendekatkan badannya kearah Alesya seraya menaikkan alisnya. Berbeda dengan Daniel yang saat ini malah santai saja memakan baksonya.

Alesya menarik nafasnya sebelum melanjutkan ucapannya.

"Terus si Akala ngatain gue cewek murahan karena gue cuma berduaan di taman sama Daniel, dan karena kondisi tamannya tadi sepi," jelasnya.

"Serius? Akala ngatain lo murahan? Bener-bener ya dia. Udah ketahuan selingkuh, sekarang ngatain lo cewek murahan!" Emosi Amanda memuncak setelah mendengar penjelasan dari Alesya.

Sungguh Amanda tak terima jika sahabat kesayangannya dicap sebagai cewek murahan, apalagi oleh kekasihnya sendiri.

"Awas aja tuh cowo, ntar bakal gue kasih pelajaran. Berani-berani nya dia ngatain lo! Ga sadar diri lagi," ucap Amanda menggebu yang dijawab anggukan setuju oleh Mikala dan Daniel.

"Setuju gue, ayok sekali-kali kita kasih pelajaran ke ketua BEM songong gila hormat itu," ucap Daniel menyetujui ide Amanda.

"Gue juga setuju. Lama-lama gedek gue liat kelakuan Akala ke lo Sya, bukannya buat bahagia lo malah buat lo sakit," ucap Mikala yang juga menyetujui ide Amanda.

"Gausah macem-macem deh kalian. Akala tuh ketua BEM yang pasti kalo lo berurusan sama dia mesti urusannya bakal panjang," ucap Alesya tak setuju dengan ide Amanda.

"Kita bisa kasih dia pelajaran di luar kampus. Lagian jabatan dia sebagai PRESMA cuma di kampus, sedangkan di luar kampus dia juga orang biasa kek kita," jawab Daniel santai.

"Udah deh kalian tuh gausah cari gara-gara sama dia," ucap Alesya masih tak setuju.

"Ga! Gue udah ga terima dia sampe ngatain lo. Mana udah ketahuan selingkuh lagi. Lagian lo juga hubungan toxic kek gini masih aja dipertahanin. Buta lo karena Akala," bantah Amanda.

"Terserah kalian aja lah," pasrah Alesya.

"Lo tuh sebenernya masih sayang ga sih, Sya sama Akala?" tanya Mikala.

"Masih. Jujur gue kecewa banget sama dia, tapi gue juga gamau hubungan kita berakhir," jawab Alesya lemah seraya mengaduk jus alpukat yang masih tersisa setengah.

Setelah mendengar Alesya mengatakan itu, Daniel pun tiba-tiba berdiri dan berjalan meninggalkan Alesya dan kedua temannya.

"Lah mau kemana lo, Dan!" teriak Amanda namun tak mendapat jawaban dari lelaki itu dan justru semakin berjalan menjauh.

Alesya menatap kepergian Daniel dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Ia merasa setelah Daniel mengetahui bahwa dirinya adalah kekasih Akala, sikap Daniel semakin beda.

Padahal mereka baru dekat beberapa hari saja, namun Daniel seolah menghindarinya.

Atau apakah ini cuma perasaan Alesya saja?

"Daniel kenapa sih, suka tiba-tiba pergi gitu?" tanya Amanda bingung yang dijawab gelengan kepala oleh kedua temannya.

Kini mereka bertiga menghabiskan baksonya yang sudah tidak panas lagi karena dari tadi sibuk berbicara.

Pandangan Amanda mengarah ke arah empat orang gadis yang baru saja menasuki kantin.

"Sya, itu kan cewe yang sering bareng sama Akala kan?" tanya Amanda seraya mencolek lengan Alesya.

"Mana?" tanya Alesya bingung.

"Itu tuh yang masih ngantri beli bakso," jawab Amanda sambil menunjuk kearah stand penjual bakso.

"Loh iya bener. Jadi dia anak FEB juga ya, Man?" tanya Mikala.

"Kan gue udah bilang Mik, dia tuh anak manajemen," jawab Amanda geram dan hanya ditanggapi oleh cengiran Mikala.

Mata mereka tak lepas memperhatikan gerak-gerik keempat gadis di seberang sana.

Namun tiba-tiba mereka mengalihkan pandangan kala ke empat gadis itu mendekat.

Tapi ternyata ke empat gadis itu menempati tempat duduk tepat di samping Alesya dan kedua temannya.

Untungnya juga mereka belum mengetahui jika Alesya adalah kekasih Akala.

"Eh tadi denger-denger si Akala berantem sama adek tingkat ya Sal, di taman gedung FEB?" tanya salah satu gadis berponi kepada perempuan yang dipanggil 'Sal' tadi.

Alesya dan kedua sahabatnya semakin menajamkan telinganya untuk mengetahui apa yang gadis gadis itu bicarakan.

Pasti tentang Akala, batin Alesya.

"Iya, tadi gara-gara cewe sih. Tapi gue gatau tuh cewe siapa. Secakep apa sih tuh cewe sampe buat Akala berani jatuhin harga dirinya di depan adek tingkat. Paling juga cakepan gue," jawab gadis yang dipanggil 'Sal' tadi, dan gadis itulah yang sering bersama Akala.

"Cih muka kek moci gitu sok kecakepan banget. Dasar medusa! Gaada apa-apanya lo dibanding Alesya," dumel Amanda setelah mendengar ucapan gadis yang dipanggil 'Sal' tadi.

"Terus? Rencana lo deketin Akala gimana, Sal? Keknya bakal susah deh soalnya tadi dia berantem gara-gara cewe kan?" tanya gadis yang memakai jedai di rambutnya.

"Gaada yang susah buat gue. Tenang aja gue udah punya rencana buat Akala jatuh hati sama gue," ucap perempuan itu bangga.

"Salsa emang temen gue paling cerdik dah," puji seorang gadis berponi tadi.

"Cerdik sama licik beda tipis kali," celetuk gadis bermata belo yang duduk di samping perempuan bernama Salsa tadi.

"Terserah lo pada deh mau nyebut gue apa. Yang jelas gue mau Akala bisa jadi milik gue. Dia kan PRESMA terkenal seantero kampus bahkan sampe luar kampus, mana kaya lagi. Kan gue bisa manfaatin dia karena duitnya," ucap perempuan bernama Salsa tadi seraya menambahkan lipstick di bibirnya.

Alesya dan kedua sahabatnya yang mendengar itupun membelalakkan matanya kaget.

Ternyata selama ini perempuan itu berusaha untuk memanfaatkan Akala.

Akala sudah terjebak dalam perangkap medusa itu. Bahkan Akala rela menyakiti Alesya, kekasihnya sendiri demi membahagiakan seorang medusa.

"Gila gabisa dibiarin ini. Sya, lo coba kasih tau Akala deh soal rencana medusa bermuka moci itu," ucap Amanda.

"Iya nanti gue akan coba ngomong ke Akala," jawab Alesya mantap.

Ya, meskipun Alesya sudah sakit hati karena perlakuan Akala, tapi ia juga tak mau kekasihnya itu masuk kedalam jebakan gadis bernama Salsa tadi.

Secepatnya pula Alesya harus memberitahukan rencana ini kepada kekasihnya. Karena ia masih sangat menyayangi Akala, dan ia tak mau hubungannya hancur.