webnovel

Adisi

Dalam istilah Kimia reaksi Adisi adalah reaksi pemutusan ikatan rangkap. (Pengubah ikatan rangkap menjadi ikatan kovalen/tunggal) Dimana di cerita ini harus bisa memilih satu dari dua orang. Karena, Tidak ada dua wanita dalam satu hati seperti halnya tidak ada dua Tuhan dalam satu kehidupan. Tak kalah menarik dari percintaan dan juga persahabatan. Tentang kekeluargaan yang begitu harmonis dalam setiap memecahkan masalah. Dari sini kalian juga akan belajar langkah apa saja yang harus kamu ambil ketika mendapatkan sebuah masalah yang kecil maupun masalah yang besar.

Ervantr · Realistic
Not enough ratings
354 Chs

Semoga Dengan Mengenalnya Bisa Membuat Lebih Dekat ( 2 )

Perasaan ini bercampur aduk, ada bahagia, ada sedih, ada deg-deg'an ketika berjalan menuju rumah Bunga. Aku yang terus memikirkan bagaimana cara menjawab yang baik perkataan dari orangtuanya, membuatku melamun tak sadar jika lampu sudah menunjukkan warna hijau. Kendaraan yang berada di belakang menyalakan klakson karena aku yang tak berjalan. Sontak membuatku kaget dan berteriak, sungguh ini pengalaman paling buruk sewaktu di jalan. Dulu teriak berjamaah sama Bunga, sekarang sendiri rasanya seperti kalian terpleset di keramaian. Sakit enggak tapi malunya setengah mati.

Ingin rasanya kembali pulang ke rumah tapi nggak enak sama Bunga dan keluarganya. Mau nggak mau harus datang ke rumahnya.

Setelah hampir dekat dengan rumahnya, aku menelfon Bunga terlebih dahulu dengan tujuan supaya ketika masuk ke dalam rumah ada yang menemani. Sungguh ini pertama kalinya bagiku. Nyali yang besar ketika tawuran tidak sebanding dengan nyali ketika bertemu keluarganya ironis memang.

"Halo gue udah deket sama rumah lu, keluar ya tungguin gue di luar rumah" Ucapku yang gemeteran

"Hahaa masuk aja kali kan gapapaa"

"Gak ah, lu keluar aja"

"Iya-iya gue keluar. Takut amat ya" Tukas Bunga dan kemudian tertawa

Selang beberapa menit dari panggilan itu, aku tiba tepat di depan rumah Bunga. Dia sudah menyambutku di depan rumah. Astagfirullah sungguh indahnya ciptaanmu kali ini. Bunga memakai gaun berwarna putih ke abu-abu'an. Dengan rambut yang di kucir dan make up yamg tidak tetlalu tebal. Sedangkan aku? Hanya memakai kemeja biasa, tidak memakai jas dan sebagainya.

"Lu kayak mau nikah aja" Tukas ku

"Habisnya gue suka pake gini, ini yang paling bagus"

"Baju lebaran ya"

"Ngawur saja, lu paling baju lebaran. Udah keliatan banget" Bunga menutup mulutnya until menahan tawa

Aku tidak mau mengakuinya, "Sok tau"

"Yaudah ayo masuk, udah di tungguin"

Aku menunjuk motorku, "Ini di parkir dimana?"

"Udah biar situ aja, gak ada yang mau sama motor lu"

"Gini-gini lu pernah naik" Jawabku sinis

Orangtua dengan kakaknya Bunga sudah menungguku di meja makan.

"Mah, kenapa ngundang dia kesini" Tukas Feri

"Gapapaa untuk silaturahmi saja. Bunga kemarin-kemarin cerita dia diajak kesana dan makan-makan. Jadi kita mau membalas kebaikan keluarganya" Tukas Mamah Bunga

"Cih"

"Kamu kenal?"

"Dia musuhku mah, gue gamau makan kalo ada dia" Feri meninggalkan meja makan

"Lo kak mau kemana?" Tanya Bunga

"Gue udah kenyang"

"Gapapa mungkin belum terbiasa sama lu" Jawab Bunga dan memegang dadaku.

"Kenapa Bung memegangnya?" Batinku dan membuat wajahku memerah malu

Aku mencoba menurunkan tangannya, "Udah gakpapa"

"Duduk-duduk, ini namanya siapa ya mamah lupa"

"A-anuu Onad"

"Oalah nama panjangnya?"

"Onadio Syahputra" Bunga menjawabnya dengan tegas

"Rumahnya dimana"

"Kayak mau sensus penduduk aja banyak nanya" Batinku

Bunga menyenggolku, "Tuh ditanya"

Aku yang gemetaran membuat lupa rumahku dimana. Lalu Bunga lagi yang menjawab, "Di perumahan bumi pertiwi, iya kan Nad?"

"Kamu kenapa gemeteran, keringetan juga. Udah gakpapa santai aja" Tukas Ayahnya

Bunga mengambilkan tissu di meja, "Nih di lap dulu"

Bunga yang mencoba mencairkan suasana, "Eh mamah masak apa aja ini? Capek gak sih mah masak segini banyaknya"

"Kalau capek sih enggak ya, karena sudah sering berada di dapur. Kamu bantuin tapi malah bikin ribet"

Bunga tersenyum, "Kan emang lagi belajaran mah"

"Kalau Onad sukanya apa?"

"Dia mah apa aja suka mah" Sahut Bunga

"Yaudah makan dulu nanti lanjut ngobrol lagi ya. Jangan sungkan-sungkan anggep aja seperti rumah sendiri"

"Kenapa bisa se-humble ini ya orangtua Bunga?Padahal kami baru saja bertemu hari ini" Batinku

"Buruan ambil gak usah sungkan" Tukas Bunga yang mengambilkanku piring dan sendok

Aku mengambil nasi dan ayam, "Sambalnya pedes gak ini tante?"

"Enggak kok, masa cowo takut pedes" Jawab Ayah, "Ini aku aja ambil 3 sendok gak pedes"

"Jangan ambil ayam aja kan masih banyak lauknya" Tukas Bunga, "Atau mau aku ambilkan?"

"Ngg.. gue bisa sendiri"

Aku memakannya dengan pelan-pelan, supaya keliatan tetap sopan saja. Padahal aslinya kalau di rumah cepet banget habisnya.

Setelah kurang lebih 30 menit kami makan malam, Ayah Bunga mendapatkan telfon dari seseorang yang mengharuskan harus pergi meninggalkan rumah.

"Ayah pergi dulu ya. Gak enak udah ditelfon teman katanya ada yang meninggal waktu kerja"

"Innalillahi" Kami bertiga serentak menjawab

"Tambah lagi makannya dek"

"Enggak om, ini udah kenyang" Jawabku

Mamah Bunga pergi ke dapur untuk mencuci piring bekas makan malam ini, meninggalkan kami berdua di meja makan. Aku menatap Bunga yang sedang makan. Sedang makan saja bisa tetap canti ya. Emang kalau udah dari lahir cantik diapain aja tetap bakal cantik.

Tiba-tiba Bunga mengeluarkan handphonenya, "Nad selfie yuk?"

"Hah?"

"Iya foto bareng, 1 kali aja pliss. Mau ya?"

"Ogah"

"Pliss gue udah dandan cantik kayak gini pengen foto"

"Foto aja sendiri" Jawabku dingin

Bunga mendekat ke arahku, "Senyumm"

Cekrek. Bumm ekspresiku yang datar membuat Bunga tertawa, "Yang bagus dong Nad, serius senyumm"

Aku mengiyakannya, "Iya senyum tapi 1 kali aja"

"Okedeh"

Setelah mendapatkan fotonya, Bunga memostingnya di stories instagram miliknya, dengan caption candle night dinner😁 tak lupa dia juga mengetag nama akunku.

Aku disuruh untuk merepostnya, "Gue foto sendiri aja jarang, ini ada foto gue terus ada lu"

"Yauda sekali-kali gapapa kan ya"

Saat aku mengambil handphoneku Bunga langsung merebutnya dan langsung pergi menjauh, "Gue aja yang repost'in"

Aku mengejarnya layaknya di film-film india, "Manaa handphone gue"

"Gak mau, biar gue repost duluu"

Mamah Bunga yang mendengarkannya langsung keluar dari dapur, "Ada apa ini kok kalian ribut"

"Handphone aku dibawa Bunga tantee"

"Bentar doang mah, mau upload fotonya"

"Yaudah setelah itu balikin lagi ya" Lalu mamah Bunga kembali menuju dapur

"Yess udah, Jangan dihapus awas aja dihapus" Tukas Bunga dan mengembalikan handphoneku

"Bawel lu"

Terimakasih telah membuatku tersenyum lebar lagi, membuat jantungku berdebar lebih keras lagi, dan juga keringatku mengalir lebih deras dari sebelumnya. Ada milyaran orang di dunia tetapi entah kenapa Tuhan memilihmu untuk membuatku tertawa lebar-lebar. Perlahan tapi pasti aku akan meresmikan kamu, entah sekarang, besok, seminggu, sebulan atau bahkan setahun. Aku ingin memantapkan hatiku terlebih dulu, mencintai diri sendiri terlebih dahulu sebelum benar-benar mencintaimu kuharap kamu mengerti akan tujuanku kali ini. Semoga kamu tidak jatuh ke hati yang lain.

Aku menyayangimu, apakah kamu tahu? Aku menyukaimu karena kekuranganmu bukan kelebihanmu. Karena menurutku orang yang menyukai kelebihan takkan sesulit mempertahankan seseorang yang menyukai kekurangan. Semoga kamu juga begitu terhadapku