webnovel

Kedepan Keluarganya juga Keluargaku

Rasa malu dan rendah hati sebab kekurangan lebih utama daripada kelebihan yang membawa hati kepada kesombongan. Entah apa yang disombongkan; kelebihan itu, cepat atau lambat akan sirna dari dirinya. Sebab ekosistem kehidupan selalu berputar.

"Nad, bangun nadd lu sekolah kaga udah jam berapa ini Onad" Tukas Rain sambil menarik-narik bajuku

"Apasih"

"Tadi ayah telfon katanya nanti sore lu suruh jemput di Bandara, nanti sama gue jemputnya"

"Hah? Ayah sudah pulang? Cepet banget" Jawabku

"Iya katanya urusan dia disana sudah selesai"

"Yah bakalan ada yang cerewet lagi nih di rumah"

"Ya enak dong, nanti juga lu dibawain oleh-oleh Belgium"

"Bawel lu, gue mau mandi" Ucapku dan langsung menuju kamar mandi

"Nanti sama gue ya jemput ayah sama bunda. Gue tunggu di rumah jam 4. Awas aja sampai gak mau atau telat"

Aku tidak menggubris perkataan Rain. Setelah selesai mandi baru sadar ternyata si kakak lucknut membangunkanku pukul 5.00. Kupikir sudah mau masuk sekolah aja. Memang kakak gak ada akhlak, dan handphoneku berbunyi pertanda pesan masuk.

WhatsApp

Bunga.

Eh nanti sore sepulang sekolah ada acara nggak? Kalo nggak ada nongkrong aja yuk gue sama mau download drakor nih hehešŸ˜

5.07

Nanti ada acara sih mau jemput ayah sama bunda di Bandara

5.08

Yahhh :(

5.08

Gue ikut boleh nggak?

5.08

Boleh. Nanti sama kakak gue juga. Gimana?

5.10

Seriusan boleh Nad?

5.10

Iya bawel lu, udah nanti pulang sekolah lu gue jemput biar sekalian

5.11

Gue gak ganti baju dulu gitu kan mau ketemu camerr hehe

5.12

Camer apaan? Udah gitu aja gausah ganti kelamaan

5.12

Lupain camer nad gue bercanda ajašŸ˜­

5.25

Oke bun

5.37

Setelah chat cukup lama dengan Superman Jalanan. Aku ingin berangkat pagi-pagi ke sekolah. Karena, udara segar di pagi hari ternyata membuat pikiran jadi tenang, jalanan juga sepi. Tiba-tiba aku ingat satu hal, menuliskan tugas terlambat dan harus dikumpulkan hari ini. Orangtua ku aja baru dateng nanti. Gimana aku minta tanda tangannya? Dan akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke rumah Andre.

"Weh lu ngapain kemari?" Tanya Andre yang mau juga berangkat ke sekolah

"Jadi gini, gue kan kemarin terlambat. Nah ini disuruh nulis ada tanda tangannya orangtua. Orangtua gue aja masih di luar negeri yakan"

"Oh gue tak maksud lu dateng kemari, main ps aja yuk" Bisik Andre

"Tau aja"

Kami berdua sering sekali bolos sekolah. Jadi, kami sudah hafal tempat-tempat kalau masih memakai seragam diperbolehkan. Di tempat itu juga ada warung makan, es, aneka gorengan dan buka 24 jam. Semuanya komplit ada di sini. Jadi, sewaktu maen ps kami tidak khawatir lagi haus, laper. Biasanya Andre yang kalau kalah selalu saja ada alasan. Aku menceritakan semuanya ke Andre mulai dari Ardi ngajak damai, Bunga yang ingin ikut ke bandara. Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 3 sore. Aku pun harus segera bergegas menjemput Bunga. Tau sendiri kalau terlambat Nenek lampir di rumah selalu saja mengoceh.

WhatsApp

Bunga

Gue baru mau otw ke sekolah lu, tungguin di depan

15.10

***

Bunga sudah menunggu Onad dari jam 14.45 di depan sekolahnya, kemudian Inka lewat di depan Bunga.

"Inkaaaa temenin gue nunggu jemputan" Tukas Bunga

"Siapaa sih?"

"Ntar juga tau siapa hehe"

"Apa orang yang pernah kesini gak sih?" Tanya Inkaa dan kemudian berteriak, "Woi ada yang baru jadian"

Bunga menutup mulut Inka, "Ih apa sih lo, belum juga jadian"

"Mau jadian?"

Bunga tidak menggubris perkataan dari Inka. Tak lama kemudian aku dengan gagahnya datang tepat berada di depan Bunga. Sontak pandangan orang yang berada di sana pun semua mengarah kepadaku begitupun dengan Inka mengamati sambil melongo.

"Ih anjir ni orang ganteng banget sih" Batin Inka

"Ayo cepet, temen-temen lu kayak gak pernah liat cowo aja sih" Tukas ku sambil menunjuk Inka

"Hahaa udah biarin aja dia dan yang lain" Bunga langsung naik ke montorku dan melambaikan tangannya ke Inka, "Gue berangkat dulu yaa dadah Inkaa makasih"

"Wah bener-bener gue ditinggal, tapi tu cowo ganteng banget kayak oppa korea bener-bener beruntung si Bunga" Batin Inka

Aku langsung menuju ke rumah, kalau sampai terlambat nenek lampir di rumah sudah pasti ngomel-ngomel.

"Eh Nad, emang ayah sama bunda habis darimana kok jemput di bandara?" Tanya Bunga sewakti di lampu merah

"Belgium"

"Ngapain disana?"

"Udah kayak Dora aja lu banyak nanya"

"Yakan gue juga ingin tau keluarga kaaaa"

Belum selesai Bunga mengoceh lampu sudah berganti menjadi hijau. Sontak dia kaget dan memukul helm ku lagi berkali-kali. Sekarang helm ini sudah nggak ada kacanya, jadi aman nggak bakalan naik turun lagi sewaktu di pukul oleh Superman Jalanan tapi mata jadi perih kalau ada debu, asap dari kendaraan apalagi kalau lagi hujan.

"Lama bener lo" Tukas Rain

"Yang bikin lama jemput orang ni"

"Lah ini siapa dek, tumben banget lu bawa cewe ke rumah"

"Superman Jalanan" Jawabku dan langsung berlari masuk ke kamar

Bunga mengulurkan tangannya ke Rain, "A-anu kak, aku Bunga"

Rain pun juga mengulurkan tangannya "Temen sekolah Onad?"

"Bukan kak, kami beda sekolah"

"Kok bisa kenal deket sama manusia kutub itu kamu?" Tanya Rain

"Iyaa kak dia emang cuek banget tapi di sisi lain dia juga perhatian kok"

"Wah jadi kamu bisa mengambil hatinya" Bisik Rain

Bunga tertawa kecil, "Kami bertemu pun kebetulan kak. Temannya Onad tuh nabrak aku pas di jalan. Nah makanya dia selalu mengejek aku Superman Jalanan karena jatuhku mirip Superman katanya"

Bunga menceritakan semuanya kepada Rain dengan nada pelan. Dan aku keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi dan wangi.

"Kalian ngomongin gue ya, wajar sih orang ganteng jadi bahan gosip" Tukas ku

"Lu kok ganti bajuu, gue kan enggak. Ih curang" Jawab Bunga

"Ikut ke bandara kamu?" Tanya Rain

"Iya kak ikut, boleh ya. Kata Onad boleh"

"Iya gapapa tambah rame tambah seru, apa kamu mau ganti pake baju aku dulu? Daripada pake seragam sendiri gini" Ucap Rain dan mengajak Bunga ke kamarnya.

Aku menunggu mereka di halaman depan. Memiringkan handphone dan membuka game kesayanganku. Sekitar 10 menit Bunga keluar dari kamar Rain dan menemuiku.

"Gimana cocok nggak nad?" Tukas Bunga sambil menepuk pundakku berkali-kali

Aku ternga-nga melihat Bunga yang begitu anggun, adem. Sungguh kak Rain bisa me-make over Bunga.

"Onadd jawab malah ngelamun"

"Cantik" Jawabku

"Cie ciee. Yasudah ayo berangkat sudah ditungguin pak supirnya" Sahut Rain

Perjalanan menuju Bandara sekitar 1 jam 30 menit kalau melewati tol, kalau nggak lewat tol bisa 4 sampai 5 jam baru sampai. Aku duduk di belakang, Bunga di tengah dan Kak Rain di samping pak supir. Diperjalanan aku memilih tidur, karena kalau melewati tol bosan jalannya sama terus nggak asik pokoknya. Dan Bunga asik dengan ponselnya untuk mencari gambar pemandangan yang bagus dan menguploadnya ke Instagram. Tak lupa ia juga memotretku sewaktu tidur. Benar-benar cewek mengabadikan setiap moment. Setelah capek dengam tingkahnya Bunga juga ikut memilih tidur entah disengaja maupun tidak. Kak Rain memilih menemani pak supir supaya ada yang diajak mengobrol.

Setelah sampai di parkiran Bandara Juanda, Bunga sudah terbangun, tetapi aku belum

"Bunga tolong bangunin adek gue"

"Iyaa kak" Bunga menarik-narik bajuku "Onad bangun, sudah sampaii. Kebo banget ya lu ternyata"

Sontak aku kaget dan langsung duduk"Kenapa lu gak bangunin daritadi sih"

"Gue juga ketiduran Nad"

"Kebo juga" Jawabku sambil tertawa kecil

"Sudah ditungguin kak Rain di depan"

"Iyaa, pak ikut masuk juga ya, bantuin bawa barang-barangnya" Tukas ku

"Iyaa den siap"

Ternyata ayah dan bunda sudah menunggu kedatangan kami di salah satu resto Bandara.

"A-aaayahhh bundaaaa. Kalian nggak apa-apa kan" Ucap Rain dan memeluknya

"Dih alay" Batin ku.

"Sehatt, kalian juga sehat semua kan? Ini siapa ada cewe, pacar kamu dek?" Tanya Bunda

"Akuu Bunga Tante"

"Dia Bunga calonnya Onad"

"Dih gampang banget ngomong calon-calon" Celetus ku

"Kamu sudah besar nak jadi nggapapaa, udah ayo pesen makan. Kalian laper kan? Ayo Bunga pesen aja pengen makan apa" Tukas Ayah

"Kamu apa Nad?" Tanya Bunga kepadaku sambil mengasihkan menu resto

"Akuuuu Ini"

"Ayam bumbu hijau?"

"Iya gue suka"

"Yaudah gue juga itu"

"Kak aku sama Onad ayam bumbu hijau, kak Rain apa" Tanya Bunga ke Rain

"Gue kepiting aja, tulisin sekalian ya"

"Kalo bunda apa?" Tanya Bunga kembali, "Pak supir apa?"

"Aku samain aja sama den Onad" Jawab Pak Supir.

"Ayah sama bunda sudah memesan kok"

Sambil menunggu pesanan kami datang. Ayah dan bunda bercerita suka duka ketika berada di Belgium. Bunga dan Rain antusias mendengarkannya. Aku memilih untuk bermain game. Setelah makanan kami datang, sekejap langsung habis. Memang benar adanya pepatah. Masaknya lama, makannya cepet.

Sehabis makan ayah dan bunda memutuskan untuk pulang. Karena terlihat wajah mereka yang begitu capek, lelah sehabis perjalanan jauh.

"Pak tolong bantuin bawa barangnya ke mobil ya biar dibantu sama Onad" Tukas Ayah

Tanpa pikir panjang aku langsung mengambil barangnya, "Bawa barang banyak banget buat apa?" Tanya ku

"Itu oleh-oleh buat kamu, kak Rain. Untuk Bunga pun ada di sini. Besok ke dateng kerumah ya bunda pengen kenal kamu lebih banyak" Ucap Bunda

"Iyaa bunda siap, makasih"

"Baik-baik banget ini keluarga Onad, belum apa-apa udah welcome ke aku" Batin Bunga

Diperjalanan pulang kami tidak membicarakan apapun. Kak Rain masih duduk di samping pak supir, ayah dan bunda duduk di tengah, dan aku bersama Bunga duduk di paling belakang Karena hari juga sudah malam. Ditambah ayah dan bunda yang kecapekan. Tanpa disadari Bunga tertidur di pundakku. Aku memberikan jaket yang ku pakai ke tubuh Bunga "Astaga sungguh manis ciptaanmu di keadaan tidur maupun terjaga" Batinku

Aku sampai rumah pukul 10 malam, dan harus mengantarkan Bunga pulang kerumahnya. Dengan keadaan Bunga yang ngantuk berat, begitupun denganku.

"Dek, mending Bunga suruh tidur sini aja deh, kasihan sudah ngantuk sampai lemes badannya. Biar tidur sama Kak Rain aja ya" Tukas Bunda

"A-anu bunda, takut ngerepotin Kak Rain"

"Sudah nggakpapa biar tidur sama gue aja" Jawab Rain

"Yaudah sekarang Bunga kasih kabar ke orang rumah ya kalau hari ini tidur di sini"

"Iyaa bunda" Jawab Bunga dengan setengah sadar

Aku tidak begitu mendengarkannya, dan langsung menuju ke surga duniaku, yaitu tempat tidurku. Begitupun Bunga dan Kak Rain. Dan yang mengangkat barang-barang hanya pak supir sendiri.

Pagi ini aku dibangunkan Bunga sehabis subuh, ia meminta untuk diantarkan pulang kerumahnya. Karena Bunga tidak membawa pelajaran untuk hari ini. Rasa kantuk dan dingin kabut di pagi hari membuat berat rasanya untuk menjalankan motor ini. Bunga yang terus merengek diantarkan pulang, membuatku risih dan tanpa pikir panjang aku langsung mengantarkannya pulang.

"Nad sampain salam ke bunda sama ayahmu ya, tadi gue mau ijin dia masih tidur. Aku gak berani bangunin, karena keliatan capek banget. Makasihh yaa"

Aku yang setengah sadar, "Iyaa tenang"

Next chapter