webnovel

5

Pukul 12:30

Saat Dara tengah menyantap makanan dengan lahap,

***

"Dara sayang, coba deh sekali-kali Kamu temuin salah satu pilihan Ayah, siapa tau ada yang cocok." Ibu mencoba menasehati anak anak semata wayangnya itu.

"Terus kalo enggak cocok?" Dara cuek.

"Coba dulu lah."

"Terus kalo udah cocok?"

"Lanjut nikah." Ucap Ibu santai.

"Ibuuu... Dara kan masih 20 tahun. Lagipula kenapa sih semangat banget mau ngejodohin Anak sendiri?" Dara agak kesal.

"Nanti Kamu akan tau sayang, kenapa Ayahmu segencar itu."

"Ya udah, Dara berangkat dulu. Assalamu'alaikum."

Dara berpamitan seraya menyalami dan mencium tangan ibunya.

"Wa'alaikummussalam" jawab Ibu.

Baru saja Dara keluar dari halaman rumahnya, sudah ada dua orang lelaki paruh baya yang berdiri di samping pagar rumahnya, dari gayanya berpakaian sepertinya bukan orang jahat. Perlahan mereka menghampiri Dara.

"Ayahmu ada?" Tanya salah satu orang bertubuh gemuk berpakaian rapi serta berdasi.

"Enggak ada pak. Ada apa yah? Dan Bapak-bapak ini siapa?" Tanya Dara sedikit bergetar.

"Bilang sama Dia, minggu depan Dia harus lunasin hutangnya. Kalo nggak," Tanya yang satu lagi.

"Kalo enggak kenapa pak?" Dara agak bingung,sejak kapan Ayahnya berhutang pada orang-orang ini?

"Kalo enggak, Kamu harus menikah dengan Saya." Jawab Pria berdasi dengan tersenyum menatap Dara, dengan fikiran kotornya.

Dara tak berkata sedikitpun.

Tak lama kemudian Dua orang itu pergi dengan menaiki sepeda motor masing-masing.

Ayah? Dia punya hutang? Untuk apa sebenarnya? Dan kenapa mesti berhutang? Apa alasannya? Dara bertanya-tanya pada diri sendiri.