webnovel

A NASTY PIECE OF WORK

Tentang hidup Rabhita, mantan penulis yang berkali-kali gagal dalam menembus karyanya ke gerbong para penerbit. Dia melupakan enam novel yang dipublishnya dalam suatu aplikasi dan melanjutkan hidup sebagai manajer muda di salah satu perusahaan swasta ternama, namun impian lamanya tiba-tiba memanggil dan tanpa pikir panjang, Rabhita Ali langsung menyetujuinya. Siapa yang akan menolak jika sebuah karya yang bahkan belum terbit ditawarkan menjadi sebuah film? Jika ada yang menolaknya, tentu bukan Rabhita Ali. Rabhita bertemu aktris dan aktor terkenal bahkan, dapat menjalin hubungan (terlarang) dengan salah satu aktor favoritnya-Paul Paterson. Tapi, pekerjaan impian itu lama kelamaan mengacaukan dunia dan dirinya, bagaimana Rabhita bisa bertahan?

Andienkaef · Urban
Not enough ratings
7 Chs

2 - Cerita Yang Tenggelam

MALAM NAN SEJUK ini tambah membuat Rabhita tidak bisa tidur, tentu saja setelah telfon dari Direktur Cathy Garcia-Maolina yang tidak disangka-sangkanya dan pikirannya tentang bagaimana dia akan bertemu dengan idolanya, Paul Paterson!

Rabhita menjadi penggemar berat Paul Paterson—aktor British-Filipina—itu sejak dia berumur 16 tahun, bahkan sejak nama aktor itu sendiri belum seterkenal sekarang, Rabhita menjadi pengikutnya di Instagram sejak aktor tampan itu hanya memiliki empat puluh ribu followers dan tentu saja saat dia masih menjalin kasih bersama aktris cantik Havy Lynn—yang mana tidak disetujui oleh Rabhita—tentu saja perjalanan cinta mereka hanya sampai dua tahun, menurut rumor, Havy sendiri yang membuat keputusan untuk menyelesaikan kisah cinta mereka entah atas dasar apa.

Paul, yang mana sangat-sangat setia ketika jatuh cinta, dia juga jadi sangat-sangat susah melupakan Havy, sampai dua tahun kemudian, dia berhasil move on dan berpacaran resmi dengan Jea Vito aktris juga, namun tidak secantik Havy, tapi bisa dipastikan dengan jelas bahwa Jea adalah orang yang sombong, bisa dikatakan Havy jauh lebih baik dibanding Jea, mungkin karena Jea adalah anak dari dua penyanyi tahun 80an dan 90an yang terkenal, jadi media dan yang lain segan terhadapnya.

Paul dan Jea mempunyai anak dari hubungan mereka—Rabhita menangis ketika tahu kabar ini—anak itu diberi nama Cassian, Paul dan Jea memang belum menikah, namun komitmen terhadap hubungan mereka berdua bisa dibilang kuat, mungkin alasan terbesar karena Cassian, mereka masih bersama-sama sampai sekarang.

Entah mengapa sejak itu, Rabhita berhenti menulis di Wattpadnya, dan mencoba menerbitkan karyanya, dia membuat sebuah daftar di notesnya—saat itu Rabhita sudah kuliah—sambil mengirimkan naskah lewat email dan menunggu kabar, butuh waktu berminggu-minggu sampai catatan nomor pertama nama pernerbit itu dicoret yang tandanya karya Rabhita tidak diterima. Rabhita mencobanya selama kurun waktu satu atau dua tahun, dan karyanya ditolak oleh dua puluh satu penerbit, sejak saat itu Rabhita melupakan semuanya, dia tidak menulis lagi dan tidak mencoba mengirim naskah ke penerbit lagi, dia meninggalkan ceritanya di Wattpad dan membiarkan orang-orang membacanya secara gratis, setidaknya hanya itu yang berguna.

Rabhita dan Ella sudah menyutujui mereka akan bilang kepada Boss untuk cuti yang panjang, tentu saja Ella ikut dengan Rabhita karena hanya Ella orang yang tepat untuk menemaninya ke negara asing. Ella orang yang cepat tanggap dan kompeten, "jadi maksud lo, gue manajer lo gitu?" Ella bertanya dengan alis terangkat satu, tentu saja Rabhita tidak berpikir kesana, dia hanya ingin Ella menemaninya, namun melihat raut Rabhita yang tidak enak, Ella tertawa dan bilang kalau dia hanya bercanda, tentu dia akan menemani Rabhita dan kalau akan menjadi manajer Rabhita, itu tidak masalah sama sekali!

- A NASTY PIECE OF WORK -

"Cuti panjang?" tanya Si Boss dengan menggaruk kepalanya yang tidak gatal atau memang gatal karena dia menggaruknya dengan kuat.

Sudah berhari-hari kejadian malam itu dan saatnya Rabhita dan Ella memberi tahu dan minta izin kepada Si Boss.

Si Boss mendesah, "haduuuh," katanya, "kantor ini butuh kalian," Si Boss menatap Rabhita dan Ella dengan pandangan memelas, "apalagi kalian cuti sampai waktu yang belum ditentukan."

Ella manyun, "ya mau gimana lagi Boss, ini impian Rabhita dari dulu."

Si Boss tentu tidak bertanya apa keterlibatan Ella disini, dia tahu betul Rabhita dan Ella sudah seperti ponsel dan case atau prangko dan amplop atau kasur dan seprai. Tangan Si Boss bergerak mengambil sesuatu di dalam laci lebarnya, dua lembar kertas, kemudian dia menjulurkannya kepada Rabhita dan Ella, "kosongnya posisi kalian membutuhkan orang lain, tapi kalian akan diterima kapan saja disini," kata Si Boss dengan secara tidak langsung mengeluarkan mereka dari kantornya.

Tanpa pikir panjang, Rabhita menandatangni surat itu bersama Ella, dan berterimakasih kepada Si Boss atas semua bimbingannya dan kebaikannya, lalu Rabhita dan Ella keluar dengan senyum yang terbit di wajah masing-masing.

Karena besok mereka akan pulang ke Palembang, dan karena mereka resign sementara, kini Rabhita dan Ella sedang membereskan barang-barang mereka di ruangan. Ella yang selesai duluan menghampiri Rabhita yang sedang memasukkan semuanya kedalam kardus besar.

"Nyangka gak sih lo?" Ella bertanya.

Rabhita menggeleng, tentu dia tidak menyangka, bahkan sesekali dia lupa bahwa dirinya ini pernah menyelesaikan enam cerita di Wattpad, walau pembacanya tidak tembus satu juta, dan karna itulah Rabhita masih tidak habis pikir.

"Enak ya, bakal ketemu sama Paul itu," kata Ella lagi, "ketemu idola tuh rasanya gila seneng banget pasti."

Karena ucapan Ella barusan, Rabhita jadi teringat sesuatu dan langsung mengambil ponselnya yang berada diatas meja, "ya ampun gue harus ngubah usename second akun!"

Ella mengernyit, "lah kenapa?"

"Paul dulu kan pernah bales Dm gue, ya walau gak sering sih, tapi gue ngerasa canggung aja kalau dia tiba-tiba tahu selama ini gue orang yang suka banget stalk dia dan nanyain dia," jelas Rabhita.

Ella makin mengernyit pikirnya tentu saja semua itu normal karena Rabhita adalah fans Paul.

"Itu aneh, Ella," tekan Rabhita, "dan itu sedikit creepy gue gak mau pokoknya. Gue sendiri kalau tahu orang yang bakal gue sering temui ternyata adalah fans gue dan sering nge Dm gue, walau udah lama gue bakal ngerasa canggung di sebelah dia."

Tentu tidak aneh, karena itu memang risiko orang terkenal bukan? Seperti jika kamu berpacaran dengan seseorang maka penggemarmu akan mencaci dan mengomentari media sosialmu untuk segera memutuskan wanita itu—itu sudah tidak aneh untuk penggemar yang terobsesi—namun Rabhita tidak seperti itu, dia memang tidak setuju namun dia tidak pernah mengomentari atau memaki pacar Si Idola, bahkan Rabhita menangis saja, mungkin karena saat itu dia juga sedang bersedih.

Ella memutar bola matanya, "yah terserah lo deh, Rangga udah tahu soal ini?" tanya Ella.

Rabhita mengangguk, "sudah," jawabnya. Beberapa hari yang lalu Rabhita menceritakan semuanya kepada Rangga tanpa tertinggal satu kata dari Si Direktur sedikitpun, dan Rangga—lelaki tampan yang dipacarinya sejak SMA itu—setuju saja, bahkan dia ikut senang karena dia tahu itu salah satu impian Rabhita.

Rangga memang orang paling baik dimuka bumi ini—bagi Rabhita—katanya jika ada waktu nanti, dia akan terbang ke Filipina menyusul Rabhita dan mencoba liburan disana beberapa hari dan menemani Rabhita, dia selalu mendukung passion dan minat Rabhita sejak SMA, jadi tidak mungkin dia tega menyuruh Rabhita melepas impian yang satu ini. Rangga hanya bertanya dengan nada cemas yang dicampur tawa, "nanti Paul idola lo naksir lagi sama lo," katanya di Facetime waktu itu.

Tentu Rabhita hanya terkekeh menanggapinya, bagaimana bisa Paul yang jelas sudah ada istri—pacar maksudnya—dan anak kecil, akan naksir kepada dirinya ini, yang buluk nan kentang dan tidak terkenal dibanding pacarnya yang berbanding jauh sekali dari dirinya. Rangga tertawa lebar karena penjelasan Rabhita. Rabhita memang selalu berterus terang dan humoris.

"Orang tua lo sendiri gimana? Udah tahu?" tanya Rabhita kepada Ella.

Ella mengangguk, "iya udah, Bunda turut senang untuk lo."

Rabhita nyengir kepada Ella, dirinya masih dikuasai hal-hal yang membuatnya bahagia sekali.

- A NASTY PIECE OF WORK -

Rabhita masih mendengarkan penjelasan Direktur Cathy di telfon, informasi yang penting adalah bahwa kedatangan Rabhita diharapkan pada awal tahun baru ini, karena banyak yang akan mereka kerjakan dan semua itu membutuhkan pendapat Rabhita. Rabhita masih bertanya-tanya mengapa karyanya dapat melambung ke Filipina.

Direktur Cathy menjawab, bahwa mereka sedang mencari cerita-cerita untuk dijadikan film, dan salah satu anak buahnya menyarankan melihat di Wattpad, berhubung cerita Rabhita memiliki hashtag nama-nama aktris dan aktor Filipina, Si Anak Buah penasaran dan menerjemahkan part demi part untuk membaca karya Rabhita yang tidak dia sanga karya itu membuatnya ketagihan membaca. Karena itulah Direktur Cathy langsung menghubungi Rabhita.

"Oh," gumam Rabhita dengan cengiran dan pipi yang tersipu.

"Bisa anda pergi hari itu?" tanya Direktur Cathy memastikan dalam bahasa Inggris.

Tentu Rabhita mengiyakan, Cathy bilang mereka akan menjemput Rabhita di bandara dan hotel mereka pun sudah disiapkan.

"Emmm, nyonya Cathy?" Rabhita memanggil dengan ragu, "apakah Paul, Havy dan Peter bisa memaikan peran utama?"

Diam sebentar, lalu Cathy menjawab, "kami dari awal sudah mengira bahwa anda akan memilih pemeran yang sama seperti yang anda gambarkan dalam Wattpad, dan kami sudah nemerima info bahwa Havy dan Peter sedang tidak ada kontrak lain, namun Paul sepertinya dia ada kontrak dengan film lain, tapi nanti kami akan mencari info selanjutnya," terang Direktur Cathy dengan ramah.

"Baikah terimakasih," jawab Rabhita dengan sopan lalu telfon dimatikan.

Rabhita memandang keluar jendela belakang rumahnya, melihat Mama dan Papanya yang sedang bersantai sambil minum teh.

Tapi yang ada dipikiran Rabhita entah mengapa itu Paul. Dia sangat mengharapkan Paul dapat berperan di film itu nanti.

Tanpa Rabhita tahu, bertepatan dengan pikiran itu seseorang yang bernama panjang Paul Hassel Paterson sedang berteriak frustasi kepada perempuan di depannya dalam suatu ruangan.

"GUE GAK MAU! LO GAK BISA MAKSA GUE!" Paul membentak tentu saja menggunakan bahasa Tagalog bercampur Inggris—karena dia tidak bisa bahasa Tagalog sepenuhnya—dengan tertahan juga karena dia tidak pernah membentak wanita, namun wanita dengan mata menjelit di depannya benar-benar membuatnya gila.

Saat itulah cintanya kepada Jea Vito pergi menguap seperti udara.

- A NASTY PIECE OF WORK -