webnovel

90th Days Part 2

Gadis itu terlihat sangat tegang saat laki-laki itu menciumi lehernya, entah serius atau tidak saat mengajak laki laki itu bercinta, dengan mengatakan hal itu, Baekhee sudah menantang laki-laki itu.

"Belajarlah dengan baik, kau sangat tegang" Chanyeol melepaskan cumbuanya di leher Baekhee, kemudian bangkit dan berjalan menuju sofa tempatnya tidur.

"Ma-maaf, ini adalah pengalaman pertamaku" gadis itu bangkit dan mengikuti Chanyeol.

"Aku tahu, tidurlah Nona menyebalkan, ini sudah larut malam" Chanyeol berbalik dan mengacak poni gadis itu.

Laki-laki itu terlihat lebih santai, entah karena gadis itu layak ditertawakan atau ada perasaan asing yang dia rasakan, laki-laki itu mulai terkekeh. Itu adalah kali pertamanya tertawa karena seseorang.

"Aku akan berusaha" gadis itu hanya berdiri saat Chanyeol mulai merebahkan tubuhnya di atas sofa.

"Tck!" laki-laki itu berbalik membelakangi Baekhee yang masih berdiri di tempatnya.

"Beri aku kesempatan sekali lagi" Baekhee belum menyerah.

"Tuan penculik" Baekhee menggoyang bahu laki-laki itu dengan jari telunjuknya.

"Ahjussi!" kali ini gadis itu mengguncangnya sedikit keras

"Ahjussi tampan!"

Baekhee mengguncang keras dan meninggikan suaranya saat laki-laki itu tidak juga menghiraukan nya.

"Aku memang tidak berpengalaman, tapi setidaknya beri aku kesempatan, jika kau mengajariku, aku pasti mengerti"

Gadis itu terlihat sedih karena diabaikan. Baekhee berbalik dan menunduk, kali ini dia benar-benar merasa dicampakan.

"Eomonie!"

Gadis itu berteriak, Baekhee terkejut saat tiba-tiba tubuhnya melayang. Baekhee merasakan tubuhnya dipeluk dan diangkat.

"Masih saja bicara omong kosong" laki-laki itu berusaha menahan tawanya saat melihat wajah gadis itu.

'Menggemaskan jika seperti ini, ternyata gadis ini sangat cantik'

"...kita tidur bersama malam ini, siapa tahu aku berubah pikiran, dan menelanjangimu malam ini"

Chanyeol membawa tubuh Baekhee dan merebahkanya ke tempat tidur. Gadis itu tidak bisa berkata apa-apa lagi, matanya hanya tertuju pada laki-laki itu, meneliti setiap inci wajahnya dan menekan-nekan otot dada laki-laki itu yang terlihat kokoh.

"Jangan menyentuhnya, aku bisa terangsang jika kau terus melakukanya" Chanyeol merebahkan tubuhnya di samping gadis itu.

"Maaf, apa kau mau memeluk--"

Gadis itu kerkejut saat laki-laki itu memeluknya.

74 Hari Lalu

Pagi ini Baekhee baru terbangun saat matahari sudah terang, hampir pukul 10 gadis itu baru membuka matanya. Malam ini gadis itu tidur sangat lelap. Sesaat setelah membuka matanya, otaknya kembali mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya terlelap, bayangan laki-laki itu yang mencumbuinya berputar di ingatanya, bukan kejadian 2 malam lalu yang dirinya merasa tegang saat mengajak laki-laki itu bercinta, tapi yang terjadi malam semalam berbeda, dirinya tampak menikmati pergumulan itu. Tapi pagi ini, gadis itu tidak mendapati laki-laki itu di sampingnya, entah sejak kapan laki-laki itu pergi.

"Ahh, kami belum melakukanya" ada perasaan lega sekaligus kecewa dalam hatinya saat mengingat perkataan laki-laki itu.

'Tidurlah, aku tahu kau belum siap' kemudian laki-laki itu mengakhiri cumbuan nya pada tubuh Baekhee.

"Ini Seoul?" gadis itu melihat sebuah layar tidak terlalu besar, dan di dalamnya terdapat video berbeda yang menggambarkan jalanan dan tempat-tempat hampir di seluruh Seoul "...waah semuanya bisa aku lihat" gadis itu berdecak kagum.

"Kau sudah dat--" gadi itu menoleh saat mendengar suara pintu terbuka, tapi gadis itu melihat sosok lain di belakang laki-laki yang tinggal bersamanya.

"Hyung, aku tidak mau pergi bersama Irene!" laki-laki itu melirik sekilas ke arah Baekhee.

"Tunggu, apa dia gadis yang kau ceritakan?" laki-laki asing lain melirik gadis itu sekilas.

"Jangan perdulikan dia, ini tidak ada hubungan denganya" Chanyeol

"Chanyeol-ah, kita butuh pekerjaan ini" laki-laki yang bertubuh lebih pendek terus membuju Chanyeol

'Chanyeol?, apa namanya Chanyeol?' Baekhee berpikir.

"Bisakah aku pergi sendiri tanpa Irene, atau bersamamu" Chanyeol tawar-menawar.

Laki-laki itu berpikir, matanya masih tertuju pada gadis yang berdiri di sekitar mereka.

"Baiklah" laki-laki itu mengangguk "...siapa namamu gadis kecil?"

"Aku?" Baekhee terkejut"...Ba-Baekhee"

"Baiklah, gadis itu akan pergi bersamamu" laki-laki itu pergi begitu saja setelah mengatakan perkataan yang tidak masuk akal.

Yang benar saja, mengajak gadis yang tidak tahu apa-apa seperti Baekhee.

"Hyung!" Chanyeol berteriak. Tapi laki-laki itu berlalu tanpa menghiraukan Chanyeol.

"Aish!" Chanyeol meremas rambutnya kesal.

"Apa yang kalian bicarakan, siapa dia, kakakmu?" Baekhee masih tidak mengerti situasinya.

'Chuu'

Chanyeol yang kesal mendekat dan meraup bibir gadis itu rakus. Tanganya mengerayangi seluruh lekuk tubuh Baekhee, hingga tubuh gadis itu meliuk tidak beraturan.

Baekhee hanya diam, gadis itu hanya mengikuti apa yang Chanyeol lakukan tanpa banyak melawan.

"Dress ini, sudah berapa hari kau memakainya?" Chanyeol sesaat setelah melepas ciumannya, nafas keduanya terengah tidak beraturan.

"Ini?"

Chanyeol mengangguk saat gadis itu menunjuk dress yang dia kenakan.

"4 Hari, mungkin"

'Brett'

Chanyeol merobek baju yang gadis itu kenakan hingga menyisakan baju dalam yang gadis itu kenakan.

"Ap-apa yang--"

"Merobek milikmu"

Mendengar Chanyeol membisikan kalimat itu, jantung Baekhee berdegup kencang tidak karuan.

"Kau menginginkanya bukan?"

Baekhee hanya tertegun, gadis itu pasrah saat Chanyeol mencumbui lehernya, Baekhee memejamkan matanya, gadis itu menikmati setiap tahapnya, bahkan saat laki-laki itu menanggalakan semua pakaian dalamnya pun Baekhee pasrah, ini terlalu asing dan membuatnya terlena.

"Chanh--"

Baekhee mulai mendesahkan nama laki-laki itu saat tangan besarnya bermain di dada Baekhee, sekujur tubuhnya di buat merinding, ini nikmat terlebih saat laki-laki itu memainkan lidahnya di sana, itu membuatnya meremas kuat rambut laki-laki itu.

"Ahh~Chanh--"

"Oppa, panggil aku Chanyeol Oppa" sekali lagi laki-laki itu berbisik dengan suara beratnya, kemudian membawa tubuh gadis itu ke atas tempat tidur dan merebahkanya. Keduanya saling menatap, nafas keduanya masih memburu.

Tanpa menunggu lama, Chanyeol menanggalkan semua pakaianya hingga tak tersisa sehelai benangpun di tubuhnya.

Chanyeol menaikan keduan kaki Baekhee dan membukanya lebar-lebar.

Chanyeol mulai menggoda gadis itu, laki-laki itu menggesekan ujung kejantananya yang sudah menengang di lubang kenikmatan gadis itu.

"Nghh~Oppa~"

Chanyeol tersenyum miring saat Baekhee memanggilnya Oppa, itu terdengar sangat menggoda.

"Lakukan papun jika aku menyakitimu"

Chanyeol berbisik dan mengecup sekilas bibir Baekhee. Gadis itu hanya mengangguk. Tak lama, ekspresi wajahnya mulai berubah saat merasakan nyeri di kewanitaanya, Chanyeol melesakan kejantananya perlahan, itu tidak mudah karena ada sedikit penghalang.

"Oppa, ini sakit" Baekhee memulul-mukul lengan laki-laki itu.

Chanyeol tidak memperdulikanya, laki-laki itu terus memasuki Baekhee tanpa jeda, hingga merasakan sesuatu yang robek.

"Oppa!" Baekhee berteriak kencang saat merasakan kewanitaanya seperti robek dan sakit luar biasa, tanganya mencengkeram lengan Chanyeol kuat, bahkan kuku-kuku nya melukai laki-laki itu.

"Rasanya seperti mau mati" Baekhee menangis, merasakan sakitnya.

"Aku akan menariknya keluar jika kau tidak nyaman" Chanyeol menarik nya keluar perlahan "...aku hanya mengingatkan, aku hanya mengabuklan permintaanmu"

"Andwae! Akhh!"

Baekhee memekik saat Chanyeol menghentakan kejantananya yang sempat dia tarik.

Setelah Baekhee terlihat lebih tenang, Chanyeol mulai menggerakan pinggulnya secara teratur.

"Chanyeol Oppa" Baekhee menahan perih di bagian kewanitaanya, walaupun itu sakit luar biasa bahkan air matanya pun terus menetes.

"Hmm, wae?" Chanyeol menatap wajah gadis di bawahnya.

Chanyeol menyadari satu hal tentang gadis itu. Baekhee, gadis itu sangat cantik terlebih saat berada di bawah kungkunganya, juga tubuh mungilnya yang sintal, juga suara merdunya yang membangkitkan gairahnya sejak berhari-hari lalu. Tidak banyak mengajaknya bicara adalah salah satu cara Chanyeol untuk menekan hasratnya pada gadis itu.

'Aku sudah memberikan kesempatan untukmu agar aku tidak merusakmu, tapi ini sudah terlambat, kau menginginkanya, bahkan rasa kau mengabaikan rasa sakitnya, saat milikku merobeknya'

"Apa yang laki-laki itu maksud kau harus pergi denganku akhh~" Baekhee mendesah saat merasakan nyerinya perlahan hilang dan berganti dengan rasa nikmat.

"Lupakan perkataanya" Chanyeol masih menggerakan pinggulnya tetatur.

"Tap-- nghhh~" Baekhee mulai melenguh saat kewanitaanya berkedut, nikmat luar biasa.

"Tahan sebentar Baek" Chanyeol merasakan jika gadis itu menemui klimaksnua

"Aahh~" Baekhee mendesah saat merasakan kenikmatan menjalar ke seluruh tubuhnya.

"Kau menyukainya?" Baekhee hanya mengangguk lemah, demi apapun, Baekhee terlihat lebih seksi berkali lipat. Chanyeol mengecup sekilas bibir Baekhee.

"...Baiklah" Chanyeol tersenyum dan mempercepat gerakan pinggulnya, laki-laki itu merasakan kejantananya semakin menegang dan ingin meledak di dalam sana.

"Mhh~akhh Oppa!" Baekhee menjerit saat Chanyeol mulai memainkan puting payudaranya dengan ujung lidahnya.

Kewanitaanya semakin berkedut cepat dan mulai mengetat mencengkeram sesuatu yang bergerak liar di dalam sana.

"Sedikit lagi sayang" Chanyeol merasakan jepitan kuat di kejantanya, gadis itu orgasme untuk kedua kalinya.

"Nghh~ahh~"

"Arrghh~ahh~" Chanyeol pun menyusul dan menyemburkan semua spermanya kedalam sana.

"Oppa~apa ini yang namanya bercinta?"

Chanyeol hanya tersenyum dan mengecup bibir Baekhee berkali-kali.

"Oppa~ayo lakukan lagi, aku menginginkanya lagi"

"As your wish baby"

70 Hari lalu

Chanyeol menemui laki-laki yang dia panggil Hyung beberapa hari lalu di sebuah Mansion untuk menyarahkan sebuah bingkisan.

"Aku sudah menduganya" laki-laki itu menepuk pundak Chanyeol dan duduk di samping laki-laki bertubuh tinggi itu.

"Wae Hyung?"

Laki-laki itu hanya mengangkat kedua bahunya. Laki-laki itu merasa Chanyeol akan mengerti dengan maksudnya.

"Aku sudah menduganya jika kau akan bersikap keras kepala"

"Aku tidak ingin melibatkan gadis itu dalam pekerjaan kita"

"Apa kau sedang jatuh cinta padanya?" laki-laki itu tersenyum pada Chanyeol.

"Omong kosong" Chanyeol terkekeh.

Laki-laki itu hanya mengangguk

"Apa semuanya lancar?"

"Ya, seperti yang kau lihat, aku membawanya padamu"

"Chanyeol-ah" laki-laki itu melihat kegelisahan pada diri Chanyeol "...aku harap kau tidak bersikap bodoh dan terus tinggal bersama gadis itu"

"..."

"Dan jika kau sudah terjerat cinta gadis itu, aku tidak akan bisa membantumu" laki-laki itu bangkit dari duduknya hendak meninggalkan Chanyeol.

"Seperti kau dan Irene?" laki-laki itu menghentikan langkahnya.

"Haah" laki-laki itu menghela nafas "...berhentilah jika kau tidak ingin merusak gadis itu seperti aku merusak gadis yang aku cintai" kemudian melanjutkan langkahnya dan meninggalkan ruangan itu.

"Hyung!" panggil Chanyeol "...apa yang harus aku lakukan?"

"Bunuh dia atau kau akan hancur" laki-laki itu tanpa berbalik "...jika kau tidak bisa melakukanya, aku bisa membantumu" tubuh laki-laki itu hilang di balik pintu.

Chanyeol hanya diam, bagaimana mungkin dia tega membunuh gadis seperti Baekhee, entahlah setelah kejadian hari itu, perlakuan Chanyeol pada gadis itu sedikit berbeda.

Itu bukan hal besar bagi Chanyeol, jika hanya meniduri seseorang saja, Chanyeol sudah sering melakukanya, puluhan, atau bahkan sudah ratusan kali laki-laki itu melakukanya.

Tapi Chanyeol merasakan sesuatu yang berbeda saat melakukanya dengan gadis itu, Bakehee membuat jantungnya selalu berdetak tidak karuan.

"Membunuhnya?, itu tidak masuk akal, Junmyeon Hyung keterlaluan" gumamnya sepanjang perjalanan kembali ke tempat tinggalnya.

"Baekhee, ahh semuanya jadi rumit" Chanyeol  "...apa yang dia harapkan dariku, bahkan dia tahu siapa aku sebenarnya"

"Haah"

68 Hari lalu

"Oppa, kau masih di sini?" Baekhee mendapati Chanyeol duduk di tepi tempat tidur setelah malam panas mereka, sejak hari itu keduanya seperti pasangan yang dimabuk cinta, keduanya akan melakukan hubungan sex selagi bisa.

"Wae?" Chanyeol dengan nada datar.

"Oppa" Baekhee memeluk tubuh laki-laki itu dari belakang "..aku ingin--"

"Tidak!" Chanyeol menepis lengan gadis itu dan bangkit dari tempat duduknya.

"Aku belum mengatakanya" gadis itu menatap laki-laki itu tidak mengerti.

"Jangan katakan apapun, kemasi barang-barangmu" Chanyeol memakai pakaian serba hitam nya

"...aku akan mengantarmu pulang, jagan melawanku" laki-laki itu menatap Baekhee tajam, kontras sekali dengan Chanyeol yang semalam membuatnya mendesah sepanjang malam.

"Aku tidak mau" Baekhee menggeleng keras.

"Apa sebenarnya maumu hah!?" Chanyeol meninggikan suaranya. Entahlah, laki-laki itu benci setiap kali dirinya merasakan sesuatu yang asing saat bersama gadis itu.

"Aku ingin bersamamu" Baekhee memelas.

"Aku tidak mengerti jalan pikiranmu, aku bukan orang baik, aku menculikmu, aku juga seorang pembunuh, bahkan kau menyaksikan sendiri bagaimana aku menembak targetku" Chanyeol mengacak rambutnya.

"Molla" Baekhee hanya menunduk, gadis itu tidak mengerti dengan dirinya, Chanyeol benar, ini bisa saja berbahaya untuknya.

"Apa kau mata-mata yang mengawasiku!?" Chanyeol mencengkeram kedua bahu gadis itu dan menatapnya tajam.

"Tidak!, aku--"

"Katakan padaku, apa maumu sebenarnya!?"  Chanyeol menguncang bahu gadis itu

"Katakan Nona!!!" Baekhee hanya diam, tidak ada yang bisa dia katakan, gadis itu terlalu bingung dengan pikiranya sendiri

'Plak!'

"Apa kau bisu hah!?" Chanyeol menampar pipi Baekhee, gadis itu merasakan nyeri di dadanya.

Baekhee tidak mengerti, kenapa setiap kali Chanyeol mengusirnya, rasanya seperti patah hati yang teramat sangat, merasa di buang dan di campakan.

'Plak!'

Sekali lagi, laki-laki itu menampar pipi mulus gadis itu hingga sudut bibir nya menetskan darah segar.

Baekhee mulai meneteskan air matanya, gadis itu menangis.

"Kalau aku mengatakan aku mencintaimu, apa kau akan percaya?"

Baekhee menatap nanar pada laki-laki itu. Mungkin ini tidak masuk akal, tapi itulah yang gadis itu rasakan, bahkan ini adalah kali kedua gadis itu mengatakan jika dia mencintai Chanyeol.

"Tidak masuk akal" Chanyeol geram, kekesalan yang dia rasakan sudah pada puncaknya "...kau sudah gila!?"

Chanyeol meloloskan pistol yang dia selipkan di pakaianya dan mengarahkan tepat di kepala gadis itu.

"Biarkan aku tetap bersamamu" gadis itu memohon.

'Ckrek!'

'BANG!'

.

.

.

Tbc

Next chapter