"Lepaskan sialann!! Apa kau ingin mati hah?" Daisy berteriak histeris karena sekarang,dia sedang di seret oleh para pasukan kuda hitam ke sebuah gudang di belakang istana.Setelah sampai dan memaksanya berlutut di tengah-tengah ruangan,Daisy menangkap siluet seorang Pria sedang berdiri membelakanginya.Lelaki itu menoleh dan menatap nyalang Daisy dengan aura yang menakutkan.Mulut gadis itu menganga dan matanya tak berkedip sedikitpun saat memandangnya.
"Beri hormat pada Pangeran atau kepalamu kami penggal!" Titah seorang prajurit.
"Pa.. n..ngeran? Shitt!" Daisy mencebik kesal dengan nada berbisik.Dia tidak menyangka bahwa wajah Pria itu mirip dengan seorang yang paling dia benci yang telah ia bunuh.Dan karena pembunuhan itulah dia berusaha kabur melalui portal waktu untuk menghindari kejaran para Polisi dan Para intel.
"Apakah aku di hukum oleh semesta? Daisy sibuk menggerutu kesal.
"Apa kau bilang? Berani sekali kau hidup! Sudah sangat baik aku memberimu pilihan untuk dapat memilih cara kematianmu sendiri namun kau menghianati perjanjian itu! Sekarang tidak ada pilihan selain membunuhmu dengan tanganku sendiri.Dan ini tidak pantas berada di kepalamu!" Pangeran menarik paksa mahkota yang melingkari kepala Daisy.
"Kau yang justru akan mati!" Daisy memajukan wajahnya dan tersenyum sinis.Hal itu berhasil memicu kekagetan di hati Pangeran.Dia seolah sedang berhadapan dengan orang yang berbeda.D'Sea tidak pernah sekalipun membalas ancamannya selama ini.Namun hari ini justru kebalikannya.
"Jovanka!!! Apa dia di rasuk iblis Selatan?! Bawa dia ke tempat eksekusi di tengah lapangan sekarang!" Wajahnya merah padam."Siap Pangeran! Cepat seret dia"
****
"Lihatlah wajahmu! Kau sangat jelek untuk level seorang Pangeran.Aku kasihan pada tubuh ini karena harus bertunangan dan menikah denganmu!". Daisy mengumpat kesal di bawah tiang gantung yang bermandikan cahaya rembulan.Di tengah kegelisahannya dia masih ingin menikmati nuansa tersebut.Sejak kecil,dia sangat menyukai segala hal tentang luar angkasa.Di dalam fantasi kecilnya,dia ingin menjadi putri dan berdansa dengan sang pangeran pujaannya di malam terang bulan yang sunyi di temani angin sepoi-sepoi.Namun,apa yang tengah ia hadapi sekarang adalah sebaliknya.Hanya menunggu kursinya di tendang dan tali yang melingkari lehernya akan membunuhnya malam ini.Pangeran tersenyum sinis.Ada pancaran kepuasan dari mata light grey miliknya.Ada sebuah dendam tersembunyi di lubuk hati yang telah lama bersarang.Sejak awal dia membenci D'Sea sebab gadis itu telah menyebabkan Putri Lilian memutuskan untuk mengakhiri hidupnya.Lilian,dia adalah cinta pertama dan terakhir Pangeran.Seharusnya dia yang menjadi istrinya bukan D'Sea yang sangat ia benci."Haha dasar perempuan rendahan menjijikan! Apa kau pikir aku sudih menikahimu? Jika saja kau berhasil menjadi istriku,aku akan mencekikmu sampai mati!"
"Tunggu apa lagi anjing? Cepat bunuh aku!" Pangeran terheran-heran dengan kata "Anjing".Dia jelas tidak mengetahui kalimat apa itu namun entah mengapa firasatnya mengatakan bahwa itu kata hinaan yang sangat rendah.Dia bergegas berjalan ke depan menghampiri Daisy lalu menarik rambut hitam indah yang berkilauan di bawah cahaya.Pangeran hendak menjambak rambut itu namun entah kenapa dia tertegun. Pancaran mata D'Sea terasa asing.Ia merasakan sesuatu yang berbeda ketika mereka bertatapan dalam jarak sangat dekat.Pangeran telah menunduk dan mensejajarkan wajah mereka.Itu sangat dekat.Ujung hidung keduanya hampir bersentuhan.Daisy merasa risih lalu menundukan kepalanya sambil memejamkan mata.Dia tengah berdoa dengan khidmat.Beberapa detik berlalu dan kini Daisy mengangkat kepalanya tanpa ragu sambil menegapkan punggungnya.Gadis itu tak pernah menyangka bahwa pangeran masih dalam posisi yang sama sehingga gerakannya tersebut berhasil membuat bibir keduanya bersentuhan.'Boom...' Keduanya berciuman.Pangeran mematung karena shock begitupun Daisy.Namun gadis itu adalah perempuan yang cerdik,dia dengan cepat mendapatkan ide.Beruntung ia memilih kematian terhormat sehingga tangannya tak perlu di belenggu.Dengan cepat ia mengangkat tangannya dan menyentuh tengkuk pangeran.Semua prajurit menutup mulut dan menunduk segera ketika Daisy melanjutkan ciuman itu sambil tersenyum kecil.Entah apa yang merasuki pangeran,ia tak mengelak dan melanjutkan ciuman tersebut.Awalnya Daisy menggunakan taktik itu untuk menggoda Pangeran.Dia tahu itu sangat rendah dan memalukan namun dia tidak memiliki pilihan lain.Gadis itu sekarang telah terjebak dengan rencananya sendiri.Dia tak menyangka bahwa kini tangan Pangeran balas memegang tengkuknya ketika ia hendak mengakhiri ciuman itu.Lelaki itu menarik wajahnya mendekat agar bibir keduanya semakin menyatu.Daisy tidak bisa bernapas.Dia rasa dia akan mati.Lelaki itu akhirnya menarik bibir tipis berisi miliknya dari bibir Daisy untuk memberi celah agar gadis itu bernapas.Dia tersenyum jahat lalu mengangakat tubuhnya menuju ke dalam Istana.Semua prajurit hanya membeku di tempat.Bahkan jika mereka memikirkan bumi akan mengalami kiamat sedari mereka kecil,mereka tidak pernah berpikir sekali pun untuk dapat menyaksikan Pangeran di negeri itu berciuman panas di depan mereka.Bahkan dengan perempuan yang sangat ia benci dan ingin di bunuhnya selama ini.
"Lepaskan sialan!" Daisy menggeliat dalam pelukan.Pikirannya sudah membayangkan hal yang tidak-tidak.
"Kau yang memulainya maka jangan menyesal" Pangeran menjawab dengan santai.
"Apa yang ingin kau lakukan?! Dasar bajingan lepaskan aku!"
"Memberimu pelajaran karena telah menciumku tanpa permisi.Bukankah kau ingin menggodaku? Aku akan meladeni permainanmu Tuan Putri D'Sea" Wajah Pangeran di liputi makna yang sulit di baca oleh gadis itu.
Sekarang mereka telah sampai di depan sebuah pintu.Namun entah ruangan apa yang ada di dalamnya Daisy tidak tahu pasti.Merasakan tubuh gadis itu gemetar,Pangeran tertawa puas.Ia membuka pintu perlahan dan jantung Daisy hampir melompat keluar.'Sialan ini kamar tidur' Gumam Daisy ketakutan.
Sesaat setelah lelaki itu menutup pintu dia membuang tubuh Daisy ke atas ranjang.Ia merangkak naik mendekati gadis itu yang sedang duduk mematung menatapnya tanpa berkedip.Pangeran tidak tahu bahwa perempuan itu benar-benar sangat shock.Daisy mundur dengan tergesah-gesah karena ketakutan namun tangan Pangeran dengan cepat meraihnya ke dalam pelukan.
"Lepaskan aku bodoh! Kau tidak mencintaiku kau membenciku! Lalu kenapa kau melakukan ini?" Daisy berteriak sambil menangis terseduh.Pangeran seolah tidak perduli dengan hal itu dan dengan cepat melumat bibir Daisy dengan gairah yang perlahan-lahan akan meledak.Dia berusaha menolak namun tak kuasa karena tengkuknya di tahan dengan erat.Beberapa menit berlalu dan Pangeran menghentikan hal itu.Lamat ia menatap Daisy dengan saksama.Ia salah tingkah.Pipinya berubah menjadi tomat segar yang meronah.Dia tak pernah pacaran selama hidupnya jadi berdekatan dengan pria seperti itu adalah hal asing yang mendebarkan.
"Siapa kau?" Kalimat Pangeran benar-benar bagai bom nuklir yang meluluh lantahkan Hirosima dan Nagasaki bagi Daisy.'Apa maksudnya si setan ini? Apakah dia tahu aku bukan D'Sea yang asli?' Lagi dan lagi dia hanya mampu bergumam dalam hati.Raut wajahnya berubah pucat dalam sekejap.Kepanikannya terlihat jelas di mata Pangeran.Firasatnya mengatakan bahwa gadis di depannya itu adalah sosok yang berbeda walau wajahnya mirip dengan D'Sea.Tetapi dia tidak berpikir yang tidak-tidak.Lelaki itu hanya menebak bahwa D'Sea menjadi berani untuk sesaat saja karena telah membencinya.Bagaimana pun dia teramat senang.Karena salah satu tujuan awalnya adalah membuat perempuan itu ketakutan dan membencinya agar dia dengan rela hati memutuskan untuk tidak ingin menikah dengannya.
"Apa maksud Pangeran? Aku adalah Putri yang ingin kau bunuh! Sama denganmu,aku juga tidak pernah ingin menikah denganmu.Seharusnya sejak awal kita membuat kontrak pernikahan jika memang kita di paksa untuk menikah. Kau tahu? Aku membencimu sama seperti kau membenciku jadi,biarkan aku hidup aku berjanji tidak akan datang ke kehidupanmu lagi."
"Jangan menarik kata-katamu lagi! Pergilah besok untuk menghadap kedua Orangtuaku dan katakan pada mereka.Tetapi ingat! Jangan pernah berani mengatakan tentang aku yang ingin membunuhmu dan memaksa agar pernikahan ini di hentikan jika kau ingin hidup"
"Ba..baiklah.Aku berjanji akan merahasiakannya." Hal ini yang di takuti D'Sea.Gadis itu lupa memberitahu Daisy agar apapun yang terjadi dia tidak boleh membatalkan pernikahan itu namun sudah terlambat.Intinya,Daisy sedang membuat keputusan yang akan menjebaknya seumur hidup.