webnovel

Kantor

Suara adzan subuh terdengar merdu dari arah mesjid membangunkan setiap orang yang mendengar nya untuk melaksanakan kewajiban sebagai muslim. Arsy mengeliat tubuh nya dan mengerjapkan mata nya. Ia lalu bangkit dari ranjang menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan segera sholat.

Saat selesai sholat tak lupa ia membuka nakas di samping tempat tidur nya dan mengambil ponsel milik nya. Hari ini ia sudah membuat pengingat di ponsel nya untuk kegiatan nya.

Oh iya, hari ini kan aku sama ayah rencana nya mau ke kantor ayah. Gumam nya.

Segera ia berdiri dan membereskan sajadah dan mukena nya lalu meletakkan nya di atas ranjang tidur nya.

Dia kemudian segera mandi dan bersiap siap karena ia tak mau kesan pertama nya buruk di mata para karyawan ayah nya.

Aku harus bisa ontime nyampe di kantor. Masa aku hari pertama mau bikin kesan yang gak enak sih. Secara aku kan yang akan meneruskan perusahaan nya. Ucap nya.

Menggunakan blazer navy polos dengan kemeja motif bunga dan di balut dengan hijab warna senada membuat tampilannya menjadi sangat anggun. Di tambah lagi dengan makeup yang natural dan lipstik ombre sangat fresh di wajah nya.

Tak lupa tas Hermes ber ukuran sedang menjadi pilihan Arsy untuk lebih menunjang penampilan nya.

Dengan gembira ia pun berkata di depan cermin.

Yes Arsy, you look so beautiful. Are you ready...?

Arsy tampak tersenyum melihat penampilan nya.

Matahari sudah mulai menampakkan wajah nya dan jam sudah iamenunjukkan pukul setengah 7 pagi. Saat nya ia sarapan sebelum berangkat ke kantor. Terdengar pintu diketuk dari luar.

"Arsy,... Ini bunda!!" ucap seorang dari luar sana.

"Masuk Bun". Sahut nya dengan suara lembut.

Bu Retno sang bunda lalu membuka pintu kamar tersebut. Ia sangat takjub melihat penampilan sang putri kesayangan yang sungguh saatenawan dan cantik. Sampai ia di buat speechless.

Kamu cantik banget nak. Rapi dan anggun. Puji nya pada Arsy.

Maksih bunda. Ucap arsy sambil melemparkan senyum termanis nya kepada sang ibu.

Yuk sarapan, ayah, dan adikmu udah pada nunggu di meja makan. Ajak Bu Retno dan mereka segera berlalu keluar menuju meja makan.

Wihh, tumben caantik dan rapi lagi, udah kaya ibu pejabat lu mba... Hahah... Ucap nya sambil tertawa.

Arsy mengernyitkan alis dan memanyunkan bibirnya.

Jadi maksud kamu selama ini mba gak cantik ya??

Cantik sih... Tapi hari ini gue akuin lu lebih cantik mba ku... Sambung nya lagi.

Memang kakak beradik ini sangat akrab satu sama lainnya. Meski kadang sifat sang adik yang agak jail bikin Arsy kesel.

Hmmmm... Makasih adikku..my one and only... balas Arsy sambil memeluk adik satu-satunya.

Bu Retno dan pak Rafif hanya menggelengkan kepala dan tersenyum lebar melihat tingkah kedua putrinya tersebut.

Arsy kemudian duduk di kursi nya dan sarapan dengan nasi goreng buatan bunda yang sangat enak rasa nya.

Hari ini kantor tutup jam 2 siang.. kita harus berangkat cepat ke kantor Arsy. Supaya kamu bisa belajar beberapa sistem yang ada di perusahaan.. pak Rafif membuka suara setelah selesai sarapan.

Arsy mengangguk paham dan menyudahi sarapan nya yang belum selesai ia makan.

Yaudah yah, kalau gitu kita berangkat sekarang aja. Ajak nya.

Ehh.. jangan buru-buru. Habisin dulu sarapan kamu. Lagian ini juga masih jam 7 lewat 30 menit.... Timpal Bu Retno.

Udah Bun. Arsy udah kenyang. Lagian lebih cepat lebih baik kan. Arsy bisa punya waktu banyak buat belajar.

Ya udah..... Hati-hati ya. Sahut bundanya lagi.

Assalamualaikum bunda.... ucap nya sambil mencari un tangan dan pipi sang ibu.

Walaikumsalam. Hati-hati.. jawab Bu Retno.

Arsy dan ayah nya kemudian berlalu bersama ke teras rumah nya untuk berangkat ke kantor.

.

.

.

.

Di sisi lain, Keenan sudah tampak rapi dan dengan stelan jas dan kemeja abu-abu yang ia kenakan. Semakin terlihat gagah dan tampan saja lelaki perkasa itu.

Taklupa ia selalu mengenakan parfum mahal nya yang beraroma maskulin tapi tidak menyengat di hidung membuat siapa pun ingin selalu nempel di dekat nya.

Ia segera berlalu ke ruang makan rumah nya. Sudah tersedia roti gandum dengan telur dan juga susu.

Keenan memang sudah terbiasa sarapan tidak dengan nasi. Ia sangat menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh nya.

Setelah sarapan ia pun pamit untuk berangkat ke kantor.

Ma, pa. Ken pamit berangkat ke kantor ya. Assalamualaikum! Ucap nya pada Bu Rossa dan pak Rahman.

Bu Rossa dan suami nya pun serentak menjawab salam dari Keenan.

Waalaikumsalam... Hati-hati di jalan Ken. Jawab Bu Rossa padabputra semata wayangnya itu.

.

.

.

.

Arsy yang sedari tadi mengemudi mobil alpard milik sang ayah menerima banyak ilmu yang di ajarkan sang ayah melalui teori yang di ajarkan ayah nya di perjalanan menuju kantor.

Ayah, apa ayah yakin Arsy bisa di percaya menjalankan bisnis ini... Tanya nya.

Ayah yakin kamu bisa menjalankan bisnis ini nak, toh kamu juga dulu pernah buka bisnis kuliner di London kan? Jawab pak Rafif meyakin kan anak nya.

Ya, Arsy memang membuka bisnis kuliner bersama sang mantan kekasih nya. Tapi sejak kejadian itu, ia melanjutkan bisnis itu bersama teman nya. Hingga ia harus pulang ke Indonesia pun, bisnis kuliner itu tetap dijalankan oleh temannya.

Arsy terdiam sejenak, ia tak bisa berkata apa-apa. Yang perlu ia lakukan sekarang adalah tetap berusaha menjalankan mandat dari sang ayah untuk menjadikan perusahaan itu lebih maju lagi dari sekarang.

.

.

.

.

Keenan melajukan mobil Lamborghini Veneno Roadster milik nya menuju kantor. Perjalanan dari rumah ke kantornya tidak terlalu jauh. Kira-kira 20 menit.

Sesampai nya di kantor ia masuk ke lobi utama gedung kantor nya.

Semua karyawan tampak menundukkan kepala mereka saat pemuda tampan itu berjalan melewati mereka satu per satu.

Selamat pagi pak.. ucap ramah salah satu karyawan yang sedang berjalan dan menundukkan kepalanya.

Keenan memasuki ruangannya. Angin segar pagi hari menerpanya. Ruangan nya sangat harum dan bersih. Tidak ada satu noda menempel di ruang kerja nya ini.

Iya duduk di kursi ruang kerja nya dan kemudian memanggil kode telpon ke ruangan sekretaris nya.

Mila, ke ruangan saya sekarang. Bawakan jadwal saya hati ini dan juga proposal yang kemarin saya minta. Perintah nya.

Terdengar pintu diketuk dari luar. Suara keluar dari bibir merahnya. "Masuk!!"

Mila sang sekretaris masuk dengan membawa beberapa proposal dan jadwal kerja Keenan hari ini.

Ini pak, proposal untuk hari ini. Bapak ada jadwal ketemu klien untuk kerjasama proyek apartemen di Tangerang pak. Ucap Mila sambil meletakkan proposal tersebut.

"Ada lagi?" tanya Keenan pada sekretaris nya itu.

Tidak ada pak. Hanya itu saja.

Baiklah, saya akan pelajari proposal nya lebih dulu sebelum kita berangkat. Sekarang kamu boleh keluar.

Baik.. pak. Ucap Mila lagi sembari keluar dari ruangan keenan.

Mila memang sudah sangat lama menjadi sekretaris nya Keenan. Hingga ia paham apa yang disukai dan tidak disukai oleh bos nya itu.

Saat ia sedang membaca berkas nya, tiba-tiba ponsel nya bergetar. Satu pesan masuk tertera disana.

Segera ia buka dan ternyata pesan masuk itu dari pak Rahman, ayahnya.

Ken, papa tadi lupa bilang. Kalau malam ini papa ada reuni kampus papa. Kamu temani papa ya.

Keenan mengusap kasar wajah nya. Kenapa harus aku yang temani papa sih.. masa aku ikut acara untuk orangtua sih. Batin nya.

Tapi lagi-lagi Keenan anak yang tidak bisa menolak keinginan orangtuanya. Apapun akan ia lakukan demi orangtua nya bahagia.

Iya pa. Keenan akan usahain ya pa. Keenan menjawab singkat pesan tersebut.