webnovel

Apa yang telah hilang, kini telah ditemukan.

Kakak....

Kal...

Kal...

Kakak....

Kak...

Kakak!!!

Kakak!!!!!

Kakak!!!

Kal!!!

                  ....

Aku bangun dan membuka mataku....

Kemudian aku menoleh, melihat sekelilingku.

Kulihat aku berada di atas ranjang yang ada didalam sebuah kamar dengan interior bagus. Disampingku terdapat sebuah meja dengan jam digital yang menunjukkan angka 08:00. Penerangan kamar ini berasal dari jendela yang gordennya terbuka, sehingga cahaya matahari masuk dan menerangi seluruh kamar.

"Uhh.... Dimana aku?" Tanyaku.

Hmm... Oh iya, bukankah seharusnya aku dieksekusi mati? Kenapa aku masih hidup? Apakah jangan-jangan aku berada di alam lain? Tapi... Kulihat kalung yang mencekik leherku sudah tidak ada, dan aku bisa merasakan lagi kekuatanku tidak tersegel seperti sebelumnya. Aku mencoba sihir es tanpa mantra...

Shhhh...

Sebuah kristal es dengan wujud yang tak beraturan terbentuk. Lalu, kristal es itu terjatuh ke lantai kamar ini hingga akhirnya pecah berkeping-keping. Wow.... Kekuatanku bisa kugunakan!

Aku melihat ke luar jendela. Kemudian aku agak terkejut karena kamar ini berada di lantai 2. Dan didepan sana terdapat taman yang indah dengan bunga-bunga yang bermekaran, dan semak-semak yang dipangkas dengan rapi. Aku juga melihat beberapa orang yang berseliweran, memakai semacam.... Battle suit berwarna hijau

gelap, dan kepalanya tertutup oleh tudung berwarna abu-abu. Mereka membawa senapan serbu.

"Hey... Aku ada dimana?"

Berbagai pertanyaan muncul di pikiranku. Aku mundur beberapa langkah, hingga menyentuh dinding kamar. Tak lama kemudian...

Ngiiiik!

Pintu kamar terbuka, menciptakan suara gemeretak yang tak nyaman didengar. Aku melihat kearah pintu yang terbuka itu. lalu terlihatlah, perempuan yang seumuran denganku, dengan wajah cantik, berambut pirang, bermata biru laut, memiliki bekas luka sayatan kecil di pipinya, memiliki tinggi sekitar 175 cm, dan memakai jaket kulit serta celana hitam yang agak ketat. Dia menatapku dengan terkejut.

"Uwaah, maaf! A-Aku tidak bermaksud menyelinap di kamarmu, aku tiba-tiba terbangun disini! Tolong jangan salah paham!"

Aku mengatakan itu karena panik, tiba-tiba ada wanita yang datang ke kamar ini, ditambah lagi aku tak tahu kenapa aku bisa bangun di tempat seperti ini. Padahal seharusnya aku sudah mati karena dieksekusi!

"Pangeran... Kau sudah bangun!!!"

Perempuan itu tiba-tiba memelukku dengan erat. Aku bisa mendengar dia menangis tersedu-sedu. Sementara aku hanya kebingungan, tak tahu apa yang sedang terjadi.

"H-Hey, tenang jangan menangis. Dan kenapa tiba-tiba kau memelukku? Dan juga... Apa maksudmu pangeran?"

"Ya... Kau adalah pangeranku. Tidak, kau adalah pangeran Kami, pangeran kerajaan Czechlavia, Kalgallus Aaron Czechlavia! Akhirnya... Setelah bertahun-tahun... Kami menemukanmu!!!"

Dug...

Eh? Dia tahu... Namaku dulu? Siapa dia?

"Bagaimana bisa kau tahu tentang identitas masa lalu ku?! Dan siapa kau?!!"

Wanita itu berhenti memelukku, lalu dia menatapku dengan lembut.

"Aku adalah... Claire."

.....

Claire...

Claire....?

Aku tahu siapa dia. Dia adalah...

"Sahabatku... Si gigi kelinci"

-----------------------------------------------------------

Flashback Masa lalu, 10 tahun yang lalu.

Di Siang hari, setelah makan siang, aku diam-diam keluar dari istana melalui jalur bawah tanah rahasia.

Akhirnya, aku sampai di area rakyat jelata, tempat dimana rakyat jelata tinggal. Aku berlarian melalui gang-gang sepi. Ketika ada orang, aku akan bersembunyi sampai orang itu pergi. Setelah berlarian secara senyap bagai ninja, akhirnya aku keluar dari kota. Didepanku terdapat padang rumput yang luas dengan pepohonan yang jarang. Aku berlarian kesana, sambil melompat-lompat dan tertawa gembira.

Akhirnya, aku bisa kabur dan menghirup udara bebas, diluar gemerlap kemewahan istana kerajaan. Inilah kebiasaan burukku waktu kecil, yaitu suka berkeliaran keluar istana. Ya, aku tahu ini berbahaya karena bisa saja ada penjahat yang akan menculikku, ataupun monster yang akan memakan ku. Namun aku tak peduli, karena hal-hal seperti itu seperti makanan sehari-hari bagiku. Aku yang cerdas dapat mengatasi itu tanpa perlu khawatir.

Yang perlu dikhawatirkan adalah pasukan pemburu yang dikhususkan untuk memburu ku ketika kabur. Karena aku kabur berkali-kali, sudah pasti aku juga ketahuan berkali-kali. Tentu saja aku juga dimarahi oleh ayah, kedua kakakku, dan ibuku. Namun hal itu tidak meruntuhkan pendirianku untuk keluar dari dari istana dan mencari kebebasan. Lagipula aku hanya di luar selama lebih dari 1 jam saja kok.

Lanjut ke cerita, aku melihat sebuah pohon besar. Di dekatnya terdapat seorang gadis berambut pirang yang sedang duduk sendirian. Tampak mencurigakan. Namun aku mendatangi nya tanpa rasa takut, sehingga kami hanya berjarak 2 meter saja.

"Hai, Siapa kau?" Tanyaku.

Gadis rambut pirang itu menoleh padaku. Alangkah terkejutnya diriku, gadis itu memiliki banyak bekas luka di wajahnya, dan dua gigi serinya besar seperti kelinci. Ada banyak noda yang menempel di wajah dan pakaian gadis itu. Pakaian gadis itu terlihat tidak layak. Mungkin lebih cocok kalau dijadikan kain pel.

"K-Kau... Pangeran! Kenapa pangeran ada disini, didepanku?!"

Gadis itu tampak terkejut. Dia juga terlihat gugup, mulutnya bergetar.

"Ssst, jangan keras-keras nanti kedengaran!"

Kemudian gadis itu menutup mulutnya. Dia diam tanpa berkata apapun.

"Ehmm, aku bosan di istana jadi aku bermain-main diluar. lagipula ini bukan pertama kalinya aku berkeliaran diluar istana." Jelasku

"Tapi bukankah itu berbahaya?" Tanya gadis itu dengan khawatir.

"Aku lebih bahaya dari bahaya itu sendiri. Oh ya aku kan tadi bertanya siapa kau, tolong jawab pertanyaanku."

Aku terus memaksanya untuk memberitahu namanya. Gadis itu pun menghela nafas, dan mulai memperkenalkan diri dengan gugup.

"A-Aku Claire. Aku cuma gadis jelek yang miskin..."

Akhirnya aku tahu namanya.

"Oh, halo Claire, aku Kalgallus Aaron Czechlavia, pangeran kerajaan ini. Kau bisa memanggilku dengan nama Kal. Aku tidak peduli entah kau miskin atau tidak. Tapi seorang gadis kecil sepertimu tidak pantas duduk sendirian di tempat ini. Bagaimana kalau orang tuamu mencarimu?"

Aku bertanya dengan khawatir.

"Aku tak punya orang tua. Aku hidup di pantai asuhan dan aku sedang melarikan diri. Teman-temanku tidak suka denganku... karena aku jelek. Mereka terus memukuliku, melempar ku dengan batu, dan menjauhiku. Jadi itulah kenapa aku duduk sendirian di sini."

.....

Aku terdiam sejenak. Sungguh kasihan sekali gadis ini. Sepertinya hidupnya benar-benar susah. Berbanding terbalik diriku, yang punya keluarga lengkap dan hidup mewah. Namun aku masih bisa mengeluh karena ketatnya pengajaran dari ayah dan ibuku.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kau ikut denganku ke istana? Daripada kau tinggal di pantai asuhan yang membuat hidupmu sengsara, bukankah lebih baik kau ikut hidup mulia denganku?"

"Tapi itu kan..."

"Ssst! Jangan berbicara lagi kau harus ikut denganku. Lagipula keluargaku adalah keluarga yang baik meskipun kami adalah keluarga kerajaan. Kami menerima siapapun yang berkompeten entah apapun wujud mereka."

Gadis itu diam. Dia masih berpikir sambil menoleh kesana-kemari.

Aku yang tidak sabaran langsung memberi solusi lain.

"Kalau begitu begini saja, kau pulanglah dulu ke panti asuhan mu. Namun beritahu aku, di mana letak pantai asuhan mu. Setelah itu, besok aku akan datang untuk mengambil mu kalau aku mendapat izin dari keluargaku. Bagaimana?"

Claire mengangguk perlahan. Akhirnya aku tersenyum puas.

"Nah sekarang pulang lah. Sepertinya aku juga harus pulang."

"Baik... Pangeran."

"Panggil aku Kal... Ketika kita hanya berdua saja. Mengerti?"

"Baik, Kal. Kalau begitu, aku pulang. Terima kasih karena mau berbicara denganku. Oh iya, ini alamat panti asuhanku."

Dia memberiku sebuah kertas yang berisi alamat... Lebih tepatnya sebuah gambar denah kota, sekaligus lokasi dimana pantai asuhan Claire berada.

Setelah itu, Claire tersenyum lembut padaku. Kemudian dia berbalik arah, dan pergi meninggalkanku. Aku pun juga pergi kembali ke istana melalui jalan yang kulalui sebelumnya. Ketika sampai di istana, aku dimarahi oleh ayah, ibu, dan kedua kakakku. Aku mah minta maaf dan aku memberitahu mereka tentang Claire. Aku ingin dia tinggal di istana ini. Kulihat ayahku masih mempertimbangkan dengan serius, ibuku menyetujui Claire tinggal di istana, kakakku pun juga. Setelah melakukan beberapa negosiasi, akhirnya ayahku setuju Claire tinggal di istana. Namun dengan syarat dia harus menjalani pelatihan militer dan bekerja sebagai tukang bersih-bersih di istana. Karena usianya yang masih muda, pekerjaannya akan di ringankan.

Di keesokan harinya aku bersama beberapa prajurit pengawalku datang ke panti asuhan, sesuai dengan denah kota yang ada di kertas. Setelah melakukan berbagai usaha akhirnya kami sampai di sebuah pantai asuhan kecil dan agak kumuh. Kami menuju ke ruang pengurus panti asuhan dan mencari anak yang bernama Claire. Sontak semua orang yang mendengarnya menjadi terkejut. Berbagai jenis pertanyaan pun ditanyakan pada kami, namun kami terus menjawab kalau kami perlu anak itu. Kami ditunjukkan di mana tempatnya berada dan akhirnya kami pun menemukannya. Terlihat dia duduk di pojokan, sendirian, dan penuh air mata. ketika aku datang di hadapannya, dia terkejut sekaligus bahagia karena aku telah menepati janjiku.

Kemudian aku membawa Claire pergi, dari neraka berkedok panti asuhan tersebut. Terlihat jelas banyak anak yang iri melihat Claire, akan tinggal bersama keluarga kerajaan, termasuk anak-anak yang pernah merundungnya.

Akhirnya ketika sampai di istana, Claire langsung dibersihkan badannya oleh para pelayan atas perintahku. Kemudian dia didandani dengan pakaian pelayan, yah itulah syarat Claire kalau dia tinggal disini.

Setelah itu aku mengajaknya berkeliling istana. Menunjukkan semua yang ada di istana. Menunjukkan mana tempat jangan terlarang mana tempat yang boleh dilewati, mana tempat yang boleh dilewati hanya dalam saat tertentu saja, dan masih banyak lagi. Di hari selanjutnya, Claire mendapatkan pelatihan beladiri dan pendidikan khusus, sehingga dia menjadi seorang pelayan yang berkompeten. Meskipun gigi kelincinya benar-benar membuat orang-orang terganggu, tapi mana mungkin ada orang yang mau menolaknya disini. Dia telah menjadi pelayan yang sangat diandalkan dengan kemampuan yang luar biasa.

Di saat-saat senggang dan tidak ada orang, kami berdua mengobrol, bermain, dan bercanda selayaknya sahabat. Namun di kala banyak orang,  kami berperilaku layaknya tuan dan pelayan. Hal ini terus berlanjut sampai 2 tahun kemudian. Dia telah menjadi seorang pelayan hebat meski usianya yang masih muda. Disaat iblis menginvasi Czechlavia, aku ingat pesan terakhirnya.

"Sembunyilah... Pangeran!"

Aku tidak mau meninggalkannya. Namun, pengawal keluarga kerajaan menarikku dan memaksaku untuk sembunyi bersama dengan ayah, ibu, adik dan kedua kakakku. Namun semuanya berakhir ketika pasukan iblis menemukan kami. Pengawal keluarga kerajaan dibunuh, seluruh keluarga kerajaan termasuk diriku ditangkap. Dan aku tak tahu keadaan Claire. Aku menganggap dia telah mati...

Flash back berakhir.

-----------------------------------------------------------

"Hahaha iya, benar... Aku Claire, si gigi kelinci yang jelek."

"Tidak, kau tidak jelek. Kau cantik..."

Aku mengatakannya secara tak sengaja. Aku langsung menyadarinya dan menepuk jidatku. Bisa-bisanya aku mengatakan itu padanya, setelah lama tak bertemu. Dan yang terpenting...

"Tunggu... Kenapa kau... Masih hidup? Dan apa maksudmu dari pangeran kami? Jangan-jangan..."

"Ya, kami, rakyat Czechlavia sebagian masih hidup. Disaat jutaan orang terbantai oleh iblis, ribuan lainnya masih selamat. Semuanya melarikan diri melalui teleportasi secara acak. Kami semua terpisah ke berbagai tempat di seluruh dunia. Aku dan beberapa orang-orang penting di kerjaan Czechlavia yang selamat, berteleportasi ke negara Republik Brinain Serikat, negara yang saat ini kita tempati. Kemudian negara ini menolong kami dengan memberikan berbagai fasilitas, memberi pelatihan militer, dan membiayai hidup kami dengan syarat kami harus bekerja untuk mereka. Namun ada banyak rakyat Czechlavia, yang masih terpisah dengan kami, jadi pasukan khusus kami melakukan pencarian rakyat Czechlavia yang masih terpisah di seluruh penjuru dunia.

Kami membangun desa

Ini, yang digunakan untuk perlindungan rakyat Czechlavia. Desa ini ada di sebuah pulau, di timur benua Rumblaves, wilayah kekuasaan Republik Brinain Serikat, wilayah Robot. Kami masih terus melakukan pencarian rakyat Czechlavia lainnya. Dan sekarang kami telah menemukan kau, kami benar-benar sangat senang. Kami yang awalnya putus asa, sekarang... Kembali menemukan cahaya harapan. Itu adalah kau, pangeran. Kau lah yang pantas memimpin kami. Selama ini aku yang memimpin perlindungan, tak ada hasil yang memuaskan selain hanya mendapatkan segelintir rakyat Czechlavia. Jadi tolong... Pimpinanlah kami, Pangeran!" Ucap Claire dengan memohon.

Namun aku masih bingung, sehingga aku mengeluarkan pertanyaan yang tadinya tertahan di pikiranku.

"Tunggu... Jadi waktu itu kau kabur!?" Tanyaku.

"Tidak! Aku tidak kabur! Waktu itu aku seharusnya mati karena di bombardir oleh pasukan iblis. Namun, Mautus, ketua legiun penyihir berhasil menyelamatkanku, meski waktu itu keadaanku sangat kritis. Kami telah berteleportasi jauh dari Czechlavia. Di waktu itu juga aku bersikeras untuk kembali ke Czechlavia. Tapi ketua legiun penyihir tak mengizinkanku. Sehingga terpaksa aku harus mengikuti ketua. Maaf... Aku telah meninggalkanmu. Maaf telah membiarkanmu kehilangan keluargamu, Kal."

Claire menangis lagi. Kali ini tangisannya terdengar memilukan.

Penyesalan menyelimuti hatinya.

Wajahnya yang cantik ternoda oleh air mata kesedihan. Itu mengingatkanku pada Kiara dari cabang takdir lain yang menangis dalam posisi yang sama.

Aku tanpa ragu langsung memeluknya. Aku menenangkan nya supaya dia berhenti mengeluarkan air mata kesedihan yang membuat suasana menjadi abu-abu.

"Tak perlu meminta maaf. Semuanya sudah terjadi. Yang penting aku, kau dan ribuan rakyat Czechlavia lainnya masih selamat."

"Terima kasih telah memaafkanku"

Aku hanya mengangguk. Kemudian aku berpikir sesuatu yang seharusnya dari tadi kutanyakan.

!

"Oh! Hey Claire! Bagaimana bisa aku ada disini! Kemarin kan aku dieksekusi mati dengan sebuah sihir, di tengah arena pertarungan ibukota! Bagaimana bisa aku ada di sini dalam keadaan sehat walafiat?! Padahal seharusnya aku sudah mati karena dieksekusi!!! Tolong jawab aku!!!"

Pertanyaanku, membuat Claire agak terkejut.

"Hmm, seminggu yang lalu... Tim 02 dari divisi pengintai berhasil menemukanmu, ketika kau sedang disidang di dalam pengadilan. Kemudian mereka melaporkannya kepadaku. Aku membuat perencanaan matang untuk menyelamatkanmu. Rencananya adalah, tim 02 akan menunggu sampai datang hari dimana kau akan dieksekusi. Anthony, komandan tim 02, menggunakan sihir tidur untuk membuatmu pingsan, Kemudian dia memakai sihir waktu untuk menghentikan waktu. Lalu rekannya menyiapkan homunculus yang wujudnya sangat mirip denganmu, lalu diletakkan di tempatmu sebelumnya. Kau yang pingsan langsung dibawa Anthony pergi dengan teleportasi. Tak lama setelah itu waktu berjalan seperti semula. Kemudian... homunculus yang mirip denganmu dieksekusi oleh algojo. Jadi orang-orang mengira kau telah dihukum mati. Padahal aslinya itu hanya tiruan. Kau yang asli telah dibawa ke sini dan dalam keadaan sehat."

"Sihir waktu, divisi pengintai,... Dan homunculus? Jadi aku diselamatkan oleh itu? Aku benar-benar masih hidup?"

"Ya itu benar."

"Jadi kita berada di tempat perlindungan rakyat Czechlavia, di wilayah robot, jauh dari kerajaan sihir?"

"Iya, sekarang kau aman pangeran."

Aku tak berhenti terkejut. Aku masih hidup dan diselamatkan oleh teman beserta rakyat Czechlavia yang masih hidup! Aku tak pernah mengira bahwa ada orang Czechlavia yang masih hidup selain ibu dan diriku sendiri. Dengan begini, harapanku untuk menyelamatkan ibuku semakin tinggi. Aku masih punya keluarga!

"Oh... Kalau begitu, tolong perlihatkan aku... Dimana rakyat Czechlavia yang lainnya!"

"Baik. Sebelum itu, kau harus mengganti bajumu. Di lemari ada banyak baju bagus. Kau harus berpenampilan baik di depan rakyatmu, pangeran. Tidak, Kal."

"Tentu saja. Kalau begitu, tunggu lah diluar. Aku akan berganti pakaian."

"Kau tak mau kubantu?"

"Eh? Bantu apa?"

"Mengganti pakaianmu."

"Hus! Aku bisa pakai sendiri."

Claire tertawa kecil mendengar kata ku barusan.

"Hahaha! oke oke. Kutunggu di luar ya?"

Claire langsung meninggalkanku dan menutup pintu.

Aku pergi ke lemari, lalu membuka pintunya. Kulihat ada banyak pakaian didalamnya. Ada kaos pendek, kaos panjang, kemeja lengan pendek, kemeja lengan panjang, jaket, berbagai jenis celana, dan lain-lain dengan berbagai warna yang berbeda.

Aku memilih memakai kemeja putih lengan panjang, celana hitam panjang dengan bahan tipis yang halus, dan sepatu pantofel hitam. Aku juga menyisir rambutku ke samping kiri. Entah kenapa aku terlihat lebih tampan kalau rambutku disisir ke kiri.

Setelah mengganti pakaian, aku keluar dari kamar. Kulihat diluar kamar ini terdapat lorong dua arah, yang tepinya terdapat banyak pintu menuju ruangan lainnya. Lantainya tertutup oleh karpet merah. Untuk Claire, dia menunggu 2 meter disamping kiriku, sambil bersandar pada dinding. Ketika aku sudah keluar dari kamar, Claire menoleh padaku dan memberi senyum hangat.

Namun senyumnya sedikit pudar ketika dia memandangi pakaianku.

"Umm, Kal... Kenapa kau hanya memakai itu?"

"Ini saja sudah bagus kok."

"Hmm, oke lah. Tunggu apa lagi, ayo kita bertemu dengan mereka. Namun untuk sekarang, kita akan bertemu dengan orang terpenting lebih dulu sebelum bertemu dengan ribuan rakyat lainnya."

Aku mengangguk. Aku tak menunggu lama, mengikuti Claire ke lantai satu. Kemudian aku bertanya.

"Oh iya, kau bilang kau yang memimpin perlindungan Czechlavia?"

"Iya, aku yang memimpin."

Kami berdua menuruni tangga. Ketika kami sudah turun, kami sampai di ruang tamu yang mewah. Terdapat empat orang pria. Tiga memakai seragam militer berwarna hijau gelap, dan satu memakai jubah penyihir berwarna merah. Mereka semua duduk di sofa. Ketika aku dan Claire sampai di ruang tamu, keempat pria itu menoleh kearah kami. Terlihat wajah mereka yang terkejut.

Mereka langsung berdiri dan menyambutku.

"Pangeran! Akhirnya anda bangun!"

"Syukurlah anda baik-baik saja."

"Pangeran... Ini baru pertama kalinya aku melihatnya..."

"...."

Ada satu pria yang diam. Itu adalah pria yang memakai jubah penyihir. Dia mengalihkan pandanganya dariku. Raut wajah penyesalan terukir di wajahnya. Aku tahu, dia adalah Mautus, ketua legiun penyihir. Aku pernah melihatnya dan aku sangat mengetahui tentangnya. Untuk tiga pria lainnya... Aku tak tahu siapa mereka.

"Pangeran, silahkan duduk."

Aku duduk di sofa yang empuk. Kemudian aku memerintahkan yang lainnya untuk duduk juga.

"Kalian juga duduklah."

Menuruti kata-kataku, Claire dan keempat pria duduk di sofa. Suasana masih hening. Mereka seperti tak tahu ingin berbicara apa.

"Ehm... Ee... Claire? Siapa tiga orang disana?"

"Itu... Hey, kalian! Perkenalkan diri kalian di depan pangeran!"

"Baik!"

Kemudian tiga orang itu berdiri dan memperkenalkan dirinya masing-masing. Satu pria memiliki badan tinggi, berkulit putih, dan berambut hitam, satu pria memiliki bekas luka cakaran di wajahnya, dan satu pria memiliki badan yang agak pendek, dan mata kirinya tertutup penutup mata.

"Perkenalkan, Saya Macron Bellakrus, dari keluarga Bellakrus. Ketua divisi pengintai POTCze."

"Perkenalkan, saya Gvelvirc Gullian, dari keluarga Gullian. Ketua divisi penyerang POTCze."

"Perkenalkan, saya Yos Dumamaili, dari keluarga Dumamaili. Ketua divisi pertahanan POTCze."

"POTCZe?" Tanyaku.

"Itu adalah singkatan dari Protection Of The Czechlavian's, nama lain perlindungan Czechlavia." Jelas Claire.

"Oh, aku mengerti. Dan yang satunya lagi... Mautus kan?"

Ketika aku menyebut namanya, Pria yang bernama Mautus itu sedikit tersentak, kemudian memandangku dengan ketakutan.

"I-Iya pangeran."

"Kenapa kau, tampak ketakutan? Bukankah seharusnya kau senang karena aku baik-baik saja?"

Aku bertanya untuk memastikan, apakah dia sedang merasa bersalah karena meninggalkan ku dan seluruh keluarga ku dulu? Mungkin iya. Bahkan dia tak memperbolehkan Claire kembali ke Czechlavia untuk menyelamatkanku. Meski aku tahu, itu sama saja dengan tindakan bunuh diri. Namun kesetiaan mereka patut dipertanyakan. Kalau mereka benar-benar setia... Seharusnya mereka mengutamakan keluarga kerajaan terlebih dahulu. Apalagi Mautus adalah ketua legiun penyihir, yang merupakan bagian dari militer.

Namun aku tahu, dia punya alasan tersendiri yang bisa kutoleransi.

"S-Saya bersyukur karena anda baik-baik saja pangeran. Tapi... Saya..."

Mautus menghentikan kalimatnya. Dia terlihat ketakutan. Claire, dan tiga pria lainnya menatapnya dengan wajah heran. Kemudian dia menarik nafas dalam-dalam, dan menatapku dengan penuh keyakinan.

"Anda tadi, pasti terkejut ketika mengetahui ternyata ada rakyat Czechlavia masih hidup. Namun anda pasti juga marah dan merasa terkhianati, karena saya yang terkenal sebagai penyihir terhebat di kerajaan dan juga orang-orang hebat lainnya hanya bisa kabur dan tidak menyelamatkan anda beserta seluruh keluarga anda yang akan dieksekusi oleh iblis. Pada akhirnya anda kehilangan seluruh keluarga anda.

Kemudian hidup sendirian sebagai petualang, menjalani hidup yang keras, dan dicap sebagai teroris. Maafkan kami yang baru saja menyelamatkan anda setelah 8 tahun lamanya. Namun yang paling bersalah adalah saya. Jadi tolong maafkan saya. Kalau anda masih marah anda bisa menghajar saya sampai anda puas."

Mautus meminta maaf dengan setulus-tulusnya. Aku bisa melihat dia hendak menangis namun dia menahannya. Dia benar-benar merasa bersalah. Meski memang benar aku merasa terkhianati, namun tak ada salahnya untuk memaafkan Mautus.

Aku berdiri dan mendekati Mautus. Kemudian aku menepuk pundaknya.

"Tidak apa-apa, Mautus. Lagipula, banyak rakyat Czechlavia yang berhasil selamat karena kau kan? Setidaknya, kau berhasil menyelamatkan rakyat Czechlavia yang berharga ke tempat ini, bahkan kau dan yang lainnya juga masih mau melakukan pencarian pada Rakyat Czechlavia yang masih terpisah hingga saat ini. Setidaknya kau masih peduli terhadap rakyat Czechlavia, itu membuatku senang."

"Anda benar-benar memaafkan saya?" Tanya Mautus dengan mata penuh harapan.

"Iya benar." Jawabku.

Setelah mendengar jawabanku, Mautus bernapas lega. Dia tersenyum bahagia, tak ada lagi rasa takut dan penyesalan yang terlihat.

"Terima kasih pangeran. Saya berjanji tak akan berani meninggalkan anda lagi. Saya akan melindungi anda, meski nyawa taruhannya!"

"Bagus."

Akhirnya, drama penyesalan Mautus berakhir. Claire dan tiga pria lainnya, yang dari tadi melihat percakapan kami dengan serius, sekarang mulai tersenyum lega.

"Oh Tuan Mautus, anda beruntung. Dan terima kasih pangeran, anda mau memaafkan tuan Mautus. Anda benar-benar baik hati." Ucap Claire.

"Tak perlu berterima kasih. Namun aku ingin memberitahu sesuatu pada kalian."

"Apa yang ingin anda beritahu pada Kami?" Tanya Claire.

Mautus dan yang lainnya pun juga penasaran dengan apa yang akan kukatakan.

"Ibuku... Ratu Rossaria, masih hidup."

Dug!

Perkataanku membuat mata Claire dan yang lainnya terbelalak. Mereka seperti tak percaya dengan apa yang kukatakan.

"Apa?! Yang mulia ratu masih hidup?!" Tanya semua orang.

"Ya. Dia masih hidup, namun yang lainnya tidak. Sekarang dia berada di istana Sang Penguasa Kegelapan, yang ada di jurang terdalam. Dan dia telah diubah menjadi iblis oleh Penguasa Kegelapan."

Seketika itu, mereka terdiam dalam ketakutan. Apalagi aku menyebutkan tentang penguasa kegelapan....

"T-Tidak mungkin! Pangeran... Darimana anda tahu hal ini? Bagaimana anda bisa tahu kalau yang mulia ratu ada di istana Penguasa Kegelapan?! Tolong jawab dengan jujur pangeran!" Tanya Claire dengan memaksa.

"I-Iya. Bagaimana mungkin anda bisa tahu? Padahal dari laporan yang didapat intelejen kami, seluruh keluarga kerajaan kecuali anda telah tewas karena dieksekusi..." Ucap Mautus.

"Tolong jelaskan pada kami pangeran!"

Semuanya masih terkejut. Mereka memintaku untuk berkata dengan jujur, kenapa aku bisa tahu kalau ibu masih hidup. Tapi... Kalau aku memberitahu mereka kebenarannya...

Mereka akan menganggap itu tak masuk akal. Namun aku harus berkata dengan jujur. Aku tak bisa berbohong lagi.

"Baik, akan kukatakan dengan jujur..."

Aku mulai menjelaskan semuanya, ketika aku jatuh di sebuah jurang dalam goa karena insiden Treeman, lalu aku bertemu dengan Kiara, adikku dari cabang takdir lain. Kemudian aku jelaskan secara detail tentang percakapan kami, dan adegan-adegan lainnya ketika Kiara memberiku kekuatan.

Claire, dan yang lainnya memandangku dengan kagum, bingung, dan tak percaya. Apa yang kukatakan tadi seolah-olah seperti cerita dalam novel.

"Hmm... Saya mengerti. Meski terdengar tidak masuk akal... Namun segalanya bisa terjadi di dunia ini. Jadi... Putri Kiara dari dunia paralel menyelamatkan anda dan memberitahu anda tentang yang mulia ratu, Saya percaya pada anda pangeran." Ucap Mautus.

"Saya juga percaya pada anda pangeran. Namun tetap saja, kami terkejut dengan cerita anda. Meski begitu, saya senang yang mulia ratu masih masih hidup. Kami juga akan berusaha untuk menyelamatkannya dari tekanan Sang Penguasa Kegelapan." Ucap Claire.

"Kami, ketua dari setiap divisi militer POTCze juga akan melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan Yang Mulia Ratu, juga rakyat Czechlavia yang masih terpisah!" Ucap Macron, Gvelvirc, dan Yos secara serentak.

"Bagus! Oh iya, ada satu hal lagi. Jadi sekarang pemimpin POTCze adalah Claire kan? Karena aku sudah ada disini... Apakah pemimpinnya akan tetap dia?" Tanyaku.

"Sebenarnya kami ingin anda menjadi pemimpin kami. Namun maaf, anda belum berpengalaman. Anda harus belajar Lebih banyak hal tentang POTCze. Karena kami adalah komunitas yang tak hanya melibatkan rakyat Czechlavia saja. Namun juga pemerintah Brinain Serikat, dan banyak pihak dari negara lain." Jelas Mautus.

"Aku mengerti."

"Nah, anda kan baru saja bangun. Kalau begitu, bagaimana kalau anda berkeliling desa ini sebentar untuk melihat keadaan rakyat Czechlavia? Anda akan ditemani oleh salah satu pengawal yang dikhususkan untuk mengawal anda."

"Lalu bagaimana denganmu?"

"Saya masih punya banyak hal yang harus saya lakukan. Maaf saya tidak bisa mendampingi anda."

"Hmm, tidak apa-apa."

"Kalau begitu, Tia! silahkan masuk!"

Setelah Claire menyerukan itu, pintu ruang tamu terbuka. Kemudian muncul sosok wanita cantik, dengan tinggi sekitar 175 cm, dan rambut coklat yang diikat ke belakang, tertutup oleh topi hitam. Dia memakai pakaian serba hitam yang berupa jaket kulit dan celana panjang dan sepatu hak tinggi. Wow... dia terlihat keren.

"Tia, hari ini kau akan mengawal pangeran untuk berkeliling desa. Ingat, ini adalah tugas untuk mengawal pangeran. Jangan membuat kesalahan sedikitpun, mengerti?"

"Siap, mengerti nona! Saya akan mengawal pangeran untuk berkeliling desa. Saya berjanji tak akan membuat kesalahan sedikitpun!" Jawab Tia dengan tegas.

Kemudian aku bertanya.

"Dia akan menjadi pengawalku?"

"Iya. Jadi nikmatilah waktu anda, pangeran."

"Kalau begitu, aku pamit dulu."

"Baik pangeran."

Setelah kami berdialog, aku berjalan meninggalkan Claire, Mautus, Macron, Gvelvirc, dan Yos.

"Ayo Tia, temani aku berkeliling desa."

"Siap pangeran."

Tia mengikutiku. Kemudian kami berdua keluar dari ruang tamu dan melangkah dengan cepat menuju ke luar mansion ini. Claire dan yang lainnya, mereka pasti sedang mendiskusikan sesuatu sebelum mengurus pekerjaan mereka.

                      

                       Bersambung