webnovel

Hidup di Dunia Fantasi Tidak Semudah yang Aku Kira

Author: RookmanRyou
Fantasy
Ongoing · 33.4K Views
  • 113 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Seorang pemuda berumur 25 tahun, pengangguran, dan sedang mencari pekerjaan ter-transfer menuju dunia lain yang tidak ia ketahui. Disana ia tidak mengetahui apapun tentang dunia itu, kehilangan ingatannya, dan hanya menemukan kertas bertulisan 'Rook' yang ia pikir namanya. Apakah ia mampu bertahan di dunia itu ? Ataukah mungkin mencari jalan keluar dari sini ?

Chapter 1Prologue

"Gah... Hah... Hah..."

Suara nafas terengah-engah serta pernafasan yang tidak teratur begitu memberatkan langkah kakiku. Di tengah gelapnya malam ini, aku tak begitu tahu apa yang sedang mengejarku dibelakang sana. Mata merah mereka yang menyala di dalam kegelapan.... yang berjumlah sekitar... lebih dari 5 atau mungkin puluhan, tidak berhenti mengejarku.

Tubuhku yang jarang kulatih kupaksakan untuk menahan rasa lelah, juga untuk menahan rasa takut dan kengerian ini. Makhluk-makhluk itu berteriak melengking sangat keras, seperti haus akan darah dan sangat ingin untuk memakanku. Aku tidak punya pilihan lain selain lari dari mereka.

Melewati hutan belantara, berisikan tumbuhan yang asing bagiku, karena aku tidak pernah melihat pepohonan tinggi yang menjulang sebelumnya. Semak belukar yang begitu kasar dan lebat, beberapa kali melukai kakiku karena terkena duri dari semak belukar.

Baju kemeja putih bersih yang kupakai untuk mendaftar pekerjaan terkoyak disana-sini. Sekarang bahkan tidak lagi berbentuk seperti baju seutuhnya. Jas hitam yang kupakai pun sudah kulemparkan untuk menghambat laju mereka. Tetapi mereka dengan mudahnya menyobek jas tersebut menggunakan sebilah pisau.

Sembari aku terus berlari menghindari dan menerjang berbagai semak-semak, dari jauh dapat terlihat sebuah cahaya. Yang berarti aku dapat keluar dari hutan ini. Dengan bahagianya aku terus berlari menuju harapan tersebut, agar bisa keluar dari kejaran mereka. Kemungkinan besar mereka tidak akan mengejarku jika berada di luar hutan bukan ?

"Terima kasih, Ya Tuhan !"

Perlahan-lahan tubuhku yang semula diselimuti kegelapan dan dinginnya hutan berubah menjadi hangat dan terang, bagaikan diriku diselamatkan oleh-Nya. Namun, aku tersadar, keluar dari hutan bukan berarti diriku dapat terselamatkan.

"Yang benar saja.... oi... yang benar saja."

Jalan cahaya yang kuharapkan pintu keluar dari hutan ini bukanlah 'pintu' yang sebenarnya. Malahan terkesan seperti jebakan untukku. Di seberang sana terdapat sebuah tebing tinggi lainnya. Aku dapat mendengar suara air deras dibawah, yang kutemui sebuah sungai deras penuh bebatuan.

Aku berjalan dengan perlahan menuju tepian dari tebing dengan diikuti makhluk hijau bermata merah yang perlahan mendekatiku. Mereka mempersiapkan berbagai senjata pada tangan mungil mereka, sebilah pisau, tombak, dan bahkan busur panah.

Apa yang harus kulakukan.... Bila aku mundur maka diriku akan terbawa arus sungai yang deras. Aku pun masih belum tahu apakah dibawah sana bisa terantuk bebatuan atau tidak. Jika aku terus berada di sini, mereka akan menangkapku.

Apakah aku akan menjadi makanan mereka ? Ataukah terlumat dan terbawa oleh arus sungai... Mana yang akan kupilih ?!

"Sial sial sial..... Aku tidak punya pilihan lain !"

Tidak ada pilihan lainnya ! Aku akan melawan mereka walaupun kematian akan datang kepadaku, siapa juga yang mau kalah dari cebol hijau seperti kalian !!!!

Aku mengambil sebilah batang kayu yang berada di tanah. Meskipun itu bukanlah senjata yang mumpuni untuk melawan mereka, setidaknya aku bisa menakutinya dengan mengibas-ngibaskan kayu ini kedepan.

"MAJU SINI !!!! MAJ-"

CRASH

"Eh.....?"

Perasaan panas apa ini.... yang menusuk di dada kananku. Panas sekali, panas sekali, sakit sekali, sakit sekali. Apakah ini sebuah anak panah ? Mereka menembakku dengan panah ? Terdengar sayup-sayup suara tawa mereka yang menjijikan. Tubuhku terhuyung kebelakang, batu yang kupijak tidak dapat mempertahankan berat badanku. Hingga berada di tepi jurang, menyebabkannya runtuh....

Yang terlihat di atasku hanyalah awan putih beserta langit biru di angkasa. Di temani oleh kesunyian... aku tidak dapat mendengar apapun. Padahal aku tengah terjatuh... bukannya akan terdengar lebih keras suara deras sungai...

Ah... Aku pernah mendengarnya.... Jika kau mendekati kematian, niscaya keheningan akan datang pada saat terakhirmu.

Apakah ini berarti aku akan mati ?

Kematian akan datang kepadaku ?

"Hah.... Aku bahkan tidak tahu, mengapa diriku bisa berada di dunia sialan ini...."

You May Also Like

Tanril: Telaga Api

Legenda satu orang yang bisa menahan kepungan ratusan ribu pasukan, menaklukkan puluhan ribu tentara elit, serta menghentikan Perang Saudara berkepanjangan. Wander Atale Oward adalah anak kelima dari Likuun dan Chiru’un. Sejak kecil ia adalah anak yang lemah dan sakit-sakitan. Ketika ia sudah bersekolah, ia menjadi bulan-bulanan anak-anak saudagar di sekolahnya, ditindas dengan licik, hingga dikeluarkan dari sekolah. Wander tetap berkeinginan untuk mempelajari “Rijeen” atau seni bela diri. Ia mendesak ayahnya untuk mencarikan lagi guru baginya, hingga akhirnya ia diterima sebagai murid tunggal seorang ahli Rijeen yang eksentrik bernama Kurt Manjare. Kurt tidak mengajarkan ilmu bertarung, tetapi mengajarkan Teknik mengelola dan menguasai Khici. Kurt tahu bahwa Wander adalah anak yang istimewa. Wander terlahir sebagai “Tanril’, atau ia yang memiliki telaga api Khici dalam dirinya. Untuk bisa memanfaatkan itu, Wander perlu diarahkan dengan benar. Dalam bimbingan Kurt, Wander mengalami kemajuan pesat. Kemudian, Kurt ternyata mengungkap bahwa ia bukanlah guru sejati Wander. Ia hanya dipesan untuk mengajari Wander hal=hal yang mendasar, tetapi ia perlu mencipta sendiri Rijeen-nya di bawah bimbingan guru sesungguhnya bernama Jie Bi Shinjin yang misterius. Pada usia belasan tahun, Kerajaan Telentium, tempat tinggal Wander mengalami pergolakan. Raja negeri itu mangkat. Takhta kerajaan menjadi perebutan berdarah, hingga negeri terbelah dan pecah perang saudara. Pasukan Pangeran Pertama yang penuh ambisi kini mengarah menuju kota kelahiran Wander, Fru Gar. Atas pesan gurunya, Wander berusaha mempertahankan kota ini sekaligus berusaha menyelamatkan keluarga dan para penduduk kota.

Jadeteacup · Fantasy
4.9
309 Chs

PENDEKAR TAPAK DEWA

Kebiadaban yang dilakukan oleh gerombolan La Kala (Kelompok Merah-Merah) di bawah pimpinan La Afi Sangia makin merajalela. Terakhir mereka membantai penduduk Desa Tanaru beserta galara (kepala desa) dan keluarganya sebelum desa mereka dibumihanguskan. Mayat-mayat bergelimpangan di mana-mana yang sebagian besarnya hangus bersama rumah-rumah mereka. Darah Jenderal Hongli alias Dato Hongli mendidih menyaksikan bekas aksi kebiadaban yang di luar batas kemanusiaan itu. Darah kependekarannya menangis dan jiwanya menjerit. Tetapi ada sebuah keajaiban. Di antara mayat-mayat bergelimpangan ada sesosok bayi mungil yang kondisinya masih utuh. Tubuhnya sama sekali tak bergerak. Sang bayi malang seolah-olah tak tersentuh api walau pakaiannya telah menjadi abu. “Oh...ternyata bayi ini masih hidup,” desah sang mantan jenderal perang kekaisaran Dinasti Ming. Diangkatnya bayi itu seraya lanjut berucap, “Akan kubesarkan bayi ini. Dia adalah sang titisan para dewa. Akan kugembleng ia agar kelak menjadi seorang pendekar besar. Kelak, biarlah dia sendiri yang akan datang untuk menuntut balas atas kematian keluarganya serta seluruh penduduk desanya. Akan kuberi bayi ini dengan nama La Mudu. Ya, La Mudu, Si Yang Terbakar...!” Lalu sang pendekar besar yang bergelar Wu Ying Jianke (Pendekar Tanpa Bayangan) itu mengangkat tubuh bayi itu tinggi-tinggi dengan kedua tangannya. Ia berseru dengan suaranya yang bergetar membahana: “Dengarlah, wahai Sang Hyang Dewata Agung....! Aku bersumpah untuk menggembleng dia menjadi seorang pendekar besar yang akan menumpas segala bentuk kejahatan di atas bumi ini..!! Wahai Dewata Agung, kabulkanlah keinginanku ini...!! Kabulkan, kabulkan, kabulkan, wahai Dewata Agung...!” Sang Hyang Dewata Agung mendengar permohonannya. Alam pun seolah mengamininya. Cahaya petir langsung menghiasi angkasa raya yang disusul dengan guruh gemuruh yang bersahut-sahutan. Tak lama kemudian hujan deras bagai tercurah mengguyur bumi yan

M Dahlan Yakub Al Barry · Fantasy
Not enough ratings
89 Chs
Table of Contents
Volume 1 :1