webnovel

Sebungkus Berdua

"Terima kasih, bu " ucap kai setelah menrima uang sebagai upahnya dan dua nasi campur yang dibungkus oleh kertas nasi berwarna coklat.

"Kamu mau pulang sekarang? " tanya kai pada anneth, dia memandangi wajahnya yang terlihat kelelahan.

Anneth menggelengkan kepalanya, "aku mau membantumu menyemir sepatu! "

"Tapi terlihat sudah lelah " kai berusaha untuk tidak menolak anneth, karena pasti dia akan terus merengek padanya.

"Seragammu juga belum diganti, nanti kotor " sambungnya.

"Aku temani kamu sampai jam tiga " ucap anneth, "karena di jam itu aku harus segera pulang, film kartun hachi favoritku akan mulai! "

"Film kartun apa itu? " dahi kai berkerut.

"Itu film kartun lebah madu yang terpisah dari ibunya " jawab anneth, "dia terus bepergian ke banyak tempat untuk mencarinya, walaupun dia tidak menemukannya tapi dia bisa menemukan sahabat baru yang sayang padanya,,, "

Anneth tersenyum ke arah kai, "seperti aku, menemukan kai yang sangat baik padaku! "

"Aku,,, " ucap kai pelan, wajahnya memerah dia malu ketika anneth memujinya seperti itu.

Kai lagi-lagi harus menarik nafasnya, dia lalu kembali menuntun anneth untuk berjalan bersamanya dan duduk di tempatnya biasa menyemir sepatu.

Lalu kai membuka bungkusan nasi miliknya dan dia simpan di tengah antara dia dan anneth.

"Cuci tanganmu disana " kai menunjukkan ke arah kran air yang terletak disamping gedung kantor pos.

"Kenapa harus cuci tangan? " tanya anneth.

"Kamu pasti lapar setelah membantuku tadi " jawab kai, "jadi kamu makanlah nasi bungkus ini, tapi isinya hanya telur balado dan tempe orek buncis saja,,, "

"Aku tidak yakin kamu menyukai makanan seperti ini atau tidak " sambung kai.

"Lalu kamu? " tanyanya kembali.

"Tidak apa-apa, aku bisa makan nanti " jawab kai, "cepat pergi, cuci tanganmu! "

"Tidak mau " anneth memalingkan wajahnya, "aku maunya kita makan bersama nasi itu! "

Kai terdiam sejenak, dan lalu menarik ujung lengan seragam milik anneth. Membuatnya berbalik menoleh ke arah kai.

"Kamu tidak jijik makan denganku? " tanya kai.

"Tidak " jawab anneth cepat.

"Memangnya kamu makan seperti apa sampai aku akan merasa jijik? " kali ini giliran anneth yang bertanya.

"Kamu makan denganku, lihat pakaianku yang jelek dan tangan-tanganku yang tidak sebersih tanganmu " jawab kai, "sudah itu kita hanya makan dengan lauk pauk tidak seperti yang ibumu siapkan dirumah "

Anneth tersenyum, "baiklah, kalau seperti itu kita makan masing-masing saja "

"Aku dengan tanganku dan kai dengan tangan kai sendiri " sambungnya, "aku tidak perlu disuapi! "

Kai mengernyit, "kamu mau aku suapi? "

Anneth mengangguk dalam senyumnya, "aku suka lihat di sinetron yang ibu tonton orang yang pacaran itu kalau makan saling disuapin "

"Tapi karena yang perempuan terlalu lapar, artis laki-lakinya jadi kehabisan makanan karena harus menyuapi pacarnya " celoteh anneth penuh dengan kelucuan.

Kai seketika tertawa terbahak-bahak mendengar cerita anneth yang menurutnya lebih lucu dari cerita dongeng cerita wayang golek yang setiap hari dia dengar bersama neneknya di radio.

"Kamu itu terlalu memaksakan diri " ucap kai dalam tawanya, "kalau nenekku bilang itu seperti buah yang belum matang dimasukan ke dalam karbit, dipaksa matang sebelum waktunya "

"Kamu juga dewasa sebelum waktunya " sambung kai.

Anneth menyilangkan tangannya marah, "aku kan tidak bersalah, kenapa juga harus ada sinetron seperti itu aku kan belajar memakai mata kalau berpikir memakai otak! "

Kai memegang perutnya yang sakit, "iya terserah kamu, kita makan sekarang nanti perutmu sakit karena telat makan "

"Kita itu berteman " kai memberitahukan kepada anneth, "aku lebih tua darimu jadi anggap saja aku kakakmu "

"Apa kalau jadi kakakku bisa menikah denganku juga? " celetuk anneth.

"Apa? " kai menyipitkan matanya ketika mendengar pertanyaan anneth yang lagi-lagi membuatnya merinding karena terlalu berlebihan.

"Kalau tidak dijawab berarti kita bisa menikah nanti! " anneth tiba-tiba mengambil kesimpulan.

"Ini untuk kai " dia membagi dua telur balado yang tersaji dan ditempatkan di dekat kai agar dia dapat dengan mudah mengambilnya.

"Telur itu untukmu saja " ucap kai, "biar aku makan dengan tempe orek saja, karena kamu mungkin tidak akan suka tempe "

"Aku suka " anneth menyanggah ucapan kai, "tempe itu enak " dia lalu memakan satu potongan kecil tempe yang dicampur dengan cabai hijau dan dibumbui kecap manis.

Anneth juga tidak lupa membagi dua tempe tersebut untuk kai.

Kai makan potongan tempe dengan nasi sambil memandangi aneh sikap anneth, gadis itu sangat memberikan kesan sedikit berlebihan padanya. Tetapi sebenarnya dia juga menyukai sikap manis anneth, dia tidak mempunyai kesombongan dan dapat berteman dengan siapapun. Anneth sangat ramah pada siapapun yang dikenalnya.

"Kenapa berhenti? " kai melihat ke arah telur dan tempe milik anneth masih bersisa, begitupun dengan nasi bagiannya.

"Aku sudah kenyang " anneth mengusap perutnya, "kata ibuku kantung perutku kecil, jadi aku tidak bisa makan banyak "

"Kalau aku paksakan nanti aku sakit perut " sambungnya, dia meneguk air dari botol minumnya.

"Karena menurut nenek yang berlebihan itu tidak baik " ucap kai dengan mulutnya yang masih mengunyah makanan, "berdoa dulu sebelum makan dan berhenti sebelum kenyang! "

"Setelah makan tidak boleh langsung tidur karena nanti kita jadi anak pemalas " sambungnya.

Anneth terkejut, "benarkah? "

"Pantas saja aku tidak suka membantu ibu, karena biasanya aku selalu tidur kalau sudah kenyang! " anneth pun menyamakan apa yang diucapkan oleh kai dengan kebiasaan buruknya itu.

Kai menggelengkan kepalanya, "mulai sekarang kamu tidak boleh seperti itu! "

"Kamu tahu anak pemalas itu selalu sulit belajar! " kali inipun dia menakut-nakuti anneth.

"Benarkah? " lagi-lagi anneth percaya dengan ucapan kai, "mulai sekarang aku tidak akan tidur setelah makan, dan tidak akan lupa berdoa sebelum makan "

"Bagus kamu harus memegang janjimu sendiri " ucap kai mengacungkan jempolnya pada anneth sebagai ungkapan pujiannya padanya.

Anneth melirik ke arah jam di tangannya, dan segera beranjak dari duduknya.

"Aku harus pulang! " teriaknya.

Kai terkejut mendengar teriakan anneth yang begitu tiba-tiba.

"Ada apa memangnya? " tanya kai.

"Lima menit, dua puluh lima detik lagi film kartun hachi kesukaanku akan segera mulai! "

"Jadi kemarin itu sebelum bersambung, hachi bertemu lebah yang seperti ibunya tetapi ternyata bukan. Itu bukan lebah madu, dia baik hati menampung hachi di rumahnya ada satu anak bibi tersebut yang jahat! " anneth mengoceh secara terus menerus dihadapan kai membuatnya melongo, makanan yang berada di dalam mulutnya menjadi lebih lambat dikunyahnya. Anneth lebih cocok jadi seorang pembaca berita seperti di radio yang selalu di dengarnya setiap hari.

"Anneth " panggil kai, "sekarang waktunya tinggal empat menit tujuh belas detik lagi film kartun kesukaanmu mulai! "

"Iya benar " anneth menepuk pelan keningnya, dia segera membenarkan posisi tas di punggungnya dan berlari.

"Anneth! " teriak kai, "ini botol minum milik kamu! "

Anneth sudah terlalu jauh untuk mendengar teriakannya, dia berbalik tetapi hanya melemparkan senyuman dan lambaian tangannya ke arah kai.

"Aku kembalikan besok saja di sekolah " kai lalu memasukkan botol minum milik anneth ke dalam tas sekolah miliknya, dia berencana mengembalikannya pada anneth esok hari ketika jam istirahat.