webnovel

"Ku Tunggu Kau di Surga"

Nirmala, gadis berusia 20 tahun, dia pengidap penyakit leukimia. Dan divonis dokter umurnya tidak akan lama lagi. Dia adalah anak pengusaha kaya. Nirmala tinggal bersama ibu tirinya. Suatu hari Nirmala dijebak Lea sedang minum-minuman keras di sebuah bar, dan berfoto-foto mesra dengan seorang pria dalam satu ranjang. Hingga dia diusir dari rumahnya sendiri oleh Sony(papanya). Nirmala tidak bisa melanjutkan sekolahnya karena kejahatan Lea. Dengan bantuan Bi Ijah asisten rumah tangga Nirmala, Nirmala bisa tinggal bersama Bibinya di kampung. Suatu hari dia bekerja terlalu keras membantu sang Bibi di persawahan. Hingga dia lemas, mimisan dan akhirnya pingsan. Sang Bibi membawanya ke dokter, kata dokter itu hanya faktor kelelahan. Seminggu kemudian, itu sering terjadi. Hingga kejadian itu terjadi beberapa hari kemudian. Dari pemeriksaan dokter dirumah sakit, Nirmala pengidap penyakit Leukimia akut. Disebuah pasar Nirmala bertemu dengan Kevin. Dari sanalah awal mereka kenal. Yang tiap harinya mereka selalu bertengkar, namun lama-lama kebencian itu berubah jadi cinta. Karena biaya pengobatan Nirmala yang mahal, dia memutuskan untuk bekerja sebagai penyanyi disebuah King Club terbesar di Asia Tenggara. Dengan memakai topeng Nirmala menutupi identitasnya. Nirmala bertemu dengan pemilik Club, Jack Wilson. Dia juga Pemilik perusahaan besar di beberapa kota. Jack jatuh cinta pada wanita yang berinisial Issabella itu? bagaimana kelanjutan kisahnya?

Iin_Romita · Teen
Not enough ratings
400 Chs

Berbohong untuk kebaikan

Bab 29

Jhony dan Jack kembali ke kursi ruang tunggu depan kamar IGD yang disana sudah ada Leon membawa dua gelas cup kopi panas.

"Maaf ini Tuan Jack!" Kata Leon menyerahkan kopi itu ke Jack dan Jhony.

Jack mulai menyeruput kopi panas dari cup. Sedikit demi sedikit untuk menghilangkan sedikit kegelisahan dihatinya. Jack melirik Jhony, dia tidak meminum kopi itu, malah nampak melamun. Yang pasti dia melamunkan keadaan Issabella. Fikirnya.

"Silahkan diminum Pak, kopinya!" Sapa Jack pada pria setengah tua yang duduk mematung tersebut.

Jhony menghapus lamunannya tentang Nirmala dan segera menghangatkan tubuhnya dengan kopi.

"Oh ya. Aku sampai lupa. Tidak mengabari istri saya dirumah," Ingatnya, Segera dia mengambil ponsel Nirmala dari dalam saku celananya dan menelphone isterinya.

"Maaf Tuan Jack Wilson, saya ingin mengabari istri saya sebentar!"

****

Bi Asih cemas, Karena Nirmala dan suaminya belum pulang. Dia lega karena melihat ponsel jadulnya berdering dengan nama pemanggil Nirmala.

"Hallo Nirmala?" Sapa Bi Asih setelah menekan tombol penjawab panggilan.

"Maaf Bu, aku Jhony," jawabnya pada istrinya.

"Nirmala mana, Pak?" Tanya Bibi Asih kegelisahannya bertambah saat Nirmala tidak terdengar.

"Bu, maaf mungkin kita pulangnya telat. Ibu tidur saja dahulu. Karena Tuan Jack pemilik Club mengajak kita menginap di kamar sini. Karena kemalaman kami tidak bisa pulang. Gak apa-apa ya bu?" Tanya Jhony. Sepertinya Bibi Asih tidak langsung percaya pada ucapan suaminya.

"Benarkah demikian, Pak?" Lagi tanya Bibi Asih ingin mendengarkan ucapan suaminya itu.

"Ya Buk, ibu tenang saja. Nirmala masih bersamaku dia sedang berada dikamar mandi," Ucap Jhony tidak ingin membuat istrinya cemas

"Baiklah kalau begitu. Ibu matikan handphonenya ya?"

"Maaf Buk, Bapak terpaksa membohongi ibu!" Gumamnya dalam hati.

Tidak lama itu suster dari dalam ruangan keluar dan memberitahukan bahwa Nirmala sudah sadar.

"Maaf Pak, anak Bapak sudah sadar dari pingsannya. Dia mencari Bapak," kata suster.

Segera Jhony dan Jack masuk kedalam ruang IGD, menemui Nirmala yang terbaring lemas di tempat tidur pasien.

"Nak, bagaimana keadaanmu saat ini? Apa yang kau rasakan?" Tanya Jhony sangat khawatir dengan keadaan Nirmala.

"Pak aku ingin pulang!" Ucap Nirmala

"Keadaanmu sedang tidak baik Issabella! Apa kamu tidak ingin melepas topengmu, itu membuatmu tidak nyaman," kata Jack Wilson

"Tuan mengantar saya kerumah sakit ini? Kenapa repot-repot? Padahal Tuan banyak pekerjaan juga?" Tanya Nirmala melihat kebaikan pemilik King Club terbesar itu.

"Ya, aku kasihan padamu. Aku tahu Kenapa kamu memilih ingin bernyanyi di tempatku. Karena uang itu kau gunakan untuk berobat kan? Mulai sekarang kamu tidak boleh bernyanyi dan bekerja keras lagi. Aku akan membiayai pengobatanmu Issabella," Kata Jack

"Tidak perlu Tuan Jack Wilson. Aku akan bernyanyi ditempat Tuan. Dan mendapatkan uang itu untuk pengobatanmu sendiri!" Jawab Nirmala.

"Jangan sepelekan penyakitmu itu. Mulai sekarang kau fokus pada kesembuhanmu saja Issabella!" Perintah Tuan Jack peduli keadaan Nirmala.

"Aku mau pulang sekarang!" Kata Nirmala dengan tubuhnya yang lemas berusaha bangun dari tempatnya berbaring. Matanya yang sayu, tidak terlihat sehat

Tubuhnya yang gontai tidak lagi bisa berdiri dengan kokohnya. Seketika tubuh itu jatuh terhuyung kedepan, dan Jack segera menangkapnya.

"Kamu mau kemana?" Tanya Jack dengan perasaan kesal.

"Antarkan aku pulang!" Perintah Nirmala yang masih memakai topeng putih itu. Dia sangat bebal tidak pernah mau menurut nasehat orang lain yang mengenai kesehatannya.

Dalam dekapan Nirmala, hatinya merasa tenang. Jack merasa nyaman ada didekat perempuan ini.

"Kamu keras kepala Issabella! Jaga kesehatanmu! Kamu akan menginap beberapa hati di rumah sakit ini!" Jelas Jack Wilson.

"Paman, aku mau pulang!"

"Jangan dulu Nak, biarkanlah dokter merawatmu disini Sampai kondisimu benar-benar sehat," Jawab Paman Jhony membelai rambut Nirmala bak anak kandungnya.

Nirmala memeluk tubuh pria yang sudah mulai keriput diwajahnya itu. Cekungan dipipi sudah samar terlihat dan kening yang terlihat bergaris garis.

"Kali ini saja Nak, kamu turutin ucapan Paman. Sekarang beristirahat lah!" Kata Paman Jhony, dengan membantu membaringkan tubuh Nirmala keatas ranjang.

"Apa kamu tidak risih dengan topeng yang kau kenakan itu? Tuan Jack akan berjanji tidak akan membiarkan siapapun melihat wajah aslimu bernyanyi didalam Club itu," Ucap Paman Jhony.

"Tidak Paman, saya sudah berjanji pada diriku sendiri. Tidak ingin membuka identitas pribadi saya," Jawab Nirmala membantah omongan Paman Jhony.

"Terserah kamu saja Issabella! Biarkan Paman Jhony dia memang tidak bisa dipaksa," lanjut Jack yang juga berada disebelah Kirinya.

"Tuan kapan aku bisa pulang?" Tanya Nirmala menatap penuh harap pada Jack Wilson disampingnya. Jack menatap wajah Nirmala yang tertutup topeng, tapi kedua bola matanya la masih terlihat jelas. Ada segurat kesedihan yang mendalam, Dia ingin kembali pulang. Itu permintaanya sekarang.

"Kamu harus melalui beberapa uji pemeriksaan besok pagi dokter akan mengambil sampel darah dari sumsum tulang belakang, pengambilan sample cairan otak, tes genetik setelah itu foto Rontgen, CT scan, dan USG. Kamu tetap disini Samapi semua pemeriksaan itu selesai. Jadi kamu tidak perlu bolak balik pergi kesini," Jelas Jack Wilson pada Nirmala yang tidak serius mendengarkan Jack bicara.

"Ada apa dengan gadis ini? Tidak ada semangat untuk sembuh di wajahnya. Sepertinya dia memilih lebih baik sakit saja," Gumam Jack dalam hati

Suara detak jarum jam jelas terdengar karena ketinganya terdiam sejenak. Jack melihat Kedinding menunjukkan pukul 02.00 dini hari.

Jack keluar dan menyuruh Leon yang menunggunya di depan ruangan, dia minta untuk mengajak Paman Jhony pergi ke cafetaria rumah sakit.

"Leon ajaklah pergi Paman Jhony ke cafetaria rumah sakit, belikan makanan untuk Issabela juga!" Suruh Jack Wilson memberikan beberapa uang lembaran berwarna merah.

"Baik Tuan. Tuan sendiri tidak makan?" Tanya Leon pada Jack yang tidak memikirkan dirinya sendiri.

"Nanti aja gantian jaga Issabella. Kalian pergilah dulu!" Suruh Jack

"Baiklah Tuan," jawab Leon

"Mari Pak Jhony!" Ajak Leon pada pria yang berdiri sejak di King Club tidak menjamah sesuatu untuk pengganjal perutnya.

Ditengah perjalanan ponsel Leon bergetar, dia merogohnya disaku celana. Melihat nama dari si pemanggil. Lea .

"Aduh jam berapa anak ini menelphone aku? Maaf Lea aku gak bisa mengangkat telepon dari kamu!" Gumammnya dan memasukkan kembali ponsel itu kedalam saku celananya.

"Kalau aku mengangkat telephone darimu pasti ada sesuatu yang kamu minta, tapi ada apa yang jam segini dia menelepon?"

Leon kembali berjalan kearah cafetaria yang letaknya tidak jauh dari ruangan IGD. Getaran dari ponsel kembali terasa

"Kenapa tidak dijawab Mas?" Tanya Jhony

"Bukan siapa-siapa Pak," jawab Leon

"Pasti ada sesuatu karena jam segini menelphone?" Lagi ungkap Jhony. Membuat Leon berfikir tidak pasti pada gadis manjanya itu.