Akhirnya mereka berdua sampai di depan sebuah rumah yang terletak di private Area. Sebenarnya itu terlalu besar jika di sebut dengan kata rumah.
Halaman yang terdapat beberapa jenis tanaman dan bunga terlihat sangat rapi. Saat baru melangkah masuk ke dalam rumah sebuah pelukan besar menyelimuti tubuh Yohanna sampai membuatnya terkejut.
"Akhirnya kamu kembali" gumam sosok itu terdengar lega
Sementara William masih berdiri di belakang Yohanna menatap lekat wajah oriental seorang pria muda yang kini masih memeluk Yohanna erat seolah tidak ingin Yohanna menghilang lagi
"Kakak" ucap Yohanna tersenyum
"Ayah menelpon beberapa hari yang lalu jika kamu akan datang hari ini" jelas Henry yang kini menatap lekat wajah adiknya yang sudah tumbuh dewasa dengan mata berkaca-kaca "Kamu sekarang lebih tinggi" lanjutnya sembari mengusap kepala Yohanna dengan rasa sayang
"Yah.. aku disini sekarang" respon Yohanna merasa puas melihat keberhasilan yang di raih kakaknya
"Jisung belum mengetahui jika kamu akan datang hari ini, Ibu juga baru akan pulang dua hari lagi" jelas Henry menggandeng tangan adiknya masuk ke dalam rumah
"Kakak, masih ada satu orang lagi yang harus kamu ajak masuk juga" sela Yohanna menghentikan langkahnya menunjuk William yang masih berdiri di ambang pintu
"Ah… masuklah- masuklah" kata Henry segera
"Hallo, aku William" sapa William sopan
"Senang bertemu denganmu William" respon Henry lalu menoleh kearah Yohanna "Pacarmu?" lanjutnya penasaran membuat Yohanna tertawa
"Dia temanku sejak kecil" jelas Yohanna membuat senyum William canggung
"Oh… terima kasih sudah menjadi teman adikku yang nakal ini" ucap Henry tertawa
Tidak butuh waktu yang lama untuk ketiganya menjadi akrab satu sama lain. Saat mereka bertiga hendak makan siang seseorang menerobos masuk datang tanpa di undang memeluk Yohanna dari belakang membuat William segera waspada
"Yah… Han Jisung lepaskan aku!!!" teriak Yohanna membuat pelaku yang masih berada di belakang Yohanna kaget
"Bagaimana kamu bisa mengetahui jika ini aku?" tanya Jisung penasaran
"Aku bahkan bisa mencium bau mu dengan jarak beberapa kilometer" ujar Yohanna
"Omong kosong" timpal Han Jisung lalu duduk di sebelahnya lalu melihat kearah William "Siapa dia? Kamu membawa pulang seorang suami?" lanjut Jisung bodoh
"Idiot" respon Yohanna sembari memukul kepala Jisung memulai perkelahian mereka berdua dengan diiringi tawa Henry
William memperhatikan dengan baik interaksi Yohanna dengan kedua saudara laki-laki yang tidak pernah William ketahui. Yohanna terlihat bahagia…
~~~
"Aku baru mengetahui jika kamu memiliki dua saudara laki-laki" ujar William saat dia dan Yohanna membereskan sisa makan siang mereka sedangkan Henry harus pergi karena ada pekerjaan sementara Han Jisung membersihkan diri karena dia baru saja kembali dari luar kota saat Henry menelponnya bahwa Yohanna telah pulang.
"Henry adalah kakak sambungku, anak sulung ibuku. Sementara Jisung adalah saudara kembarku" jelas Yohanna sembari mencuci alat makan mereka
"Saudara kembar?" respon William kaget
"Ya… aku juga baru mengetahui beberapa tahun lalu" timpal Yohanna lalu mendorong William agar menyingkir dari dapur
"Aku akan membantumu" tolak William kembali berbalik ketempat semula
"Duduklah, aku akan membereskan sisanya" sela Yohanna kembali mendorong William menjauh dan akhirnya mengalah memilih duduk tak jauh darinya
"Kedua saudaramu terlihat lebih memiliki wajah oriental dibandingkan dirimu" kata William penasaran
"Ya… mungkin karena mereka mengikuti gen Ibuku" jawab Yohanna sembari meletakkan piring terakhir yang sudah dia cuci bersih lalu berjalan kearah William memberikan segelas Jus
"Terima kasih"
"Ada banyak hal belum aku ketahui tentang keluargaku" ujar Yohanna melihat keluar jendela
"Selalu ada sisi lain di setiap keluarga" respon William tenang
"Apakah kamu tidak ingin mencoba mencari tau sisi lain keluargamu?" tanya Yohanna kemudian
"Dulu aku sudah mencobanya" jawab William "Aku akan mencobanya lagi sekarang" lanjutnya meneguk di tangannya lalu mengikuti arah pandang Yohanna keluar jendela
Setelah menginap semalam di rumah kakaknya Yohanna dan William langsung pergi ke Negara F untuk bertemu Ibunya.
Yohanna tidak mengatakan apapun tentang masalah yang tengah dia hadapi kepada saudara laki-lakinya tapi saat dia bertemu ibunya, Yohanna menceritakan segalanya. Ibu Yohanna hanya bisa menangis mendengar apa yang terjadi kepada anak perempuannya. Tapi Ibu Yohanna mengerti keadaan yang tengah Yohanna alami saat ini. Sehingga tidak menahan Yohanna untuk tinggal lebih lama darinya.
Hanya bisa meminta bantuan William supaya bisa menjaga Yohanna dengan baik untuk sementara waktu ini.
Setelah itu keduanya kembali terbang ke Negara A seperti tujuan awal mereka.
"Aku akan langsung pergi setelah kamu sampai disana dan aku memastikan kamu dalam keadaan aman" kata William saat mereka berdua sudah duduk di kabin pesawat.
"Terima kasih" ujar Yohanna tersenyum tapi sangat terlihat kegelisahan di raut wajahnya.
Sudah sekian hari tapi Yohanna masih belum bisa menghubungi Jonathan. entah perasaan apa yang dia rasakan saat ini, tapi dia sangat cemas jika Jonathan melakukan hal diluar kendali.
Sebelum pesawat meninggalkan landasan Yohanna kembali mengirim pesan kepada Jonathan jika dia dalam perjalanan kembali dan akan tiba disana besok siang.
~~
"Ayah mengirim pesan agar kamu tinggal di rumah untuk sementara waktu" kata Yohanna saat mereka baru saja tiba di bandara Negara A
"Ya.. aku juga mendapatkan pesan jika Tuan Wilson baru akan tiba disini 3hari lagi, aku akan lebih tenang meninggalkanmu setelah Ayahmu ada disini" sahut William mengambil alih koper yang tengah di tarik Yohanna yang seketika menghentikan langkah Yohanna
"Kamu akan pergi? Kemana?" tanya Yohanna terlihat khawatir karena dia yakin akan sulit bagi William kembali ke Negara E
"Aku harus mencoba sesuatu yang belum pernah aku lakukan, tidak mudah bagiku kabur dari rumah" timpal William tersenyum "Setidaknya aku harus bersenang-senang sebelum masa tugasku selesai" lanjutnya kembali melangkah
Tapi yang mereka berdua hadapi di setelah keluar dari Bandara adalah sesuatu yang tidak pernah mereka bayangkan.
Jonathan dengan tajam menatap keduanya penuh curiga, dia segera menuju bandara setelah melihat pesan yang Yohanna kirim dan memeriksa jika Yohanna benar-benar berada di penerbangan itu.
Tapi yang akhirnya dia lihat adalah Yohanna datang dengan seorang pemuda yang kini menarik koper milik Yohanna dan tengah memberikan Yohanna segelas kopi dengan senyum penuh cinta
Yohanna dan William tidak menyadari tatapan itu, mereka tengah berbincang tentang rencana konyol William sembari menunggu supir yang akan menjemput mereka berdua. Akhirnya cerita bagaimana William mendapat tugas resmi yang di keluarkan guna menutupi kepergian William dari Negara E membuat tawa mereka berdua pecah.
Tidak tahan dengan apa yang dia lihat, Jonathan akhirnya menghampiri mereka dengan wajah suram
"Akhirnya kamu benar-benar kembali?" sela Jonathan di tengah tawa mereka yang membuat Yohanna seketika mencari sumber suara itu
"Kamu disini?" tanya Yohanna segera
"Bukankah kamu mengirim pesan padaku jika kamu akan kembali siang ini?" kata Jonathan datar lalu menatap William yang berada di samping Yohanna dengan wajah tidak bersahabat
"Ayo pulang" lanjut Jonathan setelah melihat Yohanna tidak segera menjelaskan siapa pria yang berada disampingnya
"Aku sedang menunggu supirku" jelas Yohanna
"Aku tidak memiliki kesabaran lebih" sela Jonathan karena Yohanna menolaknya
"Joe… temanku baru pertama kali datang ke Negara ini, aku tidak mungkin meninggalkan dia sendirian di bandara" jelas Yohanna yang akhirnya secara tidak langsung menjelaskan bahwa pria itu hanya sebatas teman bagi Yohanna
"Apakah dia bukan pria dewasa yang tidak memiliki mulut untuk berbicara sehingga kamu harus mengantarnya?" timpal Jonathan
"Tetap saja, dia adalah tamuku. Jadi aku harus menemani dia sampai tujuan dengan selamat"
"Masuklah ke mobil, aku akan mengantarnya" kata Jonathan mengalah lalu merebut koper milik Yohanna dari tangan William
Mereka bertiga tidak bersuara sama sekali saat dalam perjalanan, sampai saat Jonathan menanyakan tujuan William
"Dimana dia menginap?"