Seketika saja aku melihat tangan seseorang. Ya, Vernatha menutupi mataku agar tak bisa melihat pemandangan menjijikkan itu. Lalu dia menarikku agar menjauhi mereka dan membawaku entah ke mana. Aku tak habis pikir, mengapa Stella seperti ini? Kenapa dia mengkhianatiku? Apa yang kurang dariku? Bukankah aku sudah memberinya perhatian lebih? Bukankah dia sudah menerima diriku? Banyak pertanyaan-pertanyaan yang kini berputar di benakku.
"Van, gue saranin loe putusin dia sekarang juga. Ini demi loe!" suruh Vernatha saat kami sudah berada di lorong kampus yang lumayan sepi.
"Tapi gue cinta sama dia, Ver," kataku dengan lesu.
"Cuma loe yang cinta sama dia, tapi dia enggak cinta sama loe. Buat apa terus dipertahanin kalau ujung-ujungnya loe juga yang bakalan disakiti?"
"Tapi dia tau gimana rasanya dikhianati, gak mungkin dia berkhianat. Gue yakin dia teler."
"Terus kalau dia teler loe mau maafin dia? Loe mau pacaran sama cewek kotor itu?"
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者