Nadia menggelengkan kepala kemudian menyuruh Arini bicara duluan.
"Oke, sekarang Arini duluan saja. Ayo Iwan, kamu mengalah dulu ya sama perempuan," pinta Nadia.
"Emang seharusnya gitu," gumam Arini.
"Oke," sahut Iwan.
"Kamu menjauh dulu sana. Aku nggak mau kalian ribut di sini sebelum Arini menyelesaikan bercerita nantinya," kata Nadia.
Iwan pun pergi menjauh.
"Oke, aku ke kantin," ucapnya."
"Ya sudah, nanti seperempat jam lagi ke sini," ucap Nadia.
Iwan langsung berjalan meninggalkan keduanya.
"Udah Rin, sekarang kamu cerita," kata Nadia.
"Oke. Gini Nad, gimana aku enggak kesal sama Mas Iwan coba? Tadi, dia itu ditawari kerja di sini sama kayak kamu jadi karyawan. Eh malah ditolak begitu saja. Aneh kan dia itu? Jadi cowok kok mikirnya nggak panjang, nggak dewasa, sok-sokan mau fokus sama kuliah dulu. Padahal kan kuliahnya juga mau selesai .Iya nggak Nad? Jaman sekarang ini, cari kerjaan kan nggak gampang ya kan?" kata Arini.
"Iya, terus?"tanya Nadia.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者