Meresa perbincangannya dengan Hanif sudah lama, Tania pamit.
"Aku masuk, sudah malam, hati-hati ya, tidak usah ngebut." Tania masih menunjukkan perhatiannya. Hanif tersenyum.
"Beh, jan ... jangan terlalu," tegur Reza. "Nanti tambah tersiksa, cepat pulang sana." Reza mengusir Hanif.
Wajah Hanif sangat kasihan. "Selamat tinggal," ujar Hanif melangkah pergi, begitu sakit perkataan itu, singkat namun menusuk hati.
"Cintaku ..." panggil Tania yang khusus unyuk Hanif, Tania mendekat, baru pertama kalinya mereka dekat, sangat dekat, Tania meraih lalu menjabat tangan Hanif, dan mencium punggung tangan. Basah terasa, air mata Tania jatuh di punggung tangan sang mantan.
Semakin sakit rasanya, Hanif tak sanggup, ia melepas, "Semoga kamu bahagia, Assalamualaikum" Hanif pergi begitu saja.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者