webnovel

Want You to Be Mine.

Humairah Az-Zahra, gadis yang masih duduk di bangku SMA. Ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah di Luar Negeri. Keinginan gadis itu bukan untuk menimba ilmu, melainkan mencari jodoh di Negeri orang. Kedua orang tuanya berjanji akan mengikuti kemauan gadis itu dengan syarat, Humairah harus mendapatkan nilai yang bagus saat ujian Nasional. "Janji ya, Bunda. Kalau Humairah dapet nilai bagus, Humairah mau lanjut sekolah ke Luar Negeri.." "Janji, emangnya kamu mau kemana?" "Pastinya Korea Selatan lah, Bunda. Biar bisa ketemu Oppa-Oppa ganteng. Siapa tau Bunda dapat mantu orang sana, ya 'kan?" "Bunda kurbanin juga kamu lama-lama," *** "Jalan pakai mata!" "Yaelah, sant--, maaf pangeran.." Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Aa ganteng, tunggu Aira.." Akankah Humairah dan pria itu bertemu kembali? Apakah Humairah bisa memiliki pria tersebut? Tunggu kisah selanjutnya.

AQUELLA_0803 · 现代言情
分數不夠
313 Chs

KAU ADALAH INCARAN HATIKU.

Keesokan harinya,

Humairah terus saja mengikuti Jay, bahkan membuat Hafiz dan Jung hoo sedikit bingung. Biasanya Humairah takut jika berdekatan dengan Jay, karena sifat dingin dari pria tersebut. Namun hari ini Humairah dengan setia berjalan di belakang, Jay.

"Apa mau mu? Kenapa selalu ada di belakang ku?" Tanya Jay dengan bahasa Indonesia.

Humairah tersenyum dan berjalan di samping Jay. "Gapapa kok, cuma mau pengen jalan di belakang Oppa aja. Abisnya tinggi banget, enak di pe--,"

Hafiz menoyor kepala adiknya, "jangan ganjen, belajar yang rajin bukan cari cowok di sini!" Pesan Hafiz.

Humairah memanyunkan bibirnya, dan menghentakkan kaki. "Ngeselin banget sih, aku ngambek!" Ujar Humairah langsung berlari masuk ke dalam ruang fakultas yang ia pilih.

Hafiz hanya bisa menggelengkan kepalanya, "maafkan sikap adikku ya, dia memang seperti itu.." ucap Hafiz yang merasa tidak enak dengan temannya.

"Santai saja," balas Jay.

Jung hoo hanya diam karena dia tidak paham bahasa Indonesia. Pria itu langsung merangkul kedua temannya. "Sudah, lebih baik kita masuk ke dalam ruangan. Sebelum dosen killer ngamuk," ucap Jung hoo.

Tiga primadona itu masuk ke dalam ruangan, dan dosen pun masuk ke dalam ruangan untuk memberikan materi pada Mahasiswa dan Mahasiswinya. Hafiz, Jung hoo, dan Jay mengeluarkan buku catatan mereka dan mencatat semua materi yang diberikan.

Di sisi lain,

Humairah hanya terduduk diam di ruangan, sambil mengingat kejadian semalam. Jay bersikap lembut padanya dan menenangkan dirinya yang tengah patah hati.

"Gemes banget sih Oppa Jay, makin cinta. Oppa, kau adalah incaran hatiku.." gumam Humairah sambil tersenyum bahagia.

Dosen yang mengajar melempar spidol dan tepat mengenai dahi gadis cantik itu. "Aw, sakit!" Tegas Humairah.

"Fokus!" Tegas Dosen.

Humairah menganggukkan kepalanya dan fokus mendengarkan dosen. Sudah dua jam berada di dalam ruangan, Humairah langsung keluar dengan dahi yang memerah. Gadis itu berjalan kearah kantin dan duduk di bangku kosong. Namun tiba-tiba Mahasiswi yang beberapa hari lalu mencari masalah dengannya, langsung mendorong pelan bahu Humairah.

"Ini tempat kita, kamu tidak berhak duduk di sini.." tegas Mahasiswi tersebut.

Humairah memutar kedua bola mata dengan malas. Gadis itu pindah ketempat lain, dan ternyata Jay tengah makan di sana. "Hai, Oppa.." sapa Humairah dengan kegirangan.

Jay menatap Humairah, "hm," balas Jay.

"Oppa tau gak, perbedaan Oppa sama lampu?" Tanya Humairah.

Jay mengerutkan dahinya, "apa?" Tanya Jay.

"Kalau lampu dapat menerangi jalan, kalau Oppa dapat menerangi hari-hariku. Azekk, ase geboy.." jawab Humairah dengan gombalan jadulnya.

Jay hanya mengerutkan dahinya saat melihat Humairah tertawa. Pria itu menggelengkan kepalanya karena tidak paham dengan sifat adik dari temannya.

"Aku punya gombalan lagi, mau dengar?" Tanya Humairah.

Jay tengah meminum minumannya, dan hanya mengangguk saja. Humairah terlihat sangat girang. "Oppa tau perbedaan Oppa sama lampu merah?" Tanya Humairah.

Jay menggelengkan kepalanya, "kalau lampu merah rambu-rambu lalu lintas. Kalau Oppa rambu-rambu di hatiku, asek.." jelas Humairah.

Jay menghela napas dengan pelan, karena gombal terakhir ini menurutnya tidak menyambung sedikitpun.

"Oppa ta--,"

Jay memasukkan makanan miliknya ke mulut, Humairah. "Lebih baik kamu makan, nanti saja lanjut gombalnya..." Ujar Jay yang langsung tersenyum kecil.

Humairah langsung mematung saat melihat senyuman, Jay. Untuk kali pertamanya ia melihat senyuman Jay, dan senyuman itu membuat jantungnya berdegup sangat kencang.

"Oppa, senyumnya manis banget.." puji Humairah.

Jay langsung memasang wajah datar dan memakan makanan miliknya. Humairah mengunyah makanan tersebut, sambil menatap wajah tampan Jay.

***

Setelah setengah jam berada di kantin, Jay dan Humairah langsung pulang ke rumah. Hafiz dan Jung hoo sudah lebih dulu pulang ke rumah. Di halte bus, Jay duduk sambil memakai earphone. Humairah setia duduk di samping Jay dan menatap wajah Jay secara terang-terangan.

"Jangan dilihat, risih tau.." ucap Jay.

Humairah langsung mengalihkan pandangannya dan mengambil ponselnya di dalam tas. Ia membuka aplikasi pencarian jodoh dan menonaktifkan akun tersebut. Jay tanpa sengaja melihat aplikasi tersebut, "cari jodoh dari aplikasi? Apa udah dapat?" Tanya Jay.

Humairah menggelengkan kepalanya, "di ghosting, ngeselin.." balas Humairah yang langsung memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas.

Bus berhenti dan Humairah langsung menarik tangan Jay. Pria itu menatap tangannya yang ditarik dan menatap Humairah dari belakang. Mereka duduk di kursi paling belakang, Humairah langsung menatap kearah luar jendela. Jay menggelengkan kepalanya dan fokus pada ponselnya.

"Oppa tau, aku ke sini cuma pengen cari pacar loh. Soalnya aku bercita-cita pengen dapat jodoh pria mata sipit, kalau bisa orang Korea. Soalnya aku suka KPop, aku berjanji akan bisa mendapatkan nilai tinggi kalau kedua orang tua ku mengizinkan untuk datang dan melanjutkan pendidikan di Korea. Kedua orang tua ku setuju, aku mulai belajar dan ternyata itu sulit. Setelah aku sadar pendidikan itu lebih tinggi, jadi aku mengubah cita-cita ku. Bukan hanya untuk mencari jodoh, tapi sambilan meneruskan pendidikan.." jelas Humairah.

Jay menatap Humairah dan menoyor kepala gadis cantik itu. "Fokus pendidikan, masalah jodoh sudah di atur sama Allah jadi jangan terlalu dipikirkan. Seiring berjalannya waktu, pasti kita akan dipertemukan dengan jodoh kita.." jawab Jay menatap kedua mata Humairah.

"Oppa Muslim?" Tanya Humairah.

Jay menganggukkan kepalanya, "iya, I'm Muslim.." jawab Jay.

Humairah menganggukkan kepalanya dan senang bahwa ternyata pria incaran seorang muslim. "Se-iman dan se-aamiin, tapi apakah kita di takdir 'kan untuk berjodoh?" Tanya Humairah.

Jay tak merespon, pria itu ternyata sudah tertidur lelap. Humairah tersenyum dan mengusap rambut, Jay. "Oppa tampan, dan pastinya Oppa akan mendapatkan gadis yang cantik pula. Selalu bahagia, Oppa.." gumam Humairah.

Bus berhenti di halte bus dekat dengan rumah, Hafiz, Jay dan Jung hoo. Jay dan Humairah turun dari bus dan berjalan beriringan.

"Oppa, tinggal di mana?" Tanya Humairah.

"Busan, aku ke sini untuk sekolah. Setiap hari libur aku akan kembali ke Busan.." jawab Jay.

Humairah menganggukkan kepalanya, dan mereka berjalan sambil mengobrol. Hafiz dan Jung hoo yang melihat Jay dan Humairah hanya diam. Mereka juga terkejut saat melihat Jay terus menjawab pertanyaan Humairah. Padahal, Jay paling malas untuk banyak bicara.

"Jay lagi sakit ya? Tumben dia mau ladenin orang bicara? Biasanya susah banget keluarkan suara.." tanya Jung hoo.

"Entahlah, mungkin dia sakit. Sudah lebih baik lanjut belajar. Nanti kita ketahuan," jawan Hafiz.

Kedua orang itu langsung duduk dan melanjutkan mengerjakan tugas mereka. Jay dan Humairah masuk ke dalam rumah.

"Bang," panggil Humairah yang langsung memeluk sang kakak.

Hafiz membalas pelukan tersebut, "masuk kamar, bersih-bersih dan langsung istirahat.." balas Hafiz.

Humairah menganggukkan kepalanya, dan langsung berlari masuk ke dalam kamar. Jung hoo dan Hafiz menatap Jay.

"Kamu sakit?"