webnovel

Want You to Be Mine.

Humairah Az-Zahra, gadis yang masih duduk di bangku SMA. Ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah di Luar Negeri. Keinginan gadis itu bukan untuk menimba ilmu, melainkan mencari jodoh di Negeri orang. Kedua orang tuanya berjanji akan mengikuti kemauan gadis itu dengan syarat, Humairah harus mendapatkan nilai yang bagus saat ujian Nasional. "Janji ya, Bunda. Kalau Humairah dapet nilai bagus, Humairah mau lanjut sekolah ke Luar Negeri.." "Janji, emangnya kamu mau kemana?" "Pastinya Korea Selatan lah, Bunda. Biar bisa ketemu Oppa-Oppa ganteng. Siapa tau Bunda dapat mantu orang sana, ya 'kan?" "Bunda kurbanin juga kamu lama-lama," *** "Jalan pakai mata!" "Yaelah, sant--, maaf pangeran.." Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Aa ganteng, tunggu Aira.." Akankah Humairah dan pria itu bertemu kembali? Apakah Humairah bisa memiliki pria tersebut? Tunggu kisah selanjutnya.

AQUELLA_0803 · 现代言情
分數不夠
313 Chs

HUMAIRAH PERCAYA PADA, JAY?

Jay menghentikan motornya di sebuah rumah yang terlihat megah. Pria itu turun dari motor dan masuk ke dalam rumah tersebut. Jay duduk di sofa dan mengibas rambutnya, yang terlihat sangat lembut.

"Jung hoo kurang aja, berani sekali dia menuduhku yang tidak-tidak. Aku pastikan kamu terkena karma nya, Jung hoo.." gumam Jay sambil memejamkan kedua matanya.

Jay menatap seisi rumah, dan langsung berdiri. Rumah ini adalah rumah peninggalan mendiang kakeknya, ibu Jay asli Seoul. Sehingga ibunya memberikan kunci rumah milik kedua orang tuanya yang sudah tiada pada, Jay. Saat pertama kali sampai di Seoul, Jay tinggal kakek dan neneknya, namun saat memasuki bangku kuliah pria itu memilih meninggalkan rumah ini. Jay meminta tolong agar asisten rumah tangga yang bekerja di rumah ini, mengurus rumah dengan baik.

"Tuan sudah kembali? Syukurlah, bibi senang.." ujar asisten rumah tangga.

Jay menatap asisten tersebut dan menatap bocah berumur 4 tahun. "Anak bibi?" Tanya Jay.

"Bukan Tuan, ini cucu bibi. Anak bibi meninggal empat tahun yang lalu, ayah dari anak ini tidak mau mengasuhnya dan menyuruh untuk membawa ke panti asuhan. Jadi bibi ajak ke rumah ini, karena bibi tidak tega meninggalkan cucu bibi di panti asuhan. Tuan tidak marah 'kan?" Jelas asisten rumah tangga tersebut.

Jay tersenyum dan mendekati anak yang berusia 4 tahun tersebut. "Tidak masalah Bi, aku jadi memiliki teman.." balas Jay mengusap rambut anak laki-laki yang masih berusia empat tahun itu.

Asisten rumah tangga merasa lega, "bibi bantu bawa bara--,"

"Enggak perlu, aku bisa sendiri. Aku ke kamar dulu ya, Bi. Terimakasih sudah menjaga rumah ini, aku masuk ke kamar dulu.." ujar Jay yang langsung masuk ke dalam kamar.

Langkah pria itu terhenti, dan berjalan mendekati asisten rumah tangga yang bekerja di rumah kakek dan neneknya. Ia mengeluarkan amplop putih dan memberikannya pada asisten rumah tangga tersebut.

"Gaji bibi, maaf telat.." ucap Jay.

Asisten rumah tangga tersebut langsung berterima kasih, pada cucu almarhum majikannya. Jay selalu mengirim uang gaji padanya, dan itu yang membuat dia bisa memenuhi kebutuhan cucunya. Jay memiliki usaha, dari hasil ia menabung dan usaha itu sangat berkembang pesat. Dari situlah uang pendidikan, biaya kehidupan sehari-hari dan biaya untuk memberikan gaji pada asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Kakek dan Neneknya. Jay menatap anak laki-laki yang berumur empat tahun itu, kemudian memberikan uang saku untuknya.

"Buat jajan kamu," ujar Jay.

Anak laki-laki itu menatap neneknya, dan wanita paruh baya itu mengangguk kecil. "Terimakasih," ucap anak laki-laki tersebut dengan ramah.

Jay tersenyum dan mengusap rambut anak laki-laki tersebut. Ia masuk ke dalam kamar dan memilih langsung berbaring di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya dan memikirkan Humairah yang pastinya sudah mempercayai ucapan, Jung hoo.

"Humairah, aku tidak pernah menyentuh wanita. Percayalah," gumam Jay.

Pria itu memejamkan kedua matanya dan tiba-tiba ia melihat ada seorang gadis yang duduk membelakangi nya. Jay mendekati gadis tersebut dan memegang bahu gadis yang membelakangi nya. Gadis itu membalikkan tubuhnya dan menatap Jay dengan tatapan kecewa.

"Humairah benar-benar kecewa pada Oppa! Oppa, jahat!"

"Enggak, Humairah jangan percaya dengan yang di ucapkan Jung hoo. Aku berani bersumpah, aku tidak pernah menyentuh wanita mana pun. Percayalah," ujar Jay.

Humairah pergi dan Jay langsung mengejar gadis cantik itu. "Humairah!" Panggil Jay.

"Tuan bangun, sholat Subuh dulu.." ucap asisten rumah tangga yang mendengar cucu majikannya menyebutkan nama seorang gadis.

Jay bangun dan langsung terduduk, "Humairah.." teriak Jay.

Asisten rumah tangga Jay terkejut, pria itu langsung memegang kepalanya yang terasa sangat sakit. Ia menatap asisten rumah tangga nya, "jam berapa bi?" Tanya Jay.

"Jam 4 Tuan, sholat dulu.." ujar Asisten rumah tangga yang sudah tau agama yang dianut oleh majikannya. Keluarga Jay beragama Islam, dan asisten rumah tangga sudah biasa membangunkan Jay untuk sholat subuh, setiap Jay menginap di rumah majikannya sejak dulu.

Jay berdiri dan langsung berjalan ke kamar mandi. Pria itu memilih untuk membersihkan diri dan kemudian barulah ia bersujud pada sang maha pencipta.

***

Pagi hari,

Jay duduk di ruang tamu, selesai sarapan pagi pria itu terus saja duduk di ruangan tamu, dengan pikiran kosong nya. Asisten rumah tangga mendekati Jay dan meletakkan minuman di atas meja.

"Di minum Tuan," ucap asisten rumah tangga tersebut.

Jay menatap asisten rumah tangga nya, "terimakasih, Bi.." ujar Jay.

Asisten rumah tangga tersebut tersenyum, paruh baya itu langsung melanjutkan pekerjaannya di dapur. Anak laki-laki yang berusia 4 tahun tersebut mendekati Jay. "Duduk sini," ajak Jay.

Anak laki-laki itu langsung duduk di samping Jay sambil tersenyum manis. Jay memberikan coklat yang ada di meja pada anak laki-laki tersebut. "Ini untuk kamu," ucap Jay.

"Terimakasih," balas anak laki-laki itu.

"Siapa nama kamu?" Tanya Jay.

"Ahn Ki Joon.." balas anak laki-laki itu.

"Salam kenal, Ki Joon.." lanjut Jay.

Ting

Tong

Terdengar suara bel, Jay langsung berdiri dan menggandeng Ki Joon ke pintu masuk rumah. Ia membuka pintu rumah dan terkejut saat melihat seorang gadis yang ia kenal tengah tersenyum kearahnya.

"Aira," ucap Jay.

"Ternyata benar, Oppa ada di sini.." ujar Humairah.

Gadis itu menatap anak laki-laki yang tengah digandeng, Jay. Gadis itu berjongkok dan melambaikan tangan pada, Ki Joon.

"Hai," sapa Humairah.

Ki Joon tersenyum dan memegang tangan, Humairah. "Hai Nuna cantik.." jawab Ki Joon.

Humaira terkekeh dan mengusap rambut anak laki-laki tampan tersebut. Ia berdiri dan menatap Jay, "Oppa, aku nggak disuruh masuk?" Tanya Humairah.

"Silahkan masuk," tawar Jay.

Humairah langsung masuk dan tangannya langsung ditahan oleh, Jay. Gadis itu menatap Jay dan menggenggam tangan pria tampan tersebut. Jay kaget dan menatap tangannya yang di genggam. Ki Joon memilih untuk menjauh karena neneknya memanggilnya. Asisten rumah tangga langsung membawa Ki Joon ke dapur dan tersisa Jay bersama Humairah di ruang tamu.

"Kenapa kamu bisa tau aku ada di sini?" Tanya Jay dengan perasaan gugup.

"Aku tau dari ibu, Oppa. Aku punya nomor nya," balas Humairah.

Pria itu langsung terdiam dan menatap Humairah. "Aku mau menjelaskan masalah se--,"

"Lupakan Oppa, aku percaya padamu. Sangat percaya, Oppa pria yang baik dan tidak mungkin menyakiti seorang wanita. Aku tidak percaya dengan ucapan dua orang asing itu. Gelagat mereka itu seperti tengah berakting, tidak bisa di percaya.." ungkap Humairah tersenyum pada Jay.

Pria itu tersentuh dan memeluk Humairah dengan sangat erat. Humairah membalas pelukan tersebut dan mengusap punggung, Jay.

"Walau kita baru beberapa bulan saling mengenal. Humairah yakin Oppa pria yang baik.." ujar Humairah.