webnovel

satu

"Oline"

"Ni makan dulu, lo tadi belum makan" ucap oline sambil menyodorkan nasi goreng dan air le mineral dingin, merasa tak ada pergerakan dari vania oline lantas meletakkannya di rok vania

"Eh ga usah line, aku nanti makan dirumah aja" ucap vania sambil menyodorkan kembali makanan yang tadi dibelikan oleh oline

"Ga ada penolakan, apa perlu gw suapin?" Ucap oline sambil membuka penutup Styrofoam

"Ngga usah line biar aku makan sendiri aja" ucap vania

"Yaudah nih" jawab oline lalu menyodorkan kembali nasi goreng dan le mineralnya,

"Makan nya hati-hati, tadi aja gw tawarin ogah-ogah giliran udah makan aja lahap bamget" ucap oline sedikit menyindir vania

"Hehehe aku laper dari lagi belum makan" ucap vania menyengir lalu melanjutkan makannya

"Maaf" satu kata keluar dari bibir oline membuat vania bingung

"Buat?" Tanya vania

"Ga bantuin lo tadi di kantin, kenapa lo ga lawan aja circle nya si jessica?" ucap oline

"Gapapa aku ikhlas kok, aku ga lawan karena aku sadar diri aku cuman murid beasiswa disini" ucap vania lalu meminum le mineral yang dibelikan oline tadi

"Segampang itu lo ikhlas?" Tanya oline tak percaya

"Iya, ya mau gimana lagi line aku ga punya kekuatan buat ngelawan mereka" ucap vania memandang kedepan

"Ada gw van, walaupun mereka dikenal Queen bullying gw tau kok kelemahan mereka" ucap oline tersenyum

"Ga usah line aku takut kamu kena masalah" ucap vania

"Gapapa, kalau mereka macem-macem bisa aku aduin ke tante sama om aku" ucap oline

"Tante om ?" Ucap vania

"Iya, jessica itu sepupu aku tapi ga ada yang tau, yang tau cuman lo aja" ucap oline

"Oalah" ucap vania menganggukan kepala

"Untuk soal utang lo ke bu tuti udah gw lunasin" ucap oline

"Kenapa?" Tanya vania

"Maksutnya?" Tanya oline balik

"Kenapa kamu bayar utang aku? Yang utang itu aku bukan kamu" ucap vania

"Gapapa, anggep aja ini buat nebus kesalahannya jessica sepupu gw, gw ga habis fikir sama tingkah sepupu gw"a ucap oline

"Harusnya gausah line ini urusan aku" ucap vania

"Gapapa van" ucap oline meyakinkan vania

"Tapi aku ga enak sama kamu, itu utang aku tapi kamu yang bayar" ucap vania sedih membuat oline juga terselip rasa bersalah

"Yaudah lo maunya gimana?" Tabya oline

"Aku mau tetep bayar utang kamu tapi nyicil ya hehehe" ucap vania nyengir

" hufft Oke, deal ya" ucap oline final dan diangguki vania

Kring kring kring...

"Udah masuk ayo masuk kekelas van" ajak oline

"Iya ayo" ucap vania lalu berjalan beriringan bersama oline menuju kelas

***

Kring kring kring

Bel berbunyi, menandakan bahwa jam pelajaran telah selesai seluruh siswa berhamburan keluar sekolah begitupun vania dan oline

"Eh jemputan gw udah dateng tuh, bareng mau gak?" Tanya oline saat mepihat jemputannya datang

"Ngga ah line aku nunggu angkot aja" ucap vania

"Beneran? Apa ga bareng gw aja?" Ucap oline

"Ngga line udah sana sopir kamu nungguin tuh" ucap vania

"Yaudah deh tapi lo hati-hati dijalan ya" ucap oline lalu melangkah pergi ke dalam mobilnya tak lupa mereka melambaikan tangan

Sebenarnya alasan vania menolak ajakan oline bukan karena menunggu angkot tetapi karena ia akan bekerja hari ini, 3 hari yang lalu vania sempat mencari lowongan pekerjaan yang tak jauh dari area sekolah dan rumahnya guna memudahkannya untuk berangkat bekerja agar tidak jauh-jauh sekali

dan 1 hari yang lalu ia mendapatkan kabar dari salah satu cafe yang berdekatan dengan area rumah dan sekolahnya yaitu "mentari cafe", dan hari ini ia memutuskan untuk kerja shift siang namun di jam 04.30 karena ia juga sekolah dan bosnya memakluminya.

Sekarang ia tengah berjalan menuju tempat kerjanya itu tak butuh waktu lama hanya 10 menit saja ia sudah sampai disana. Setelah sampai ia buru-buru mengganti pakaiannya dan melayani pelanggan cafe itu.

"Vania sini, tolong anterin makanan dan minuman ini di meja no.10 yang disana" ucap mbak rita salah satu pegawai disana

"Owh iya mbak siap" ucap vania lalu mengantar nampan berisi makanan dam minuman itu ke meja no 10

"Permisi ini pesanannya, silahkan dinikmati" ucap vania sambil meletakkan satu persatu piring dan gelas

'Kenapa mata hidung dan mulut nya terlihat sama dengan mommy lina' batin pria yang duduk sambil memandangi wajah vania intens membuat vania risi dan ingin cepat-cepat pergi, setelah selesai meletakkan pesanannya ia berlalu pergi dari sana

Drrtt drrrtt drtt

Dering telfon membuat lamunan pria itu buyar, pria itu membuka ponselnya ingin tau siapa yang menelfonnya disana tertera nama si penelfon yaitu "kakek tua" lalu mengangkat telfon itu

"....."

"Masih dicari"

"...."

"Belum ada titik terang tentang anaknya tante anjel"

"...."

"Ya"

"...."

"Ya begitulah,"

"...."

"Terserah"

Titt titt

Telfon dimatikan sepihak oleh pria itu membuat pria tua yang tak lain adalah kakeknya mendengus kesal karena tingkah cucunya. Untung cucu kalau bukan sudah ia mutilasi sejak dahulu

"Dasar cucu durhaka, untung cucuku" ucap pria tua itu

"Bagaimana yah? Ada perkembangan?" Tanya menantunya yang bernama anjelina

"Belum, sangat sulit menemukan jejak Princess kita mereka menutupinya dengan sangat pintar." ucap pria tua itu

"Kenapa waktu itu kita bisa kecolongan, aku ibu yang tidak baik bagi princess" ucap menantunya yang bernama natalie

"Jangan bilang begitu, sepertinya ayah harus mengerahkan beberapa bodyguard untuk mencari tahu di pulau-pulau sekitar seperti jawa, yogyakarta dan banten" ucap pria tua itu lagi yang tak lain pemimpin dari keluarga yang bermarga cloise itu

"Aku setuju" ucap raditya dan diangguki semuanya

****

Dissi lain tempat sebuah cafe yang meyediakan makanan dan minuman kekinian terdapat 2 orang gadis yang sedang berbincang-bincang dan diselingi canda tawa

"Beneran mbak?" Tanya vania dengan wajah menahan tawa

"Iya hhahhahah" jawab mbak rita dan membuat vania tertawa lepas, vania tak luput dari pandangan pria tadi

'Cantik ceperti tante anjelina, eh apa apaan sih kenapa jadi mikir kek gitu coba ya tuhan permudahkanlah jalan hambamu ini dalam mencari adik kami' batin pria itu lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain

Tak lama pria itu pergi meninggalkan cafe itu entah kemana, vania berjalan menuju meja yang digunakan pria tadi dan membersihkannya agar pelanggan selanjutnya nyaman

Tak terasa sudah 6,5 jam ia bekerja disana itu artinya sudah jam 9 malam saat nya cafe tutup, vania membereskan cafe sebelum diturup bersama mbak rita karena hari ini adalah jadwal mereka berdua membereskan cafe saat akan tutup. Selesai membersihkan cafe rita dan vania mematikan lampu cafe dan mengunci pintu agar tidak kemalingan

"Van aku duluan ya kamu hati-hati dijalan" pamit rita lalu melajukan montornya meninggalkan area cafe dan vania

Vania berjalan di tengah dinginnya malam seharusnya ia sudah tidur di kasurnya yang empuk saat ini seperti remaja yang lain namun berbeda dengan vania jika mereka jam 9 malam tidur atau mengerjakan tugas, vania malah bekerja di cafe sampai jam 9 malam ya ini semua demi kelangsungan hidupnya.

Toh tidak mungkin bergantung kepada ibu panti, ya ibu panti selama seminggu 1x mengunjungi kediaman vania katanya untuk memastikan vania aman dan memberikan ia uang mingguan, walaupun vania telah menolah tetapi ibu panti masih tetap kekeuh untuk memberikan uang kepada vania. Ibu panti itu tau vania adalah orang yang kuat dalam menjalani masalah buktinya ia masih bisa bertahan sampai saat ini walaupun ia harus di bully karena statusnya yang anak beasiswa an.

Di tengah perjalanan vania di hadang oleh begal satu diantaranya berbadan kekar tetapi botak dan dua diantaranya lumayan kekar namun masih memiliki rambut, masalah apalagi ini Tuhan.

"K-kalian mau n-ngapain?" Tanya vania takut-takut

"Mau main sama kamu cantik, main sama om yuk" ucap pria berbadan kekar itu

"Nggak, vania ga mau" ucap vania menolak lalu berbalik ingin pergi namun tak sempat pergi tangannya tiba-tiba dicekal oleh pria itu

"Lepas" ucap vania memberontak mencoba melepaskan tangannya dari cekalan tangan pria itu

"Main dulu sama om nanti om lepasin kamu" ucap pria itu

"Nggak, aku ga mau" ucap vania

"Ngeyel banget sih dibilangin, ayo ikut om" ucap nya lalu mencoba menarik vania

"Ga mau, le-lepas" ucap vania dengan sesegukan

"Cantik cantik harus nurut" ucap preman itu sambil menyolek dagu vania

"G-ga mau t-tolong le-lepasin aku" ucap vania memohon

"Nggak bisa gitu, kamu harus ikut om dulu" ucap preman itu lalu menarik tangan vania walaupun gadis itu masih tetap memberontak

"LEPASIN DIA BRENGSEK!!"