webnovel

Vampire Disease

Semua orang pasti mengetahui kisah makhluk humanoid, mitologi atau monster mengerikan pengisap darah yang memiliki gigi taring nan tajam. Siapa yang akan mengira jika makhluk mengerikan itu ada di sekitar kita bahkan makhluk tersebut adalah manusia asli? Di Jakarta ada seorang gadis SMA dengan profesi sebagai penulis online bernama lengkap Dreena Arabelle Leandro yang memiliki darah blasteran Indonesia dan Spanyol. Berapa tahun yang lalu, sang dokter memvonis Dreena mengidap penyakit Porfiria yang membuat kulitnya semakin pucat dan mudah terbakar oleh sinar matahari. Ketika penyakit itu semakin parah, Dreena pun tidak bisa lepas dari transfusi darah. Setiap hari ia membutuhkan banyak kantong darah segar hingga harus meminumnya. Apakah suatu saat Vampire Disease atau Porfiria yang dideritanya akan sembuh atau justru semakin parah dan membuat Dreena menjadi manusia vampir seutuhnya? Akankah Dreena dapat kembali menjadi manusia normal? Sumber Illustrasi: Pixabay Edit Cover: Canva Follow IG: @yenifri29 & @yukishiota29

yuki_shiota · 奇幻言情
分數不夠
245 Chs

Mimpi yang Aneh

Deg! ....

Dreena membulatkan bola matanya, terperanjat. Jantungnya berdetak begitu kencang, nyaris terdengar oleh dirinya sendiri. Titik-titik peluh mulai mengalir di dahi dan sekujur tubuhnya. Ia seperti akan menjemput kematiannya secara mendadak. Ingin rasanya menghilang detik itu juga.

"Ya Allah, lindungi aku," batinnya.

"Putri? Kau sudah tersadar?" sapa seorang pria yang berada tepat di belakang Dreena.

"Putri? Siapa yang dia maksud dengan putri?" batin Dreena bertanya-tanya.

"Putri Arabelle, akhirnya kau terjaga juga," tutur pria itu kembali.

Suara pria itu membuat beberapa orang yang berada di sofa beranjak dan menoleh ke arah Dreena. "Putri?" tegur salah satu dari mereka menatap tajam ke arah Dreena.

"A-apa? Pu-putri?" pekik Dreena membelalakkan matanya.

Namun, ada yang membuat Dreena bergidik ngeri ketika melihat beberapa sosok di hadapannya. Ada 4 orang berdiri di hadapannya. Mengenakan pakaian yang nyaris sama. Berjubah hitam panjang seperti jubah mirip bangsawan kerajaan vampir. Bagian kerah jubah yang terangkat, membuat tampilan mereka layaknya vampir/dracula sungguhan.

Kulit mereka begitu putih dan sangat pucat seperti orang kekurangan darah atau sedang sakit keras seperti dirinya. Dreena berpikir, jika orang di hadapannya sama sepertinya yakni, mengidap penyakit Porfiria atau Vampire Disease.

Keempat orang itu melangkah ke arah Dreena. Membuat tubuh Dreena semakin bergemetar hebat. Peluh pun semakin deras membanjiri tubuhnya. Mimik ketakutan terlukis jelas di wajahnya. Bola mata yang terus membulat tegang. "Tidak! Tidakkk, jangan mendekat!" teriak Dreena histeris.

"Aarghhhh!"

"Aaarghhh!"

***

"Astaghfirullah!" pekik Dreena, membuka matanya seketika.

"Ya Allah, ternyata aku hanya mimpi. Alhamdulillah, aku tidak tersesat di rumah misterius itu," ucap syukur Dreena.

Ia pun memandang sekeliling kamarnya yang tampak gelap. Namun, ia sangat hafal jika kali ini ia benar-benar berada di dalam kamar pribadinya. Sebab aroma kamarnya, sudah sangat familiar baginya.

Kondisi kamarnya begitu gelap gulita, hanya secercah sedikit cahaya dari lubang ventilasi. "Kenapa kamarku gelap sekali? Apa sekarang sudah malam ya? Ya Allah, aku ... aku tertidur selama ini? Sekarang jam berapa ya?" pikirnya.

Dreena meraba-raba mencari ponselnya yang sedari tadi memang ia taruh di atas nakas sisi ranjangnya. "Handphone-ku mana ya? Aduh, gelap banget. Ini lebih gelap daripada kamar yang di mimpi tadi deh perasaan," keluhnya, seraya terus meraba ke atas nakas.

Akhirnya ia menemukan ponselnya yang sedari tadi bertengker di atas nakas. Untung saja energi pada baterai gawainya sudah terisi full. Mungkin hanya berkurang berapa persen saja. Karena dalam mode aktif. Ia segera mengklik tanda senter untuk membantu menerangi sekitar.

"Nah 'kan terang. Jam berapa si sekarang? Waduh! Jam 9 malam?" pekiknya membelalakkan bola matanya.

Ia segera beranjak dari ranjangnya dan melangkah mendekati saklar lampu di kamarnya. Menyalakannya, seketika seisi ruangan menjadi terang menderang. Dreena pun mematikan fungsi lampu senter pada ponselnya.

"Aduhh, perutku ...."

Suara perut keroncongan terdengar jelas olehnya. Rupanya Dreena tersadar jika dirinya merasakan lapar. Ia baru teringat, jika ia belum makan malam.

"Kok waktu makan malam, Mama dan Papa tidak membangunkanku si? Bi Aida juga tidak. Mereka kenapa tidak peduli lagi denganku?" gerutunya.

Dreena akhirnya melangkah menuju pintu, ia keluar dari dalam kamarnya. Berjalan perlahan dan mulai menuruni anak-anak tangga. Sudah jelas jika ia ingin menuju ke arah dapur.

Sesampainya di dapur, semua makanan yang tersisa membuat Dreena mual dan ingin muntah ketika ia membuka tudung saji.

"Aduhh, makanan apa ini? Bikin mual saja," keluhnya menahan mual.

Karena ia merasa tidak selera dengan sisa makanan yang tersaji di atas meja makan yang terdapat di dapur. Dreena pun mencari-cari makanan lain. Membuka lemari sampai rak penyimpanan makanan.

Kemudian, ia memutuskan untuk membuka lemari es. Barang kali ada sesuatu yang dapat ia makan untuk mengganjal perutnya yang sudah mulai menjerit minta diisi. Ia pun membuka pintu lemari es 2 pintu itu. Membuka pintu bagian bawah.

Tidak ada sesuatu yang menggiurkan. Hanya ada buah-buahan dan sayur mayur yang tampak segar. Beberapa roti, selai, susu, dan sereal juga tersimpan rapi di dalam lemari esnya. Namun, tidak ada satu pun yang Dreena ambil. Meskipun ia sudah sangat kelaparan sekali.

"Sial, kenapa makanannya seperti ini semua? Aduh, aku lapar banget. Gimana ya? Semua orang pasti sudah beristirahat," keluhnya.

Ia pun akhirnya membuka pintu lemari es bagian atas atau pada bagian freezer. Di sana hanya ada beberapa daging merah mentah, sosis dan juga daging burger. Tiba-tiba saja, mata Dreena tertarik pada sesuatu yaitu, sepotong daging merah mentah yang masih ada sisa-sisa darah segarnya.

Entah mengapa, seolah ia begitu bernafsu untuk menyantap daging segar di hadapannya. Ia pun mengambil daging itu dari dalam freezer. Daging merah itu, adalah daging sapi segar yang baru saja tadi pagi bi Aida beli di pasar modern.

Bi Aida sudah memotong-motong beberapa bagian menjadi irisan kecil-kecil. Ia menaruhnya di wadah bening kedap udara. Jadi bisa dipastikan tidak ada air yang terjatuh ke atas daging itu. Daging sapi itu membeku sempurna di dalamnya. Dreena membuka isi wadah, masih tampak sisa-sisa darah di beberapa bagiannya.

"Kayaknya enak, tapi masih beku. Apa aku rendam di air dulu ya?" pikir Dreena menimbang-nimbang.

Namun, agaknya ada yang aneh dari sikap Dreena kali ini. Ia justru mengendus-endus isi wadah itu, layaknya seekor anjing yang sedang diberi makanan oleh majikannya.

***

Di kamarnya, bi Aida memang sudah sempat tertidur. Entah kenapa, tetiba saja ia hendak membuang hajat kecilnya. Rasanya ia sudah tidak tahan lagi. Ia pun terjaga dan keluar dari kamarnya.

Bi Aida berjalan ke arah toilet yang memang berdekatan dengan dapur. Namun, ia sontak memberhentikan langkahnya ketika melihat seseorang di dalam dapur.

Lalu, siapa yang mbak Aida jumpai di dalam dapur itu?

Dreena kah? Jika iya mengapa dirinya begitu terkejut ketika mendapati Dreena di area dapur?

***

Hai, Readers!

Aku kembali lagi.

Maaf, kalau aku baru sempat update lagi. Semoga kalian suka dengan ceritaku. Aku tunggu star vote, krisan/review terbaik kalian ya.

Boleh beri gift bila berkenan.

Terima kasih & selamat membaca.

Kunjungi IG aku: @yenifri29 & @yukishiota29

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

yuki_shiotacreators' thoughts