webnovel

Unexpected Wedding: Tuan CEO yang Posesif

Gabriella Alexa Dinata, adalah gadis berusia 22 tahun yang tidak pernah menyangka bahwa keputusan nya untuk menjual diri demi membiayai pengobatan ibunya, membuatnya dinikahi oleh pria tampan yang membelinya. Pria itu merupakan seorang CEO berusia 25 tahun yang berparas tampan dengan wajah kebulean, bernama Jayson Melvin Orlando. Dia menikahi Alexa tanpa rasa cinta, tanpa alasan yang jelas hingga Alexa sangat penasaran mengenai pernikahan yang terkesan mendadak itu. Seiring berjalannya waktu, Alexa menyadari bahwa pernikahan dadakan itu sudah menimbulkan percikan cinta di hatinya untuk Melvin. Tapi apakah Melvin bisa mencintai Alexa? Dan sebenarnya apa yang membuatnya kesulitan mencintai Alexa namun tetap menikahinya, bahkan bersikap sangat posesif dan enggan ditinggalkan. Daripada penasaran, mari kita baca Story by Me Art by Pinterest

Nonik_Farellidzy · 现代言情
分數不夠
401 Chs

Kiss you

Di dalam aula luas bernuansa putih keemasan yang merupakan tempat khusus untuk berlatih ice skating, dua sejoli yang baru saja meresmikan hubungan mereka sedang berbincang sambil meluncur di atas lantai berwarna putih dengan menggunakan sepatu seluncur. Tentu saja mereka adalah Melvin dan Alexa. Mereka terus berpegangan karena sang gadis belum bisa menjaga keseimbangan tubuhnya saat kakinya meluncur di atas lantai itu, bahkan dia hampir terjatuh beberapa kali namun sang pria selalu menopang tubuhnya yang langsing supaya tidak terjatuh.

"Aku tidak menyangka kamu juga bisa bermain ice skating," gumam Alexa dengan kedua tangannya berpegangan pada kedua tangan Melvin.

"Aku memang bisa karena aku sering ikut berlatih. Tapi ...ini bukan hobi ku. Jadi aku tidak menekuninya seperti Joey," sahut Melvin dengan menunduk menatap intens pada Alexa yang bersamaan dengannya meluncur dengan santai ke sana ke mari namun masih selalu berpegangan tangan.

"Cara bermain Joey sungguh keren seperti yang sering aku lihat di media sosial ataupun di tv. Aku membayangkan bisa sepertinya tapi rasanya tidak mungkin karena sekarang saja aku masih harus berpegangan pada tanganmu," ucap Alexa dengan tersenyum malu-malu.

"Lain kali kita akan sering belajar jika aku ada waktu luang," sahut Melvin dengan tersenyum hangat. Dia menghentikan Alexa dan menyatukan kening mereka, menatapnya dengan intens dan bertanya, "apa yang kamu rasakan sekarang?"

"Rasa?" Lirih Alexa segera memalingkan wajahnya karena tatapan itu sungguh membuatnya seperti membeku, tenggorokan seakan kering, bibirnya terasa seperti terkunci dan tidak bisa mengatakan apapun.

"Kita berpacaran bukan untuk sebuah permainan atau sekedar pelampiasan. Dan aku sungguh ingin belajar mencintai mu," ucap Melvin kemudian lanjut meluncur melepaskan genggaman tangan kirinya pada Alexa hingga dia hanya memeganginya dengan tangan kanan.

"Melvin, aku takut jatuh!" Alexa yang sedang memikirkan perkataan Melvin langsung panik. Dia menjulurkan tangan kanannya untuk meraih tangan Melvin hingga tubuhnya agak condong dan ...

Brugggg ...

Alexa terjatuh tepat di atas tubuh Melvin yang berusaha menopangnya namun tidak bisa terkendali lagi hingga jatuh bersama.

Melvin terdiam menatap wajah Alexa yang begitu dekat dengan wajahnya bahkan hidung mereka hampir bersentuhan. Cantik, imut, mulus, dan bibirnya sangat menggiurkan. itulah yang di rasakan Melvin saat ini pada Alexa hingga dia menelan salivanya, perlahan memajukan wajahnya dan ...

Cuppp ...

Alexa terbelalak saat bibirnya bersentuhan dengan bibir Melvin. Dia terdiam beberapa saat merasakan kelembutan ciuman itu hingga jantungnya seakan semakin cepat berdetak. Hingga beberapa saat dia termangu sampai pada akhirnya kembali tersadar dan langsung beranjak dari atas tubuh Melvin dengan mencoba berdiri namun langsung terjengkang karena belum terbiasa dengan sepatu seluncur itu.

"Aduhhh ...!" Alexa merintih kesakitan dengan posisi duduk dan miring memegangi pantatnya yang terbentur pada kerasnya lantai.

Melvin segera menghampiri Alexa dan menatapnya iba. Dia tidak tahu harus berkata apa karena merasa telah lancang mencium Alexa, maka memutuskan untuk melepaskan sepatu seluncur pada kakinya supaya tidak terjatuh lagi saat akan berjalan dan akan menghentikan aktifitas bermain ice skating itu.

"Kenapa?" tanya Alexa dengan mengerutkan keningnya..

"Kenapa apa maksudmu?" tanya Melvin sambil melepas sepatu itu..

Alexa balik bertanya, "kenapa kamu menciumku?"

"Em ... aku pikir itu normal karena kita berpacaran," jawab Melvin agak gugup. "Lagipula itu hanya ciuman sekilas."

"Tapi itu ciuman pertama ku," ucap Alexa sembari memegangi bibirnya yang tidak suci lagi. "Kamu sudah menodai ku!"

"Jangan terlalu berlebihan ... Ini juga ciuman pertama untukku. Jadi kita sama-sama ternodai," seru Melvin kemudian beralih melepas sepatunya.

Alexa menatap kesal pada Melvin. "Ciuman tidak boleh terjadi tanpa cinta ... dan aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan melakukan ciuman dengan pria yang hanya akan singgah lalu pergi begitu saja. Dan kita ... hubungan kita saja tidak jelas!"

"Apa Kamu pikir aku hanya akan singgah lalu pergi begitu saja?" tanya Melvin dengan menaikkan alisnya.

"Mungkin saja," lirih Alexa dengan cemberut kemudian menundukkan kepalanya.

Melvin melirik Alexa yang malah cemberut, hingga bibir itu tampak terlihat sangat imut, menggoda, membuatnya kembali berselera untuk melanjutkan ciuman yang tadi berlalu hanya sebentar saja. Dia mendekati gadis itu dengan posisi kedua tangannya berada di sisi kanan dan kiri tubuhnya, kemudian memajukan wajahnya.

"Melvin ...," lirih Alexa sambil memundurkan wajahnya. Tatapan Melvin sungguh membuatnya terpaku, seolah tidak mampu untuk menghindari, merasakan desiran aneh di sekujur tubuhnya. Wajah tampan itu, sangat dekat, dan ...

"Can I kiss you?" lirih Melvin dengan hidungnya yang sudah bertemu dengan hidung Alexa.

"I don't know ...," lirih Alexa kemudian memejamkan matanya.

Melvin juga memejamkan matanya, menyatukan bibirnya dengan bibir Alexa namun baru tersentuh sedikit, terdengar suara pintu terbuka. Dia segera menjauhkan wajahnya dari wajah gadis itu dan menoleh ke arah pintu.

"Ternyata kalian di sini dan ... sepertinya aku sudah mengganggu kebersamaan kalian," gumam Joey dengan tersenyum geli melihat Alexa dan Melvin berdekatan. Yea, yang datang adalah Joey bersama Dante.

Melvin menghembuskan napas kasar kemudian beranjak berdiri dan berjalan ke menuju rak sepatu di mana sepatunya dan high heels Alexa terletak. "Aku hanya sedang ingin mengajari Alexa bermain ice skating," ucapnya.

"Lalu, kenapa malah akan pergi?" tanya Joey.

"Aku harus mengantar Alexa kembali ke apartemen. Dia harus istirahat karena besok akan mulai bekerja lagi," jelas Melvin menyerahkan high heels kepada Alexa kemudian dia mengenakan sneaker shoes miliknya yang berwarna hitam dengan tali putih.

Joey melirik Alexa yang beranjak berdiri dan segera mengenakan high heels. "Benarkah begitu, Alexa?"

"Iya, Joey." Alexa mengangguk.

"Kamu bekerja di perusahaan mana?" tanya Dante santai bersendekap tangan.

"Aku bekerja di Feedmill Corporindo sebagai sekretaris," jawab Alexa.

"Hemm." Dante menganggukkan kepalanya sembari mengelus dagunya yang berjenggot tipis. "Kamu pasti sangat sibuk."

"Eh, iya ... dan kebetulan bos ku lumayan cerewet dan kurang menyenangkan." Alexa keceplosan, tidak bisa menyembunyikan kekesalannya pada Siska.

Melvin terdiam melirik Alexa yang mengatakan bahwa bos nya cerewet. 'Jadi, Bu Siska tidak baik padanya. Apa mungkin ...' Melvin berkata dalam hati, teringat saat Alexa berjalan sendirian setelah insiden jatuh ke kolam.

"Bos memang seperti itu. Ada yang baik ada yang sangat memanfaatkan jabatan. Kamu harus sabar dalam menghadapi situasi itu karena itulah resiko dari profesi kita. Tapi jika aku jadi kamu, aku akan pindah bekerja ke perusahaan lain," ucap Dante yang merupakan seorang CEO.

"Sayang, kalau begitu kamu ajak dia bekerja di perusahaan mu saja atau ..." ucap Joey kemudian melirik Melvin. "Bekerja di perusahaan ayah yang dikelola Melvin."

"Eh, itu tidak mungkin," sahut Alexa dengan tersenyum tipis.

"Kenapa?" tanya Melvin dengan tatapan dingin.

"Karena aku sudah terbiasa di sana. Aku sudah nyaman dengan lingkungan dan teman-teman di sana," jawab Alexa bohong.

"Tapi Bu Siska tidak baik padamu. Bagaimana kamu bisa bilang nyaman?" Melvin tampak tidak suka kemudian meraih tangan kanan Alexa dan menggenggamnya. "Sekarang kita harus bicara..Sekalian pulang."

Melvin mengajak Alexa keluar dari aula itu untuk segera berpamitan pada orangtuanya kemudian akan mengantarnya pulang ke apartemen sekaligus membicarakan tentang Siska.

"Apa mereka akan bertengkar?" tanya Joey merasakan ketidaknyamanan Alexa saat diajak pulang oleh Melvin secara mendadak.

"Mungkin Melvin tidak suka pada Alexa yang tidak mau pindah ke perusahaannya," jawab Dante kemudian merangkul Joey dari samping dan mengajaknya untuk keluar dari aula itu sambil berkata, "mereka pasti bisa menyelesaikan perkara kecil seperti ini dengan cepat. Kamu tidak perlu khawatir."

ADA VISUAL PARA TOKOH DI KOLOM KOMENTAR.

INSYA ALLAH ... BULAN DEPAN BAKALAN UPDATE SETIAP HARI 3 BAB.

buat yang suka baca karya aku, aku punya karya di fizzo. bisa dibaca sampai tamat gratis. judulnya the replacement bride love after marriage atas nama pena dellunaxray.

ada juga yang masih on going di akun baby Moonjuice judul : Obsesi gila tuan CEO.

bantu dukung di sana ya, karena saya nggak nulis lagi di sini. di sana semua karya bahasa Indonesia kok. dan gratis.