Malam ini, Ohm sudah rapi dengan baju kasualnya dan siap menjemput Toey yang sedang dalam penerbangan ke Pontianak.
Dan pesawat Toey sebentar lagi sampai, jadi ia segera berangkat ke bandara.
Sesampainya disana, pesawat yang ditumpangi Toey sudah mendarat, dan ia segera pergi ke tempat kedatangan.
"Halo Toey, udah ambil bagasi?"
"Halo ka, udah. Ini lagi keluar"
"Yaudah, kaka tunggu ya diluar"
"Iya ka"
Segera lelaki berbaju biru langit itu mencari keberadaan Ohm yang menunggunya di luar. Ia menatap sekeliling, lalu menemukan sesosok pria jangkung berbaju putih sedang memainkan ponselnya.
Itu dia.
Jadi dengan perlahan ia mendekati pria itu, lalu menepuk bahunya.
"Kaka ih, main hp mulu" tegurnya. Ohm terkejut lalu menoleh padanya dan tertawa kecil.
"Ehehe, yaudah kuy. Cari makan malem dulu" ujarnya lalu merangkul Toey sambil membawakan kopernya.
Toey hanya menurut dan memegang lengan Ohm yang merangkulnya.
Rencananya Ohm akan membawa Toey liburan ke tempat orang tuanya lusa. Jadi nanti ia akan memberitahukan itu saat di dormitory.
"Toey mau makan apa?" Tanya Ohm sambil menjalankan mobilnya.
"Serah kaka aja"
"Ke tempat yang di samping dunkin kuy? Yang dulu kita datengin pas bareng yang lainnya" mendengar itu Toey mengangguk.
"Gas aja" Ohm mengangguk lalu segera membawa lelaki kecil itu kesana. Sebenarnya bukan apa apa ia membawa Toey ke restoran itu lagi.
Tetapi tempat itu adalah tempat dimana mereka memutuskan untuk berkomitmen.
Jadi ia ingin Toey mengingat akan hal itu, bahwa sebenarnya Ohm masih memegang janji itu untuknya.
Ketika sampai, keduanya segera masuk dan memilih tempat duduk.
"Kamu pesen apa Toey?" Tanya Ohm sambil menatap lelaki kecil yang memakai sweater biru langit nya.
"Hmm, Toey mau yang kayak biasa aja, kaka?"
"Kaka juga deh, yaudah bentar ya" Ohm segera bangkit dan memesan pesanan mereka sementara Toey menatap sekeliling tempat itu.
Ia sangat ingat, apa yang ia lakukan dengan Ohm dulu disana.
Mereka saat itu baru saja selesai sekolah dan memutuskan untuk makan dulu baru kembali ke dormitory.
Dan sambil mengobrol, mereka semakin mendalami dan akhirnya memutuskan untuk berkomitmen.
Ia ingin berbicara mengenai itu, hanya saja ia merasa bahwa dirinya masih belum pantas untuk membicarakan itu.
Jadi ia akan menunggu hingga Ohm mau membicarakannya.
_________________________________________