webnovel

Pesta Pertunangan

編輯: Wave Literature

Sebuah upacara pertunangan sedang diadakan di sebuah hotel bintang lima yang megah dan terletak di pusat kota yang ramai. Gu Xiaoxiao sedang berdiri sendirian di aula perjamuan yang dipenuhi dengan selebriti dan pengusaha kaya. Karena mereka semua mengenakan setelan jas dan gaun malam, Gu Xiaoxiao yang mengenakan jaket dan ransel jadi terlihat begitu konyol dan tidak sesuai pada tempatnya. Gu Xiaoxiao datang untuk merayakan ulang tahun pacarnya, namun ia tidak menduga bahwa situasinya akan menjadi seperti ini.

"Xiaoxiao, ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Setelah Gu Xiaoxiao berdiri di tempatnya dan sekian lama menjadi pusat perhatian, akhirnya ia bertemu dengan orang yang dicarinya. Mu Yunfan melangkahkan kaki ke arahnya, lalu meraih lengan Gu Xiaoxiao dan mencoba menariknya ke sudut ruangan yang agak tersembunyi untuk bicara dengan jelas. "Gu Xiaoxiao, selamat datang di pesta pertunanganku dengan Yunfan."

Tiba-tiba, langkah kaki Gu Xiaoxiao terhenti, dia memandang wanita yang ada di depannya dengan bingung. Wanita itu mengenakan riasan lembut dan memberikan senyum cibiran di sudut mulutnya. Tanpa izin siapa pun, dia langsung menarik lengan Mu Yunfan dan menatap mata Gu Xiaoxiao.

"Pesta pertunangan… Kalian berdua?" ulang Gu Xiaoxiao. Ia kira ada yang salah dengan pendengarannya. Namun, ia tersenyum dan menatap Mu Yunfan, pria yang telah ia kenal selama belasan tahun. Lalu, ia berkata dengan lembut, "Yunfan, lelucon ini tidak lucu."

"Xiao Xiao." Mu Yunfan menatap Gu Xiaoxiao lurus-lurus dengan ekspresi acuh tak acuh, seolah-olah ia tidak mengenal wanita di depannya, "Kamu tidak benar-benar berpikir bahwa aku akan menikahimu, kan?"

"Hari ini adalah hari pertunanganku dengan Jin Jing. Aku datang ke sini untuk memberitahumu bahwa kami telah memutuskan untuk menikah setelah tahun baru."

Kata demi kata yang Mu Yunfan ucapkan masuk ke telinga Gu Xiaoxiao dan memukul gendang telinganya, lalu menusuk matanya dan membuatnya merasa sakit.

Ruang perjamuan ini jelas terasa hangat seperti musim panas, tetapi Gu Xiaoxiao merasa kedinginan seakan ada satu ember air es yang mengguyur kepalanya. Perasaan dingin itu menjalar ke sekujur tubuhnya hingga merasuk ke tulangnya dalam sekejap.

Gu Xiaoxiao dan Mu Yunfan telah saling mengenal selama lima belas tahun. Gu Xiaoxiao bahkan pernah berpikir bahwa mereka akan terus bersama hingga lebih lama lagi, kemudian mereka akan bersama-sama mengingat kembali kenangan-kenangan lama saat mereka sudah menjadi tua. Bahkan, pagi tadi mereka sempat mendiskusikan bagaimana mereka ingin merayakan hari ulang tahun Mu Yunfan hari ini lewat telepon.

Gu Xiaoxiao sudah sibuk berlarian ke sana kemari seharian penuh hanya untuk mencari hadiah yang cocok untuk Mu Yunfan. Namun, pada akhirnya semuanya sia-sia hanya karena satu kalimat, 'Kamu tidak benar-benar berpikir bahwa aku akan menikahimu, kan?' Tidak salah lagi, Gu Xiaoxiao memang benar-benar berpikir bahwa Mu Yunfan akan menikahinya dan seperti yang telah Mu Yunfan janjikan, pria itu akan menjaganya selama sisa hidupnya. Jelas-jelas Mu Yunhan adalah pacar Gu Xiaoxiao, tapi sepertinya ia justru menjadi orang terakhir yang mengetahui kabar pertunangan ini.

Gu Xiaoxiao menggertakkan giginya dan mengedarkan pandangannya ke sekeliling tanpa daya. Ujung hidungnya memerah dan matanya mulai berkaca-kaca, tetapi tidak ada setetes pun air mata yang jatuh.

Jin Jing memandangi wajah Gu Xiaoxiao yang tak berdaya dan senyum kejamnya yang tampak menghina terlihat kian melebar. Lalu, ia melambaikan tangannya dan memanggil pelayan yang tidak jauh berada di sana. "Kamu tidak ingin bersulang untuk merayakan hari yang berbahagia ini, Xiaoxiao?"

Anggur merah dalam gelas yang indah ikut bergetar saat Jin Jing bergerak. Gu Xiaoxiao tidak pandai minum alkohol, tapi ia tahu bahwa ia harus meminum anggur itu. Ia tidak pernah menjadi orang yang suka menguntit apalagi mengonfrontasi orang. Jika bukan karena Mu Yunfan yang memergokinya di sini, ia tidak akan seberani itu. Setelah mengambil gelas anggur, Gu Xiaoxiao menghela napas ringan dan berkata perlahan, "Baiklah." Ia berusaha keras untuk tidak mempermalukan dirinya sendiri. "Mu Yunfan, aku berharap yang terbaik untukmu dan semoga kamu segera mendapat momongan."