Happy Reading...
***
Sebuah apartemen mewah ini membuat Natasha was-was. Pasalnya diluar apartemen banyak sekali penjaga dan dia sekarang berada di ruangan khusus di Apartemen cowok anak dari pemilik sekolah.
Dari kejadian tadi Natasha akhirnya diberikan pilihan keluar dari sekolah atau menjadi asisten cowok ini. Dan sepulang sekolah tadi dia harus ikut bersama Arsen untuk menandatangani surat perjanjiannya. Menjadi asistennya selama seminggu, dan isi dari perjanjiannya sangat merugikan dirinya.
"Ngapain sih pake asisten segala? Bukannya Lo banyak asisten juga?"
"Gue gak maksa Lo buat jadi asisten gue, gue kasih pilihan Lo jadi asisten gue atau Lo keluar dari sekolahan."
"Tapi itu gak adil."
"Tapi itu buat gue fair. Mulai hari ini Lo jadi asisten gue."
"Tapi gue gak mungkin sepagi itu kesini."
"Gue gak mau tahu, gimana caranya Lo bisa tepat waktu."
Natasha pun hanya bisa pasrah. Ia tak tahu akan mendapat masalah apalagi setelah ini. Karena yang pasti dia akan dimarahi Bibinya, kejadian hari ini akan dibocorkan Dita, sepupunya.
"Yaudah gue pulang dulu."
"Gak, gue butuh Lo hari ini. Lo harus kerjain tugas sekolah gue sampai selesai."
Natasha lagi-lagi menghela napas, kenapa bisa ia berurusan dengan cowok semenyebalkan Arsen.
Tugas-tugas sekolah itu mulai dikerjakan Natasha sedangkan Arsen dengan asiknya bermain game.
"Cepet kerjain, setelah itu Lo harus temenin gue main."
Melihat jam ditangannya Natasha sedikit gelisah, Tante Cika akan marah besar dan mungkin dia akan mendapat tamparan karena malam tadi juga terlambat pulang. Dita pasti akan membocrkannya.
Setelah selesai mengerjakan tugas itu.
"Arsen."
"Hm.."
"Udah beres, boleh gak gue pulang? Gue ada urusan."
Arsen melirik jam dinding. Sebenarnya mala mini juga Arsen ada janji dengan temannya di luar.
"Oke, lagian gue ada urusan. Inget besok pagi Lo udah harus disini."
Natasha mendengus kesal mendengarnya.
"Anak manja."
"Apa Lo bilang?"
"Gak! Gue mau pulang."
Sebenarnya sedikit aneh dengan Arsen, dia tidak begitu bisa berinteraksi dengan orang yang aru dikenal dia cukup sulit. Keputusannya mengeluarkan Natasha dari sekolah cukup logis dibanding dia memberikan pilihan kepada Natasha untuk menjadi Asistennya itu hal yang sangat aneh untuk seorang Arsen. Dia kalau sudah memutuskan biasanya tidak bisa diganggu gugat.
Malam ini Arsen akan menemui temannya Bima, di salah satu Club ternama dan Club itu investasi terbesarnya adalah Papahnya Arsen. Bisa dibilang Club itu milik Papanya Arsen juga.
Arsen sudah bersiap dan tentunya dia selalu bersama para penjaga, meskipun membawa mobil sendiri penjaga itu akan mengekori, mereka diperintahkan untuk menjaga anak dari tuannya.
Sesampainya di Club, suara music DJ memekakan telinga. Para penjaga itu langsung otomatis membuat jalan untuk Arsen. Ia tahu Arsen tidak suka bersentuhan dengan sembarang orang. Arsen bertos dengan Bima. Bima si fuckboy itu sedang bersama wanita yang Arsen tahu pasti baru saja dipesannya.
"Gak bosen Lo?"
"Bosen?" tanya Bima heran.
"Main cewek mulu."
"Yang ada Lo kali, gak bosen cuma ngejamah stik game Lo itu."
"Itu beda dong. Gue urusan cewek gak sembarang nyomot kayak Lo."
"Bacot Lo!"
"Pindah ke VIP. Jangan bawa cewek!" peringat Arsen kemudian.
"Elah… baru mau bawa Sen."
Bima pun mengikuti Arsen keruangan VIP. Keduanya sahabat lama mereka satu sekolah dasar dan saat sekolah menengah pertama Bima diboyong keluarganya pindah ke Amerika. Dia sekolah disana, sekarang setelah memasuki sekolah menengah atas Bima pulang ke Indonesia dan memutuskan sekolah di sekolah internasional yang ada di Indonesia karena ia akan sulit beradaptasi jika sekolah di sekolah biasa. Dia juga tidak mau sekolah di sekolah Arsen, kemungkinan besar ia akan bolos seperti sekolah dasar dulu. Bima memang sangat terpengaruh orangnya, apalagi jika Arsen yang mengajak.
Arsen sendiri pindahan dari sekolah lain. Dia awalnya hanya iseng masuk sekolah yang dulu, ia sering bolos main game di kelas. Guru-guru bahkan kepala sekolah kewalahan dengan sikap Arsen, mereka bingung harus bertindak seperti apa sedangkan Papanya Arsen donator terbesar sekolah itu. sampai pada kepala sekolah juga guru-guru lain mengeluh atas sikap Arsen, Papanya pun memutuskan memindahkan kesekolah DIRGANTARA sekolah miliknya, yang Arsen sendiri sebenarnya tidak mau sekolah di sekolahan milik keluarganya itu.
***
Semoga suka sama ceritanya.
Author Rima.