Dinar sedang memikirkan uang penjualan sapi yang dipegang oleh Cantika. Jika Cantika memutuskan hubungan antar kerabat, dia tidak akan mendapat sepeser pun. Dia memelototi Cantika dengan tajam, "Nama keluargamu adalah Tarigan. Seumur hidupmu, bahkan saat kamu mati, kamu akan terus menggunakan nama itu. Kamu ingin mengakhiri hubungan keluarga kita, itu tidak mungkin! Gadis murahan memang akan selalu menjadi gadis murahan, kamu semurah ibumu yang tidak berguna!"
Dinar semakin marah, dan kata-kata yang berikutnya tidak kalah mengerikan. Dia bahkan mengutuk tanpa henti. Penduduk desa tidak bisa mendengarkan ini lagi. Mereka tahu Sukma tidak baik, tapi anaknya tidak bersalah. Sebagai nenek, mengapa Dinar begitu jahat pada cucunya sendiri?
Cantika berdiri di sana, menangis dalam kesedihan. Dia tidak membalas atau menyangkal kutukan beracun Dinar. Air matanya meledak, dan dia tampak seperti dia dianiaya sejak tadi. Dia tampak sangat menyedihkan.
在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者