"Alvin. Ya ampun nak. Kamu ga apa-apa nak? Apa yang sakit sayang?" tanya Mamahnya yang sangat mengkhawatirkannya. Tetapi Alvin justru malah sedang melamunkan sesuatu.
"Gua sekarang di rumah sakit di ruang ini sendirian. Sabrina kemana ya? Apa dia ga kenapa-kenapa? Dia baik-baik aja kan?" pikir Alvin di dalam hatinya.
"Alvin. Kenapa kamu malah ngelamun aja kaya gitu? Ada yg sakit? Yang mana? Bilang ke Mamah nak," tanya Mamahnya kembali.
"Engga. Alvin ga kenapa-kenapa kok Mah. Mamah ga usah khawatir ya. Terus karyawan yang lainnya gimana Mah? Seminar ga kenapa-kenapa kan Mah? Semuanya baik-baik aja kan?"
Tiba-tiba saja ekspresi wajah Mamahnya Alvin baru ah setelah mendengar pernyataan dari Alvin tadi. Dia seperti tidak suka dengan pertanyaan yang diberikan oleh Alvin.
"Mamah kenapa Mah? Kok tiba-tiba Mamah wajahnya kaya gitu sih? Kaya ga suka sama pertanyaan Alvin? Emangnya ada yang salah dari pertanyaan Alvin?" tanya Alvin dengan terheran-heran. Karena Alvin merasa jika dirinya tidak salah bicara.
"Mamah tuh merasa aneh ya sama kamu. Kamu itu sekarang lagi sakit loh. Kamu itu lagi ga baik-baik aja keadaannya. Tapi kamu masih ada tanyain orang lain."
"Ya kan karena aku punya tangguh jawab Mah sama mereka. Mereka itu kan karyawan aku. Kalo sampai karyawan aku kenapa-kenapa gimana? Masalah juga kan buat aku."
"Aduh udah deh kamu ga usah banyak alasan. Pasti yang kamu maksud itu si Sabrina kan? Kamu khawatirkan dia kan?"
"Apa sih Mah. Engga juga."
"Yaudah lah sekarang kamu makan ya. Biar Mamah suapin kamu. Kamu harus banyak makan supaya kamu cepat sembuh."
"Iya Mah."
Alvin ga g menuruti perkataan Mamahnya untuk saat ini. Karena dia tidak mau membuat Mamahnya marah kepadanya.
"Tante, Alvin, kalo gitu aku ke kamar mandi dulu ya," ucap Amanda.
"Iya sayang."
Sedangkan Amanda pergi ke luar ruang UGD. Dia ingin pergi ke kamar mandi dan juga karena Amanda tidak bisa melakukan apa-apa di sana. Di sana sudah ada Mamahnya yang mengurusi Alvin.
*******
Awalnya Amanda izin kepada Alvin dan Manjanya Alvin untuk pergi ke kamar mandi. Ternyata kenyataannya dia justru pergi menghampiri Sabrina yang sedang duduk sendirian di koridor rumah sakit. Sabrina terlibat sangat sedih dan pastinya merasa bersalah dengan Alvin. Karena perbuatannya, Alvin jadi masuk rumah sakit seperti ini.
"Sabrina," panggil Amanda.
Sabrina yang sedang melamun langsung tersadarkan dari lamunannya.
"Eh, iya. Gimana keadaannya Pak Alvin? Dia baik-baik aja kan?"
"Iya. Alvin baik-baik aja. Dia udah sadarkan diri sekarang juga dia lagi di suapin sama Mamahnya."
"Syukurlah kalo gitu. Kamu kenapa justru malah di sini? Kamu ga temanin Pak Alvin di dalam?"
"Kan udah ada Manjanya. Lagian aku juga mau kasih tahu ke kamu tentang keadaan Alvin. Karena yang aku lihat kayanya kamu khawatir banget sama Alvin."
"Iya aku khawatir karena aku merasa bersalah atas semua kejadian ini. Karena aku, sekarang Pak Alvin jadi masuk rumah sakit seperti ini. Jadi aku ga ada maksud apa-apa kok. Kamu jangan salah sangka ya sama aku."
Amanda tertawa kecil mendengar ucapan dari Sabrina barusan. Sabrina terlihat seperti seseorang yang sedang menjelaskan tentang perasaannya kepada Alvin supaya Amanda tidak cemburu dengannya.
"Kok kamu malah ketawa sih?" tanya Sabrina dengan polosnya.
"Ya lagian kamu aneh. Kenapa kamu harus jelasin semua itu ke aku coba?"
"Yaa karena aku takut kamu cemburu atau salah sangka sama aku. Aku ga mau sampai hubungan kamu dan Pak Alvin jadi gimana gitu karena aku."
"Ya ampun Sabrina. Jadi selama ini kamu kira aku itu pacarnya Alvin?"
"Emang benar kan?"
"Ya bukan lah."
"Apa? Bukan?"
Sabrina bingung dengan semua ini. Karena selama ini yang Sabrina tahu jika Alvin dan Amanda menjalin hubungan serius. Tetapi tiba-tiba saja Amanda berbicara seperti itu kepadanya.
"Iya bukan. Jadi aku itu sepupunya Alvin. Kita berdua cuma saudara. Kita berdua ga ada hubungan apa-apa. Walaupun emang banyak sih yang bilang kalo kita pacaran karena kita terlihat sangat dekat. Itu semua karena aku sama Alvin dari kecil udah bersama. Kita terpisah baru aja kemarin waktu aku memutuskan untuk kuliah di Canada. Dan sekarang aku baru pulang dari Canada," jelas Amanda.
"Ohh gitu. Iya aku kira kalian berdua pacaran. Soal ga kalian berdua juga terlibat cocok banget."
"Haha engga lah. Amit-amit deh aku punya cowok seperti Alvin. Udah orangnya dingin, emosian, keras kepala."
Sabrina hanya tersenyum. Karena apa yang dibilang oleh Amanda itu semuanya benar.
"Kamu kenapa? Cemburu waktu Alvin sama aku?"
Tiba-tiba aja Sabrina tersedak. Padahal dia sedang tidak makan atau minum. Tetapi mendengar pertanyaan seperti itu dari Amanda membuat dirinya tiba-tiba saja tersedak.
"Ya ampun Sabrina kamu ga kenapa-kenapa?" tanya Amanda.
"Engga. Aku ga kenapa-kenapa. Yaudah kalo gitu aku mau ke kamar mandi dulu ya. Duluan."
"Iya."
Karena salah tingkah mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Amanda, Sabrina pun memilih untuk pergi meninggalkan Amanda dengan alasan ingin pergi ke kamar mandi. Sedangkan Amanda hanya bisa tersenyum melihat tingkah Sabrina tadi.
"Dasar Sabrina. Dia lucu banget sih orangnya."
Setelah itu Amanda pergi untuk kembali ke dalam ruangan Alvin. Ternyata di sana Alvin akan segera di pindahkan ke kamar rawat biasa. Dan Amanda pun mengikutinya.
*******
Di dalam ruang rawat.
"Mamah pulang aja. Pasti Mamah capek kan. Aku udah ga kenapa-kenapa kok Mah," ucap Alvin.
"Engga. Kamu masih belum pulih. Mamah mau temanin kamu di sini. Nanti kalo kamu kenapa-kenapa gimana?"
"Gimana biar aku aja yang temanin Alvin di sini Tante?" sambung Amanda.
"Emangnya ga kenapa-kenapa kamu jagain Alvin sendirian di sini?"
"Ga apa-apa Tante. Tante pulang aja. Tante istirahat di rumah."
"Yaudah deh kalo gitu Tante pulang dulu ya sayang. Mamah pulang dulu ya nak."
"Iya Mah. Mamah hati-hati ya di jalan."
"Iya nak."
Akhirnya Mamahnya Alvin pulang juga ke rumah untuk istirahat. Sedangkan yang menjaga Alvin saat ini adalah Amanda. Sepupunya sendiri.
"Udah sekarang kamu istirahat aja. Aku jagain di sofa situ ya," ucap Amanda.
"Manda sebentar. Aku mau tanya sesuatu sama kamu."
"Mau tanya apa?"
"Karyawan yang lainnya ga kenapa-kenapa kan? Semuanya baik-baik aja kan?"
Amanda mendengar pertanyaan dari Alvin bukannya menjawabnya tetapi dia justru malah tersenyum sendirian. Membuat Alvin bingung dengan sikapnya.
"Kamu kenapa ketawa? Kenapa kamu ga langsung jawab aja pertanyaan aku. Ada apa si sama pertanyaan aku? Apa ada yang salah? Ga Mamah, ga kamu, sama aja ga ada yang jawab pertanyaan aku."
-TBC-