webnovel

Tirai Penghalang

Ini hanya cerita sederhana seorang pemuda dalam mencari hal untuk penopang hidupnya. Seperti kebanyakan orang muda lainnya. Mencari pekerjaan, menjalin persahabatan, pencarian jati diri, dan… cinta. Drama keseharian anak manusia yang sudah biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Cerita tentang kehidupan berkeluarga, meski bukan dengan orang tua kandung. Cerita tentang hubungan baik antar kakak dan adik sepupu. Tentang keakraban antar satu dan lain sahabat, meski berbeda warna, rasa, dan asal. Tentang keagungan cinta yang datang tiba-tiba, tidak pernah diharapkan, menghampiri begitu saja dalam kondisi yang tak biasa. Lantas… Bagaimana bila cinta itu ternyata indah? Bagaimana bila ternyata ia begitu tinggi? Dan bagaimana bila ternyata ia begitu berbeda dari diri? Lets find out.

Ando_Ajo · 现实
分數不夠
223 Chs

Kuntum yang Terpasung

"Biasanya sih, iya," jawab Amia. "Tapi, aku udah bilangin sama Pak Zardan untuk mengubah itu dan menyesuaikan dengan hari latihan mereka. Jadi, hari Selasa dan Kamis mereka pulang lebih cepat. Jam empat. Sabtu kan emang libur."

Ambar mengangguk-angguk. "Baguslah, biar satu jam pun, tapi itu cukup untuk mengeluarkan keringat. Dan hari Sabtu, gue maunya pagi aja, Mia. Gimana?"

"Nggak masalah," sahut Amia. "Bisa diatur."

"Thanks."

"Ya udah, deh," ujar Amia kemudian. Ia lantas berdiri. "Ouh iya, kamu bawa kendaraan sendiri, Mbar?"

Ambar ikut berdiri, lalu mengangguk. "Biasa, gue pake motor."

"Aah…" Ami mengangguk-angguk lalu melangkah santai meninggalkan areal tersebut.

"Kenapa emangnya?" tanya Ambar yang mengiringi langkah kaki Amia.

"Enggak," sahut Amia. "Tadinya kalau kamu nggak bawa kendaraan, mau aku anter pake mobil."

Ambar tertawa pelan. "Gue mah udah biasa, kemana-mana naik motor. Lain hal kalau dikasi tahu sebelumnya, atau pergi jalan-jalan ke mana, gitu."

鎖定章節

在webnovel.com支援您喜歡的作者與譯者