webnovel

Chapter 115

**Tiga Jam Kemudian**

Sudah tiga jam sejak kru mendapat Eternal Pose ke Jaya, pelayaran mereka sangat lancar sejak saat itu. Luffy saat ini sedang duduk di atas kepala Merry dengan Chopper tepat di belakangnya, di haluan, sedang bersantai di bawah sinar matahari. Usopp sedang duduk di Menara pengawas menggunakan teropong untuk mencoba melihat Jaya.

"Apakah kau melihat sesuatu Usopp," Chopper bertanya dari bawah.

"Tidak, aku tidak melihat apa-apa, hanya langit, dan laut," jawab Usopp sambil melihat melalui teropong.

"Kupikir pulau Jaya tidak akan terlalu jauh dari tempat kita berada," ucap Zoro sambil melihat sekeliling.

"Tidak," jawab Nami saat dia juga melihat sekeliling. "Kita seharusnya bisa melihat garis pantai Jaya satu jam yang lalu," katanya.

"Jangan khawatir tentang itu," sahut Luffy dengan nada santai, sambil melihat ke atas ke langit. "Santai saja dan nikmati cuaca indah yang kita miliki ini," ucapnya.

"Cuaca musim semi adalah yang terbaik," sahut Chopper, setuju dengan Luffy. "Bahkan burung camar pun menikmatinya," ucap Chopper sambil menatap tiga burung camar yang terbang di atas.

Tiba-tiba entah dari mana tiga burung camar itu jatuh ke dek, tepat di depan Chopper, mati. "Ahhhh! Mereka telah ditembak!" teriak Chopper menarik perhatian semua orang sebelum dia berlari menuju burung camar.

"Kurasa mereka tidak mungkin di tembak, Chopper," ucap Usopp dari menara pengawas. "Aku tidak mendengar suara tembakan," tambah Usopp. Luffy menatap ketiga burung camar sambil menyipitkan matanya sebelum dia melihat ke sekeliling, ke sekitar kapal untuk memeriksa musuh.

"Aku menemukan peluru!" Teriak Chopper sambil mengeluarkan sebutir peluru dari burung-burung itu. "Dan dilihat dari lintasannya, tembakan berasal dari sana," tambah Chopper sambil menunjuk ke depan kapal.

"Maksudmu seseorang menembak burung-burung itu dari pulau yang bahkan belum bisa kita lihat?" Nami bertanya dengan agak ragu. "Itu tidak mungkin Chopper," tambahnya.

"Tapi aku melihat itu terjadi," rengek Chopper. Luffy hanya menyipitkan matanya dan menaikkan kewaspadaannya. Mereka berlayar selama satu jam lagi sebelum pulau akhirnya terlihat.

"Wow, tempat ini terlihat seperti tempat liburan," ucap Usopp sambil berdiri di sebelah Luffy dan Chopper, menatap ke arah pulau yang mendekat.

"Benar," Chopper menyetujui dengan nada bersemangat. Luffy hanya berdiri di sana dan memicingkan matanya ke arah beberapa kapal yang berlabuh di sana.

"Entah penglihatan ku yang salah atau pelabuhan di sana memang dipenuhi dengan kapal bajak laut," ucap Luffy, menyebabkan semua kru melihat ke arah pelabuhan.

"Jangan konyol kapten," sahut Nami sambil berjalan ke arah Luffy. "Bajak laut tidak dapat melabuhkan kapal mereka tanpa segera di usir oleh penegak hukum," ucap Nami.

"Yup, itu kapal bajak laut," ucap Nojiko kepada saudara perempuannya.

"Sepertinya kota ini akan sangat menyenangkan," Sahut Zoro sambil menyeringai. Ketika Going Merry berlayar lebih dekat dan lebih dekat ke pelabuhan, orang-orang di pelabuhan dan sekitarnya menyadari kedatangan kapal Luffy dan Jolly Roger di layar mereka.

"Hei, lihat ke sana," ucap seseorang sembari menunjuk ke arah Merry. "Bukankah itu simbol dari Bajak Laut Topi Jerami," ucapnya, mendapatkan perhatian lebih banyak orang.

"Benar," ucap orang lain ketika mereka menatap kapal yang mendekat. "Itu kapal The Thunder Demom!" dia berteriak. Luffy mendengar semua ini tetapi tetap menunjukkan ekspresi datar di wajahnya.

Ketika kapal berlabuh di pelabuhan, terdapat kerumunan di dekat Going Merry, ada yang ingin melihat Thunder Demon secara langsung sementara beberapa ingin menantang pria yang membentuk aliansi dengan salah satu dari empat Yonkou. Luffy berbalik dan mulai berjalan menuju dek utama untuk turun dari kapal. Saat dia berjalan, dia meneriakkan perintah kepada krunya.

"Zoro dan Robin ikut denganku ke daratan," ucap Luffy, menyebabkan mereka berdua menganggukkan kepala dan mengikutinya. "Yang lain tetap di sini dan jaga kapal," tambah Luffy sebelum melompat ke sisi kapal.

"Jika ada orang bodoh yang cukup bodoh untuk mengganggu kapalku atau kru-ku ... kirim mereka dan pelabuhan ini ke dasar lautan," ucap Luffy dengan dingin, sambil menatap kerumunan yang sedang menunggu mereka di dermaga. Luffy, Zoro, dan Robin kemudian melompat dari Going Merry dan mendarat di depan kerumunan bajak laut yang semuanya menatapnya dengan mata lapar.

Luffy hanya berbalik dan menatap mereka semua dengan mata dingin sebelum dia mengirimkan gelombang Conqueror haki yang menumbangkan semua orang di dermaga itu. Luffy kemudian menyesuaikan topinya dan mulai berjalan menuju kota, di ikuti dengan tubuh para Bajak Laut bertumbangan di depannya.

dia memiliki Zoro di sebelah kanannya dan Robin di sebelah kirinya, dan mereka bertiga menunjukkan ekpresi datar di wajah mereka, sambil berjalan melalui tumpukan tubuh bajak laut yang tak sadarkan diri.

"Dia ... dia mengalahkan mereka semua tanpa bergerak," teriak seorang bajak laut dengan nada ketakutan ketika dia menatap tiga topi jerami yang mendekat.

"Dia iblis," sahut yang lain. Luffy dan dua anggota krunya bahkan tidak menatap orang-orang yang masih bangun dan melihat siapa yang berbicara, mereka terus berjalan. Ketiganya terus berjalan di kota melihat para bajak laut berkelahi dan minum di setiap belokan.

Mereka bertiga tiba-tiba berhenti di tengah jalan dan melihat ke kiri seolah-olah mereka sedang menunggu sesuatu. Benar saja, satu detik kemudian seorang pria terlempar menerobos dinding gedung di sebelah kanan mereka dan terbang melewati trio itu.

Berkat observasi haki mereka, mereka terhindar dari ditabrak oleh pria yang melayang ke arah mereka. Ketika pria itu terbang melewati mereka, Luffy menjulurkan tangan kirinya dan menangkap sepotong kayu yang akan mengenai kepala Robin sebelum dia berbalik ke kiri dan menatap seorang bajak laut yang jelas-jelas mengirim pria itu terbang.

"Kau hampir mengenai wanita cantik ini," ucap Luffy dengan dingin, sambil menatap pria itu. Bajak laut itu menatap Luffy dengan mata sebesar piring ketika ia mengenali siapa Luffy.

"Ka-kau adalah ...," dia akan berbicara, tetapi terputus karena Luffy melemparkan potongan kayu itu kembali dengan kecepatan yang mengerikan, menancapkan kayu itu tepat di kepalanya seperti anak panah.

Bajak Laut itu kemudian jatuh menghadap ke depan ke arah tanah, membuat potongan kayu itu masuk lebih jauh ke kepalanya sampai menembus keluar dari belakang kepalanya.

"Damn," ucap Zoro sambil menatap pria yang sekarang sudah mati. Luffy tidak mengatakan apa-apa, dia terus berjalan. Ketika mereka berjalan sedikit lebih jauh, mereka mendapati diri mereka berhenti sekali lagi. Kali ini karena seorang lelaki tua yang jatuh di depan mereka.

"Woah, dia seperti gelandangan," ucap Robin sambil menatap pria itu.

"Sepertinya dia jatuh dari kudanya," ucap Luffy sambil menunjuk ke kuda putih yang berdiri di sebelah pria itu.

"Itu pasti sakit," Sahut Zoro sambil menatap pria itu.

"Hei, maaf mengganggumu tapi bisakah kau membantuku," kata lelaki tua itu dengan nada sakit-sakitan menyebabkan Luffy mengangkat alisnya.

"Apa, kau tidak dalam mood untuk membantu dirimu sendiri?" Zoro bertanya dengan sarkastik. Pria tua itu hanya menatap mereka bertiga dengan ekspresi sedih di wajahnya, menyebabkan pendekar pedang itu menghela nafas.

"Luffy, bantu aku," ucap Zoro sambil menghela nafas saat dia mulai berjalan ke depan.

"Tentu," balas Luffy sambil mengangkat bahunya saat dia berjalan mendekati lelaki tua itu bersama Zoro. Mereka berdua mengangkat pria tua itu dan melemparkannya kembali ke kudanya.

"Hei, bisakah kau melihat itu, aku kembali ke kudaku," ucap pria tua itu sambil tersenyum. "Aku adalah anak yang sakit-sakitan saat tumbuh dewasa dan tidak pernah menjadi sehat semenjak itu," ucapnya lagi sebelum menatap kudanya.

"Sekarang, ayo pergi, Stronger," katanya kepada kuda. Kuda itu mengambil satu langkah ke depan sebelum kuda itu ikut terjatuh dengan wajahnya terlebih dahulu.

"Kita harus menyingkirkan mereka berdua dari kesengsaraan ini," Zoro memberi saran di hadapan lelaki tua itu dan Luffy mengambil kudanya.

"Terima kasih lagi sobat," kata pria itu sebelum dia mengeluarkan sekeranjang apel. "kau tahu, hari ini aku tidak punya cukup uang untuk hadiah. Apakah kau mau apel?" dia bertanya sambil mengangkat keranjang penuh dengan apel merah.

"Apakah kami terlihat seperti idiot bagimu," ucap Luffy sambil menatap pria di atas kuda itu. Ketika dia mengatakan itu salah satu bangunan di belakang mereka meledak, menarik semua perhatian mereka.

"Apa yang telah terjadi?!" tanya seseorang secara acak di jalanan.

"Salah satu dari mereka menggigit apel yang mereka dapatkan dari orang aneh berkuda itu dan kemudian ia meledak!" Seorang pria menjawab dengan suara ketakutan yang menyebabkan Luffy, Zoro, dan Robin mengalihkan perhatian mereka kembali ke pria di atas kuda.

"Sepertinya kita menghindari peluru di sana, kapten," ucap Robin dengan senyum manis di wajahnya sambil menatap kaptennya.

"Kurasa begitu," sahut Luffy sambil tertawa sebelum mereka berjalan melewati pria tua itu dan melanjutkan perjalanan ke kota.