webnovel

Thoughts (You & Me)

[UPDATE SETIAP SENIN DAN KAMIS] Dua orang sahabat yang sudah terpisah oleh jarak, kini dipertemukan kembali dalam sebuah ikatan perjodohan yang dilakukan oleh kedua orangtua mereka. Namun, salah satu dari mereka lupa akan kenangan masa lalu mereka. Sedangkan yang lainnya lagi masih mengingat dengan jelas, bahkan di setiap detiknya saat dulu. Bisakah seorang Reno Alviandro Jonathan membuat Titania Rania Chavali jatuh cinta padanya dan kembali mengingat masa kecil mereka? Atau justru Reno malah kehilangan Rania? Akankah usahanya untuk Rania dapat berjalan dengan baik? Akankah Rania mencintai Reno seperti Reno juga mencintainya? "It's always been you, Ra." - Reno.

ecstusea · 青春言情
分數不夠
30 Chs

That Feeling

Kalo lo jadi sayangnya gue, lo mau?

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang dalam pikiran Rania. Sedari tadi ia tak henti-hentinya tersenyum.

Reno yang sedari tadi memperhatikan Rania tersenyum dari pojok kelas (karena sekarang Reno sudah tidak duduk lagi bareng Rania, soalnya Letta sudah sudah masuk dan Letta yang duduk sama Rania) juga ikut-ikutan tersenyum.

Letta menoel Rania, "Kenapa lo senyum-senyum sendiri? Masih pagi keles, kesambet setan apaan lo?" tanyanya. "Mentang-mentang lagi ulang tahun hari ini. Jadi gitu ya?" Letta terkekeh.

"Setan cinta." Jawab Rania tak sadar. "Eh enggak gak ada apa-apa maksudnya." Rania buru-buru meralat omongannya.

Letta yang sudah terlanjur curiga kemudian memicingkan matanya, "Bohong! Pasti ada apa-apa, hayo lo gamau cerita sama gue?" tanyanya.

"Cerita apa?"

"Cerita tentang lo sama tuh," Letta menunjuk pada sesosok orang yang duduk dipojok kelas.

Rania menyerngit bingung, "Reno?"

"Ya iyalah bege emang siapa lagi?" tanya Letta.

"Gue gak ada apa-apa sama dia kok," kata Rania. Belum ada apa-apa maksudnya, eh?!

Letta berdecih kecil, "Masih aja gamau ngaku. Lo suka kan sama dia?" tanyanya.

"Gu-gue? E-enggak gue gak suka," Rania menggelengkan kepalanya

"Jangan bohong. Lo boong sama orang yang salah," kata Letta.

"Gue gatau Let sama perasaan gue," Rania menghela nafasnya pelan. "Disalah satu sisi, gue pengen buka hati gue buat orang lain, tapi disisi lain gue takut jatuh cinta lagi sama yang namanya cowok," katanya.

"Gue minta maaf..."

Rania menggeleng lagi, "Enggak! Udah cukup lo minta maaf mulu gue sampe bosen. Jangan bahas itu lagi oke?"

"Oke. Yaudah coba deh sekarang gue mau tanya ke lo, pernah gak lo salah tingkah kalo deket dia?" tanya Letta seperti mengintrogasi Rania.

Rania mengangguk.

"Terus lo pernah blushing karena ucapannya?"

Rania mengangguk lagi. Baru aja tadi gue blushing ucap Rania dalam hati.

"Terus lo degdegan pas ditatap matanya sama dia?" tanya Letta lagi.

Lagi-lagi Rania menganggukan kepalanya.

Letta menoyor kepala Rania, "Udah itumah fix banget lo jatuh cinta sama dia Ran. Lo gak bisa ngelak lagi."

"Tadi pagi dia nembak gue, tapi gue belom jawab." Kata Rania setengah berbisik.

"HAH?! SUMPAH LO?!" Pekik Letta.

Rania buru-buru menutup mulut Letta yang kayak toa itu, "Eh kampret suara lo pelanin dikit kenapa, gue tuh ngomong pelan-pelan biar gak ada yang denger, eh lo nya malah kayak toa."

"Hehehe maaf," Letta menyengir. "Eh tapi beneran? Kok bisa? Dimana?"

"Mana gue tau, tiba-tiba aja. Dia nembak gue dimobil. Gue aja gatau itu dia beneran apa enggak ngomong kayak gitu." Ujar Rania.

"Kalo cowok nembak ya berarti dia serius dong ngomong kayak gitu? Masa becandaan?" tanya Letta. "Terus lo mau jawab kapan?"

Rania menggedikan bahunya, "Gatau gue. Kayaknya gue gamau jawab sekarang. Liat aja nanti, biar waktu yang bakal jawab semuanya," katanya.

〰〰〰

Saat jam istirahat, Rania dan Letta memutuskan untuk ke kantin. Kebetulan juga Reno sedang bersama dengan Givran.

Rania menyerngit bingung, Sejak kapan dua curut jadi baikan begitu?

"Let lo mau jajan apa? Biar gue beliin, lo cari tempat duduk aja," tanya Letta.

"Orange juice aja deh," kata Rania.

"Oke."

Rania pun akhirnya duduk disebuah meja yang kosong. Tiba-tiba Reno dan Givran duduk tepat dihadapannya.

Mata Rania membulat seketika, "Lo berdua ngapain disini?"

"Mau makanlah disini. Emangnya gak boleh rayang?" Reno mengedipkan sebelah matanya.

"Iya Ran emang gak boleh?" timpal Givran.

"Jangan panggil gue dengan sebutan menjijikan itu lagi Ren," Kata Rania kepada Reno, "Boleh kok. Tapi cewe lo lagi beli makanan," katanya kepada Givran.

Givran menganggukan kepalanya, "Iya gue tau kok. Tuh dia lagi beli siomay," katanya menunjuk Letta yang sedang mengantri membeli siomay.

"Lo utang jawaban sama gue Ra," kata Reno.

"Jawaban apa? Emang ada pr atau tugas?" tanya Rania dengan polosnya.

Reno menoyor kepalanya, "Dasar bege, jawaban yang tadi pagi."

Tiba-tiba Rania kembali teringat dengan peristiwa tadi pagi dimobil Reno. Haduh gue harus jawab apa nih?

"Taraaaaa! Makanan datang!" Kata Letta membawa sepiring siomay dan 2 cup orange juice. "Loh kok ada kalian berdua?" tanyanya.

Reno yang melihat Letta membawa hanya satu piring siomay, langsung menatap Rania, "Lo gak makan Ra?"

Rania menggelengkan kepalanya, "Enggak, gak laper. Gue minum aja." katanya.

"Bandel banget sih? Baru sembuh sakit juga masih aja gamau makan. Mau masuk rumah sakit lagi? Nanti kangen sama gue lagi?" ucap Reno dengan pedenya.

"Najis jijik banget!" Rania mendengus sebal.

"Lo mau apa? Bakso? Mie ayam? Siomay? Kebab? Soto? Nasi goreng? Nasi uduk? Crepes? Tapi jangan deh kalo crepes gak kenyang. Jadi lo pilih mau makan apa?" tanya Reno.

Rania menggeleng, "Gue gamau Ren, gue lagi gak pengen makan." katanya.

Reno menghela nafas pelan, "Yaudah kalo gamau makan sekarang, nanti malem lo harus ikut gue makan. Gue ada deh satu café dikasih tau sama temen gue katanya enak banget dan gue pengen coba, gimana?"

"Ada ice cream?"

"Ada. Lo bisa pesen eskrim sepuas lo. Tapi makan berat dulu ya?"

"Deal." Senyum Rania selalu mengembang saat mendengar makanan manis.

Tbc

***

Like it ? Add to library!

ecstuseacreators' thoughts