webnovel

The Tales of Lixe

Pada suatu hari, ketiga dunia yang seharusnya terpisah bersatu. Dunia itu adalah Iume, Lapha, dan Veden. Masing-masing dunia mempunyai ras-ras yang menghuninya. Kejadian itu membuat seluruh dunia terkejut, tetapi di tengah itu tiba-tiba ras-ras dari Lapha menyerang dan mengakibatkan perang besar pertama. 20 tahun kemudian Edward, seorang pemuda yatim piatu yang mempunyai sebuah tujuan besar yaitu untuk membuat perdamaian di seluruh dunia. Edward adalah pemuda yang tidak mempedulikan ras karena dia menganggap seluruh ras itu sama. Tetapi tujuan itu sangatlah jauh dari jangkauannya yang sekarang, tetapi apakah ini sebuah keberuntungan atau kesialan, dia mengalami kejadian yang merubah hidupnya dan itu membuatnya semakin dekat dengan tujuannya itu. Inilah kisah dari dari dia yang telah menjadi legenda di masa lalu, maupun masa depan. Sebuah kisah legenda yang telah terlupakan tentang dia yang agung.

OlphisLunalia · 奇幻
分數不夠
105 Chs

The Fox Empress, Tamamo no Mae Part 2-8 End

Akhirnya Shirayuki dan Tamamo pun melanjutkan babak selanjutnya dari pertarungan mereka berdua, dengan cepat baik Tamamo maupun Kon saling menyerang satu sama lain.

Shirayuki menyerang dan menangkis serangan Tamamo dengan menggunakan kipas di tangannya sedangkan Tamamo sendiri seperti biasa dia menggunakan cakarnya yang tajam.

Disini bisa terlihat gaya pertarungan Shirayuki yang sangat berbeda dari biasanya, dia nampak sangat anggun dengan gerakan layaknya seorang Miko yang tengah menari.

Dengan gerakannya yang sangat anggun itu dia menunjukkan bahwa dirinya bukanlah seorang gadis biasa, tetapi dia adalah seorang Kaisar yang berhasil menyatukan seluruh ras manusia hewan dan mendirikan kekaisaran Miyako.

Seorang gadis yang telah menjadi seorang legenda hidup itu sendiri yang dikenal akan kekuatannya, kebijaksanaannya, kecantikannya, kecerdasannya, dan keanggunannya, dialah Shirayuki sang Tamamo no Mae yang asli.

*cling cling*

Suara benturan dari kipas Shirayuki dengan kuku-kuku Tamamo no Mae yang terdengar seperti mereka tengah adu berpedang.

*tap tap tap tap*

Mereka berlari sambil beradu serangan mereka masing-masing.

Tamamo berusaha menyerang Shirayuki dengan cakaran kedua tangannya tetapi Shirayuki menangkis dengan kipasnya.

Sejauh ini Shirayuki nampak sangat tenang dengan pertarungan ini seolah-olah dia sudah menguasai jalan kemenangan itu sendiri.

*Cling!*

Suara keras dari adu serangan mereka pun berakhir dan mereka berdua melompat ke belakang saling menjauhi masing-masing.

"Yuki!", ucap Sakura dengan nada senang.

Edward dan Lily yang melihat itu pun sekarang menjadi yakin akan pilihannya untuk melakukan ini. Ketika mereka melihat gadis rubah itu yang sudah berubah menjadi seperti ini, dia pun memutuskan untuk bertaruh dan sekarang...

"Kelihatannya kita menang."

Kon pun membuka kipasnya dan menutupi mulutnya dengan itu.

"Kenali dirimu, kenali musuhmu. Seribu pertempuran seribu kemenangan.", ucap Shirayuki dengan penuh wibawa.

"Kata-kata itu seolah-olah kalau kau sudah menang saja!"

Tamamo maju dan menyiapkan serangannya lagi.

Shirayuki yang melihat itu sama sekali tidak panik maupun takut, dia hanya mengibaskan kipas di tangannya itu ke arah Tamamo.

"Fubuki..."

Sebuah angin bersalju dengan es pun menerpa tubuh Tamamo dan mementalkannya jauh disana.

Dia Shirayuki, telah menemukan jalannya kembali. Sebuah jalan menuju kemenangan dan kejayaannya kembali.

Tamamo yang terlempar pun segera bangkit lagi, dia melihat ke arah Shirayuki yang terlihat sangat tenang dan anggun.

Tamamo pun membagi dirinya menjadi delapan lagi dan secara bersama-sama menyerang Shirayuki, dia memanfaatkan keunggulan jumlah untuk membuat celah.

Shirayuki pun menangkis satu persatu dari serangan mereka semua para bagian-bagiannya yang lain masih dengan menggunakan kipasnya. Gerakan tangannya yang cepat, gerakan tubuhnya yang anggun membuatnya seolah-olah seperti tak terkalahkan.

Sama sekali tidak terlihat sebuah celah dari Shirayuki walau dia melawan delapan bagian sekaligus secara bersama-sama tetapi kemudian salah satu bagian dari Tamamo pun mengeluarkan sihir esnya membuat sebuah kabut yang menutupi jarak pandang Shirayuki.

"Jadi begitu, taktik yang bagus."

Shirayuki menutup kedua matanya dan tibalah sekarang serangan dari Tamamo.

Dengan melakukan itu, Shirayuki tahu persis dimana letak Tamamo berada walau dia berada di dalam kabut tebal.

*Cling*

Dia dengan anggunnya menangkis serangan demi serangan yang dilancarkan oleh Tamamo.

[Dia...bagaimana bisa?!]

"Jika kau tidak bisa mempercayai matamu, manfaatkan pendengaran, penciuman sentuhan, pengecapan."

Tamamo mengangkat kipasnya tinggi dan dia pun berputar sambil mengibaskan kipasnya dengan anggunnya.

Dari Shirayuki, angin salju yang berkilauan muncul dengan kencang menerpa kabut dan mengusir kabut itu dengan anggun nan cantik seolah-olah angin itu ikut menari dengannya.

Dengan angun, Shirayuki pun berhenti berputar dan dia pun kembali menutupi bagian bawah wajahnya dengan kipas.

"Dia menjadi lebih kuat…"

Ini benar-benar sesuatu yang sangat di luar dugaan, dia sama sekali tidak menyangka dirinya yang hanya satu bagian itu bisa menjadi seperti ini.

"Kalau begitu, aku harus berubah."

Tiba-tiba terdapat rantai yang membelenggu tubuh Tamamo dan mencegahnya berubah di bentuk rubah raksasanya.

"Ini?!"

"Apa kau sudah lupa kalau tubuhmu di luar telah terkena rantaiku?", ucap Edward.

Tamamo memang tidak lupa itu, tetapi apakah efek dari rantai itu sampai ke dunia alam bawah sadarnya ini dan bagaimana bisa? Dia benar-benar tidak tahu itu.

"Guh...AAAAAA!"

Tamamo no Mae pun mengeluarkan aura yang mengerikan di seluruh tubuhnya yang seakan-akan mengintimidasi mereka semua. Matanya pun juga bersinar dan di sekitar tubuhnya terlihat kabut dari hawa dingin yang dikeluarkannya.

Tamamo mengeluarkan sihir es yang dia arahkan ke Shirayuki.

Sihir Es itu berusaha untuk menyerang Shirayuki dengan ujungnya yang runcing tetapi Shirayuki sangatlah lincah, dia bisa melompat dan dengan anggunnya dia mengibaskan kipasnya dan membuat angin bersalju yang kuat untuk menghancurkan es itu.

Tidak hanya berhenti di situ, Tamamo masih berusaha menyerang Shirayuki yang masih berada di tengah udara itu lagi dengan sihir esnya tetapi...

*Clark clark*

Shirayuki menangkis serangan es itu dengan batang kipasnya yang keras dan dengan anggunnya dia pun mendarat.

Setelah itu dengan membabi-buta Tamamo menyerang Shirayuki dengan kecepatan penuhnya. Benar-benar kecepatan yan luar biasa dari seorang Tamamo no Mae tetapi...

*Cling...*

Sekali lagi Shirayuki menangkis serangan-serangan Tamamo no Mae yang hampir tidak terkejar oleh mata orang biasa itu.

Suara dari pertarungan mereka benar-benar terdengar jelas. Serangan demi serangan, balasan demi balasan semuanya disaksikan jelas oleh Edward, Lily, dan Sakura.

Memang ras manusia hewan secara umum dikenal dengan fisiknya yang sangat kuat. Meskipun mereka sendiri tidak terlalu mahir dalam urusan sihir layaknya Elf maupun Angel, tetapi kekuatan fisik mereka yang dipadukan sihir seadanya itu sudah cukup untuk membuat mereka menjadi salah satu ras yang kuat.

[Aku tidak akan kalah!]

Shirayuki merasakan harapan Edward, Lily dan sahabat terbaiknya, Sakura disana, mereka semua berharap hal yang sama yaitu kemenangannya dan tugas dirinya sekarang hanyalah satu.

Dia sekarang tidak perlu mempedulikan hal lain, yang ia harus pikirkan sekarang adalah bagaimana dia mengabulkan harapan orang-orang yang telah mendorongnya itu.

Terlihatlah pemenang dari adu serangan itu, Shirayuki berhasil melayangkan serangan ke perut Tamamo dengan menggunakan kipas miliknya.

"Gah..."

Tetapi pertarungan mereka masih belum berakhir hanya dengan itu.

[Fu...apa kau melihatku sekarang?]

*Cling*

Suara nyaring dari benturan batang kipas Shirayuki dengan kuku tajam Tamamo.

*Cling*

[Fu...apakah aku sudah menjadi gadis yang kau harapkan?]

Tamamo mundur dan dia mengeluarkan es-es yang tajam yang mengarah ke Shirayuki.

*Clak clak*

Suara dari Shirayuki yang menangkis serangan-serangan es itu dengan kipasnya.

[Fu...apakah aku sudah memenuhi semua harapanmu?]

*Tap tap tap tap*

Tamamo dan Shirayuki pun berlari dan kemudian mereka saling mendekat dan saling beradu serangan lagi.

*Cling cling!*

[Fu...aku harap setelah ini kau bisa tenang di alam sana, karena aku...]

Suara-suara itu sudah bagaikan musik yang mengiringi pertarungan mereka berdua yang sama-sama tidak mau mengalah.

Saat ini akhirnya tiba juga saat-saat untuk mengakhiri ini dan menentukan siapa pemenang yang sebenarnya.

Tamamo menyerang Shirayuki dengan kuat dan itu membuat Shirayuki terlihat kehilangan keseimbangan badannya.

Tamamo akhirnya melihat celah dan dia dengan cepat memanfaatkan celah yang dibuat oleh Shirayui itu dengan menyerangnya lagi.

Shirayuki berhasil menangkis serangan Tamamo itu tetapi kiasnya itu terlepas dari tangannya. Melihat itu Tamamo pun menendang Shirayuki dan dia dengan lincahnya dia melompat tinggi dan dia pun mengeluarkan sihirnya.

"Sihir Es: Badai Salju Neraka!"

Sebuah sihir raksasa yang akan membekuan dan menghancurkan apapun yang ada di depannya.

"Sudah berakhir, aku menang!", ucap Tamamo yang melihat sihirnya menuju ke Shirayuki dengan sangat cepat.

Normalnya Shirayuki bisa menghindar dengan mudah tetapi dia yang membuat satu kesalahan saja itu mungkin tidak akan sempat untuk menghindar maupun menangkisnya.

Setidaknya itulah yang Tamamo pikirkan.

Saat itu, saat-saat yang genting itu seakanakan Shirayuki seperti dibantu oleh seseorang. Dia tidak tahu siapa tetapi seakan-akan ada yang mendorongnya dari sana.

Dia pun menoleh ke belakang dan betapa terkejutnya ia melihat Fu yang dalam bentuk arwah bersinar mendorongnya dan membantunya menyeimbangkan tubuhnya.

"Fu..."

[Shirayuki...aku percaya kepadamu...]

Shirayuki yang memperoleh keseimbangannya pun langsung melompat dan menghindar dari sihir Tamamo.

[Fu percaya kepadaku, aku...aku...]

Shirayuki mengambil kipasnya lagi dan dia sekarang tersenyum.

Pada saat ini di pandangan Tamamo, Shirayuki tengah terlihat lengah dan tentu ia tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Tanpa berpikir panjang ia langsung dengan cepat berada di belakang Shirayuki dengan tangan kanannya yang sudah ia perkuat bersiap untuk mengakhiri hidup Shirayuki.

[Aku sudah memiliki orang-orang yang aku cinta, aku tidak akan pernah kalah dengannya]

Tiba-tiba dari pandangan Tamamo tidak terlihat wujud Shirayuki.

Dengan sekejap mata Shirayuki dengan anggunnya menebas Tamamo dengan kipasnya itu.

"Ba...gaimana bisa?!"

Tamamo pun jatuh menghantam lantai dengan luka di perutnya akibat dari tebasan dari Shirayuki yang berhasil melukainya itu.

"Seorang pejuang yang baik menempakan diri mereka pada posisi melampaui kekalahannya, dan kemudian menunggu kesempatan untuk mengalahkan musuh."

Shirayuki pun mengeluarkan lingkaran sihir di lantai dan dia pun mengeluarkan sihir supernya.

"Yuki Kitsune!"

Sebuah serangan sihir salju raksasa pun datang dari lingkaran sihir itu, sebuah sihir yang terlihat seperti puting beliung salju dengan kepala rubah raksasa yang mengincar Tamamo no Mae.

"Sial, aku tidak sempat!"

Tamamo no Mae yang tidak sempat menghindar pun terkena serangan itu dengan telak, serangan yang dahsyat yang hampir mendekati kelas sihir super.

Serangan bersalju itu pun meledak dan memuntahkan salju ke segala arah dan membuat hujan salju di sana.

Setelah terkena serangan itu, terlihatlah Tamamo no Mae yang terkapar di sana.

Serangan telak itu benar-benar membuat Tamamo terluka, tetapi dia tahu kalau dirinya akan sembuh lagi karena kekuatan regenerasinya.

"Kau memang berhasil melukaiku, tetapi itu tidak cukup untuk mengalahkanku!"

"Aku tahu itu, tetapi..."

Shirayuki membuka kipasnya lagi dan kali ini dia menggigit jarinya dan menulis sesuatu di kipas itu dengan darahnya.

"Kalau begitu cepat bunuh aku sekarang!"

Shirayuki menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak akan membunuhmu, karena aku tahu sejak dari awal kau melawan kami, kau tidak pernah berpikir untuk menang."

Ini adalah sesuatu yang Shirayuki pahami tentang Tamamo. Sejak dari awal dia menyuarakan perang, dia sudah yakin dirinya tidak akan menang melawan Edward, Lilia, ataupun yang lain. Dia sudah tahu itu tetapi dia tetap saja melanjutkannya dan itu menjelaskan kepada Shirayuki kalau tujuan sebenarnya Tamamo adalah membunuh dirinya sendiri.

"Ingatan itu...kau pasti merasa putus asa ya?"

[Bagaimana bisa dia tahu itu? Bagaimana?]

Mata Tamamo terbelalak seolah-olah ia tidak percaya dengan apa yang ia dengar.

"Aku adalah dirimu, tentu aku tahu semua tentang diriku sendiri. Kau selalu kesepian, kau selalu menanggung semua kesepian dan keputusasaan itu sendirian."

Shirayuki memeluk Tamamo dengan lembut.

Shirayuki, dia adalah seorang gadis yang baik dan bijaksana karena dialah Tamamo no Mae, seorang legenda hidup.

"Aku tahu kalau kau sengaja memisahkan diri dan membawa semua ingatan itu dariku."

Satu yang Shirayuki yakini adalah ingatan yang terdapat di dirinya yang lain itu adalah ingatan yang sangat pahit, itulah kenapa dirinya menjadi seperti mempunyai kesadaran sendiri seperti itu.

"Kau..."

"Walau bagaimanapun kau adalah diriku, tentu aku tahu siapa dan kenapa diriku melakukan itu tetapi..."

Ya, inilah yang Shirayuki anggap dirinya yang lain itu salah jalan, ia tidak perlu melakukan semua ini hanya untuk berusaha membunuh dirinya sendiri.

"Kau sudah memilih jalan yang salah, karena itu aku membiarkanmu hidup untuk menunjukkanmu jalan baru."

"Kau..."

Tamamo ingin percaya kepada dirinya, tetapi bahkan jika itu dirinya dia tidak yakin dia bisa tetap tenang saat dia membagikan ingatan ini kepadanya dan apa yang terjadi di masa lalu.

Ya, ingatan yang mengerikan tentang sesuatu yang bersembunyi di dunia ini yang sudah bisa ditebak dia siapa, yaitu ingatan tentang Innocentia.

Dia sama sekali tidak yakin jika Shirayuki tahu tentang keberadaan Innocentia yang bisa berbuat apapun sesukanya dan sang Mahadewi yang bisa melempar meteor raksasa seukuran bulan ke arahmu, dia bisa bersikap seperti biasanya.

Itu bukanlah sebuah candaan karena dia melihat sendiri dengan mata kepalanya bagaimana semua orang binasa hanya dengan mereka berdua.

Keberadaan sosok makhluk yang sudah jauh ada di atas akal sehat, entitas yang mempunyai kekuatan yang tidak bisa dibayangkan oleh siapapun.

Entitas yang bahkan keabadian saja tidak akan sanggup untuk menghentikan mereka untuk membunuhmu layaknya serangga.

Entitas yang seberapa mereka berjuang, mereka tidak akan bisa bahkan hanya untuk menyentuhnya.

Entitas yang bisa Tamamo katakan Darklord saja akan gemetar berada di hadapannya, tidak! Mungkin dia dulu sudah gemetar ketika mendengar nama mereka.

Semua yang melawannya akan merasakan betapa lemahnya mereka, layaknya serangga mereka hanya akan mati tanpa bisa melawannya.

Tamamo pun tersenyum.

"Maaf ya, tetapi saat ini aku masih belum bisa."

Tubuh Tamamo pun mulai bersinar terang dan di bawahnya terdapat lingkaran sihir.

Shirayuki pun terkejut dengan itu dan saat itu Tamamo mendorong Shirayuki menjauh.

Shirayuki tahu betul apa sihir iru, itu adalah sebuah sihir Eternal prison, sihir es yang akan membuat orang yang ada di dalamnya terperangkap selamanya tanpa bisa keluar.

"Kenapa?"

"Walau itu diriku sendiri, aku tidak yakin kau tidak akan kenapa-kenapa setelah mengingat semuanya, selain itu..."

Tamamo melihat ke arah Edward dan yang lainnya.

"Kau sudah tidak membutuhkan ingatan itu untuk bertambah kuat."

"Tapi?!"

"Aku belum mati, aku hanya tertidur sampai suatu saat tiba waktuku untuk memberikan segala ingatan ini kepadamu, diriku."

Kabut es pun mulai muncul dari lingkaran sihir itu dan perlahan tubuh Tamamo tertutupi oleh kristal es yang bening.

Untuk saat-saat terakhir Tamamo tersenyum dengan tulus kepada Shirayuki, dia merasa senang karena dirinya sendiri itu telah sampai sejauh ini.

"Tunggu!"

"Selamat tinggal, diriku..."

Ini benar-benar menjadi sesuatu yang ada di luar prediksi Edward. Dia sama sekali tidak menyangka alurnya akan menjadi seperti ini, tetapi apa yang bisa ia perbuat karena ini adalah masalah yang harus mereka selesaikan sendiri tetapi...

"Lily, bolehkan aku?"

"Ya~"

Dengan sekejap Edward berada di samping Tamamo.

Baik Shirayuki dan Tamamo pun terkejut dengan itu, dengan Edward yang tiba-tiba ada di sampingnya.

Tanpa diduga Edward meninju lingkaran sihir dengan tinju yang dilapisi dengan kekuatan Cahayanya yang membuat lingkaran sihir itu hancur layaknya sebuah kaca bersama dengan es yang menyelimutinya.

Setelah melakukan itu baik Shirayuki dan Tamamo hanya terdiam mematung. Pada saat itu Edward menarik kerah kimono Tamamo dengan erat dan menatapnya dengan serius.

"Oi kau, jangan bercanda! Bunuh diri? Putus asa? Jangan pernah mengatakan hal seperti itu di depanku dasar sialan!!"

Tamamo memang terkejut tetapi dia tetap terdiam dengan itu.

"Apa yang kau lakukan bagiku hanyalah sebuah tindakan pengecut yang lari dari semuanya! Di luar sana banyak orang yang ingin hidup tetapi tidak bisa, lalu apa yang kau katakan?! Mencari tempat mati? Apakah kau ini bodoh?! Jangan semena-mena membunuh diri sendiri dasar wanita rubah gila!", ucap Edward dengan nada tinggi.

Ini adalah hal yang membuat Edward marah, melihat orang yang terlihat masih mempunyai segalanya malah menginginkan untuk mengakhiri semuanya. Baginya ini sangat tidak bisa diterima terutama alasan dibalik itu.

Sakura memaklumi itu karena diantara mereka, Edwardlah yang paling menghargai kehidupan itu. Dia mungkin seorang assassin tetapi dia tidak pernah mau melukai orang yang tidak menjadi targetnya. Dia tidak pernah membunuh atau melukai orang sembarangan hanya karena amarah yang tidak jelas karena dia tahu setiap nyawa selalu mempunyai harga, setiap nyawa mempunyai ikatan walau seburuk apapun dia.

Itu adalah salah satu hal yang ia kagumi dari sang ketua LEON yang sekarang Edward, sesuatu yang dirinya tidak bisa lakukan.

Dia tidak pernah sekalipun menganggap hidup orang itu sesuatu yang enteng, dia bahkan mungkin mengingat beban akan mengakhiri hidup orang-orang di atas pundaknya.

"Seperti yang kuharapkan dari Ed-cchi."

Melihat Edward yang memarahi Tamamo itu pun Shirayuki tertawa lega.

"Kenapa kau ketawa? Ngajak berantem juga?!"

"Tidak, hanya seperti yang sudah aku harapkan darimu, tuan Edward. Kamu memang laki-laki yang pantas.", ucap Shirayuki dengan senyumannya yang tulus.

"Hah? Pantas? Untuk apa?"

Shirayuki melepaskan tangan Edward dari kerah Tamamo dan dia menggenggamnya dengan erat sambil menatap Edward langsung di matanya.

"Tuan Edward, maukah tuan menjadikanku pasangan hidup?"

"Eh..."

Edward merasa bingung saat ini, dia ingat kalau dia belum pernah melakukan event romantis apapun yang bisa menaikkan hati Shirayuki tetapi kenapa sekarang Shirayuki menyatakan perasaannya?

"Ehm! Tunggu dulu aku tadi mungkin hanya salah dengar jadi apa yang kau katakan tadi?"

Sebuah Deja vu pun muncul secara tiba-tiba, ya sebuah Deja vu saat Evelyn menyatakan perasaannya di depan orang banyak.

"Itu artinya Aku mencintaimu..."

"Cinta? Eh? Maksudmu secara keluarga gitu kan?"

Shirayuki pun mendekat dan menyandarkan kepalanya ke dada Edward.

Hatinya benar-benar terasa berdetak kencang ketika dia berdekatan, dia yang pada awalnya dikenal sebagai sang salju abadi sekarang telah merasakan kehangatan musim semi yang datang kepada dirinya.

"Tidak, aku mencintaimu sebagai seorang laki-laki, seorang laki-laki yang telah membawa musim semi kepadaku."

Mendengar itu Edward langsung menjauh dan ia memegangi dadanya seolah-olah terlihat kesakitan.

"Ack...Damagenya...damagenya...Stop!"

Shirayuki tahu kalau gadis yang Edward sukai sekarang adalah Lily dan dia tahu kalau dirinya mungkin tidak bisa menggantikan posisi Lily tetapi meskipun begitu dia yang sebelumnya tidak pernah merasakan ini juga tidak berniat untuk mundur.

Walau Edward sudah mengatakan kalau untuk lebih baik bagi dirinya tidak jatuh hati kepadanya tetapi perasaan sang Shirayuki tidak bisa terbendung dan kali ini dia merasakannya dengan sangat nyata.

"Tuan tidak perlu memberikan jawabannya sekarang, aku akan senantiasa menunggu jawaban itu selama apapun.", ucap Shirayuki dengan senyuman manisnya.

Dia tidak tahu bagaimana masa depan akan mengantarkannya, tetapi dia tidak masalah dengan itu karena yang terpenting sekarang ia telah bahagia.

"Karena itu tolong perhatikan aku, aku akan menunjukkan seberapa pantasnya diriku dan suatu hari aku berharap kalau perasaan ini akan terbalaskan."

"Hentikaaaaan! Ack...Hati murni seorang gadis...aku tidak tahan!"

Pernyataan cinta itu membuat Edward teringat dengan kejadian Evelyn yang menyatakan perasaannya di depan semua orang. Setidaknya kali ini dia tidak disaksikan oleh banyak orang yang pastinya akan membuat Edward merasa tidak enak.

"Dan yang telah membuka hati itu adalah dirimu, aku sadar kalau selama ini aku selalu berusaha menyimpan apa yang aku rasakan dalam-dalam tetapi kehangatan ini..."

Senyuman Shirayuki yang sudah layaknya musim semi itu, senyuman yang bisa membuat seribu laki-laki tumbang seketika.

"Layaknya kehangatan musim semi yang melelehkan salju, itulah arti mu bagiku. Aku Shirayuki sang salju putih, menemukan sebuah kehangatan baru."

[Kehangatan yang sama dengan yang aku rasakan saat bersama Fu]

"Kehangatan itu tidak akan aku lepaskan walau ada rintangan sebesar apapun."

"Kau, kukira kau itu Tsundere. Kenapa kau...ack damagenya!"

"Bersama dengan waktu, orang bisa berubah begitupun diriku."

"Secepat ini? padahal kemarin kau masih seperti biasa!"

"Tidak masalah secepat apapun aku berubah, yang terpenting bagiku adalah perasaan ini nyata."

Itu adalah sesuatu yang Shirayuki sangat tidak inginkan. Dia sudah tidak mau kehilangan seseorang yang berharga lagi di dalam hidupnya, dia sudah tidak mau merasakan itu.

"Lily, tolong aku!"

"Ya~ Lily setuju! Dengan ini Kon resmi masuk ke dalam Harem!", ucap Lily dengan mengacungkan jempolnya.

"OI!"

Lily dan Shirayuki pun tertawa bersama. Terlihat sebuah kebahagiaan di dalam diri mereka berdua sementara Edward hanya tersenyum melihat itu.

"(sigh) Kelihatannya aku terkena masalah baru lagi."

Lily pun menghampiri Tamamo yang sekarang tengah melihat tingkah Shirayuki dan Edward.

"Lily tidak tahu apa yang ada di ingatanmu, tetapi satu yang Lily yakini. Itulah tuan kita yang sebenarnya, dia adalah orang yang sangat baik."

Tamamo pun merenungkan diri berpikir apakah selama ini dia telah salah mengenali sang Cahaya? Apakah apa yang dia lihat di masa lalu itu sebenarnya bukan sang Cahaya?

Ini semua juga karena dia tidak pernah melihat seperti apa kekuatan tuannya sang Cahaya karena dia tidak pernah keluar dari tempatnya sehingga pertama kali ia melihat sang Cahaya mengeluarkan kekuatannya dia langsung percaya bahwa itu adalah dia.

Tamamo pun tersenyum karena memikirkan sesuatu yang hampir mustahil untuk mengetahui jawabannya.

"Mungkin dia benar, aku adalah seorang pengecut. Aku hanya berusaha lari dan lari dari segalanya karena ketakutanku."

Tentu ketakutan ini bukanlah sesuatu yang bisa Tamamo taklukkan sekarang, bagaimanapun wujud sang Innocentia dan juga sang Mahadewi masih terlihat jelas di ingatannya.

"Diriku...tidak Shirayuki..."

Shirayuki pun menoleh ke arah Tamamo.

"Mungkin untuk sekarang aku masih tidak bisa tetapi suatu saat kalau kau bertemu dengan mereka berdua dan kau tidak kehilangan akalmu, maka aku akan membantumu."

"Mereka? Mereka siapa?"

"Mereka adalah monster yang sesungguhnya, monster yang mustahil untuk dikalahkan Kau akan temukan jawabannya sendiri suatu hari, untuk sekarang aku hanya akan tertidur di dalam tubuhmu dan menanti hari itu."

Kata-kata itu membuat Shirayuki penasaran tentang sebenarnya siapa orang yang sampai segitunya ditakuti oleh dirinya sendiri itu.

Mungkin sekarang dia masih belum tahu tentang Innocentia dan yang lainnya tetapi suatu saat...suatu saat Tamamo yakin kalau dia pasti akan bertemu dengan mereka lagi dan saat itu...

Tubuh Shirayuki, Edward, Lily, dan Sakura pun tiba-tiba bercahaya dengan sendirinya.

"Kelihatannya sudah saatnya ya?", ucap Tamamo dengan tersenyum.

Tamamo menghampiri Shirayuki.

"Ingatlah diriku, apapun yang terjadi jangan pernah kehilangan dirimu saat kau bertemu dengan mereka. Kalau kau kehilangan dirimu seperti di masa lalu maka kau akan kalah."

Shirayuki mengingat nasehat yang diberikan Tamamo dengan baik, tetapi tetap dia penasaran dengan siapa sebenarnya orang yang Tamamo maksud itu.

Edward, Sakura, dan Lily pun sudah pergi menghilang dari sana kembali ke dunia nyata sehingga sekarang hanya tersisa Shirayuki dan Tamamo berdua.

"Satu yang bisa aku peringatkan, berhati-hatilah dengan White..."

"White..."

Shirayuki bertanya-tanya kenapa karena menurutnya White adalah orang yang sangat baik dan perhatian, tetapi dia akan mengingat nasehat yang diberikan oleh dirinya itu.

"Baiklah aku mengerti, aku akan berhati-hati."

Setelah itu Tamamo pun menghilang dan sekarang akhirnya tubuh dan kekuatan ini menjadi miliknya lagi. Shirayuki pun kembali ke alam kesadaran.

Tubuh raksasa rubahnya pun sekarang telah kembali ke wujud manusia hewannya. Dengan segera Shirayuki mulai membuka matanya dan melihat Edward dan yang lainnya sudah ada di hadapannya.

Tetapi ada yang aneh dari raut wajah Edward, entah kenapa dia terlihat seperti bingung ketika melihat dirinya.

"Oi Luxia, kenapa dia..."

Shirayuki yang penasaran pun langsung meraba wajahnya dan dia ikut terkejut, dia pun lalu melihat kedua tangan, kaku, bahkan semuanya dan benar saja.

"Aku tidak berubah?!"

"Tentu saja karena pada dasarnya kamu tidak bergabung dengan tubuhmu yang lainnya."

Luxia melihat ke arah Shirayuki dan dia pun tersenyum.

"Tetapi aku tidak menyangka kalau ini akan berhasil, kamu pasti mendapat bantuan besar dari orang yang sangat kamu cintai itu ya?", ucap Luxia sambil melihat ke arah Edward.

Edward yang menyadari tatapan Luxia memalingkan wajahnya.

Memang benar Edward telah menyelamatkannya pada saat itu dan dia merasa sangat berterima kasih kepadanya karena telah melakukan segalanya untuk dirinya.

Dia adalah orang yang mendatangkan musim semi kepadanya, musim semi yang hangat dan nyaman.

"Tuan, apa tuan kecewa dengan wujudku ini?", ucap Shirayuki sambil mengeluarkan tatapan memelas ke Edward.

"Kau sudah tau bukan itu masalahnya kan?"

Shirayuki pun menutupi mulutnya dengan lengan kimono panjangnya.

"Uhuhu...", tawa kecil lirih Shirayuki.

Langsung Sakura memeluk Shirayuki dan menggesek-gesekkan pipinya ke pipi Shirayuki yang lembut.

"Kya~ imut!"

Luxia benar-benar tidak menyangka gadis rubah yang itu telah berubah seakan-akan dia seperti orang yang benar-benar berbeda.

"Kelihatannya kamu sudah benar-benar menaklukkan hati gadis rubah itu ya?"

"Kelihatannya...ya?"

"He~",ucap Luxia dengan ekspresi Smug.

"Apa?"

"Kamu tidak menyangkalnya kali ini? kukira kamu akan mengatakan 'Jangan bercanda, aku tidak mau menambah masalah lagi!' begitu."

"(sigh) Menyangkalpun percuma, tidak bisa mengubah kenyataan yang sudah terjadi."

Tetapi tetap saja ini merupakan sesuatu yang melebihi ekspektasi Luxia, dia tidak menyangka kalau Shirayuki berhasil sampai ke pohon suci secepat ini, bahkan mungkin dia menjadi yang pertama bisa sampai disana.

"Ini menarik..."

Luxia rasa Liela Xea benar-benar membuat sebuah karya yang luar biasa dengan para Zodiak, baik itu Lilia dan yang lainnya.

Kesampingkan tentang Lilia yang mempunyai kekuatan spesial, para Zodiak yang lain yang bisa dibilang tiruan bisa tumbuh menjadi seperti ini yang bahkan tidak mustahil juga mereka melampaui asal mereka.

Memang tidak salah jika Liela Xea adalah sang cahaya yang dikatakan terkuat dari pendahulu-pendahulunya apalagi melihat kekuatan orang yang menjadi tangan kanan dan kirinya, tetapi bukan hanya itu yang Luxia pikirkan, dia penasaran sebenarnya seberapa luas pengetahuan dan pemahaman, dan jalan pikiran sang Cahaya yang sekarang ini. Apa dia sudah bisa menebak semua kejadian sampai di detik ini?

Luxia pun tersenyum sambil menatap Edward.

"Liela Xea...benar-benar laki-laki yang menakutkan..."

Shirayuki mendekati Edward, dia tersenyum manis kepadanya memperlihatkan senyuman yang bisa menaklukkan seribu laki-laki itu.

"Tuan Edward, mulai sekarang aku mohon bantuannya."

Inilah awal dari kisah baru Shirayuki, kisah baru yang akan membawanya semakin dekat dengan cahaya yang dia inginkan, tetapi apakah dia bisa mengejarnya? Mengejar cahaya yang tidak bisa terkejar? Tidak, itu bukan jawabannya.

Shirayuki yang sekarang tidak mempedulikan itu karena dia pasti akan tetap mengejarnya karena itulah dirinya, seorang gadis yang pantang menyerah. Itulah dia, sang Tamamo no Mae.

Shirayuki...

Kira-kira bagaimana rasanya dilempar Planet sama si White ea?

OlphisLunaliacreators' thoughts