webnovel

The Tales of Lixe

Pada suatu hari, ketiga dunia yang seharusnya terpisah bersatu. Dunia itu adalah Iume, Lapha, dan Veden. Masing-masing dunia mempunyai ras-ras yang menghuninya. Kejadian itu membuat seluruh dunia terkejut, tetapi di tengah itu tiba-tiba ras-ras dari Lapha menyerang dan mengakibatkan perang besar pertama. 20 tahun kemudian Edward, seorang pemuda yatim piatu yang mempunyai sebuah tujuan besar yaitu untuk membuat perdamaian di seluruh dunia. Edward adalah pemuda yang tidak mempedulikan ras karena dia menganggap seluruh ras itu sama. Tetapi tujuan itu sangatlah jauh dari jangkauannya yang sekarang, tetapi apakah ini sebuah keberuntungan atau kesialan, dia mengalami kejadian yang merubah hidupnya dan itu membuatnya semakin dekat dengan tujuannya itu. Inilah kisah dari dari dia yang telah menjadi legenda di masa lalu, maupun masa depan. Sebuah kisah legenda yang telah terlupakan tentang dia yang agung.

OlphisLunalia · 奇幻
分數不夠
105 Chs

The Fox Empress, Tamamo no Mae Part 2-1

Pangeran Julius von Edelt, pangeran yang terkenal akan ketampanan, kecerdasan, dan kekuatannya di seluruh penjuru kekaisaran.

Ya, dia adalah orang yang sudah bisa dibilang sempurna bagi para wanita.

Seorang pria dengan status tinggi dan berwibawa, dia juga terkenal akan kebaikannya karena keaktifannya di dalam kegiatan sosial.

Seorang pria yang kuat dan bahkan dia menjadi salah satu dari sepuluh ksatria di usia yang sangat muda dulu.

Dimanapun dia melangkahkan kaki, semua orang mengenalnya dan terkagum kepadanya. Kagum akan paras dan wibawanya yang terlihat jelas di setiap dia melangkahkan kaki.

Orang-orang disana semua tertegun melihat pangeran Julius yang datang ke kemah tentara yang berada di garis depan tersebut.

"Lihat, dia pangeran Julius!", ucap salah satu orang disana.

"Ya, seperti biasa ketampanannya bisa membuat wanita berteriak."

Di sampingnya juga ada sang adik, Claire von Edelt. Sang putri yang cantik jelita nan anggun.

Tidak ada yang salah dengannya, dia kurang lebih sama dengan kakaknya sang pangeran Julius tetapi walau dia seorang putri.

Mereka berdua adalah sosok yang sangat gemilang bersinar dan diharapkan oleh rakyat kekaisaran bahwa mereka menjadi penerus sosok ayahnya yang hebat tetapi...

Penerus sesungguhnya dari kekaisaran ini adalah keluarga Artorias yang sekarang ini hanya tersisa Alexander sang pendiri kekaisaran dan juga Xavier sang pangeran yang hilang.

Lebih tepatnya pangeran hilang yang tidak mau kembali ke kekaisarannya sendiri dan memilih untuk melakukan apapun yang diinginkannya di dunia luar sana

"Hoi apa kalian tahu tentang rumor kalau pangeran yang sesungguhnya sudah ditemukan?"

Teman prajurit itu pun menyangkal seperti tidak percaya akan hal itu.

"Hah, apa yang kau bilang? Mana mungkin ada pangeran selain pangeran Julius? Lagipula intel kekaisaran kan bukan sesuatu yang bisa diremehkan."

Kisah tentang pangeran yang hilang sendiri sangat jarang diketahui oleh orang dan bahkan hampir semua rakyat kerajaan sama sekali tidak tahu tentang nama Xavier.

Tentu ini memang disengaja karena mau bagaimanapun keselamatan Xavier saat itu sangat terancam akan adanya perang besar yang sudah terjadi dua kali semenjak dunia ini menyatu dengan dunia yang lain.

Tetapi semua itu berakhir ketika musuh menyerang tempat pangeran Xavier dan orang tuanya berada.

Pada saat itu pasukan kekaisaran tidak bisa datang tepat waktu.

Sama sekali tidak ada mayat yang ditemukan disana karena memang seluruh desa telah lenyap dan itu membuat semua orang termasuk kaisar saat ini menganggap kalau mereka sudah tiada.

Setidaknya seperti itu sampai berita tentang info dari Marielle yang sudah pernah menghadapi Edward telah sampai di telinga Julius dan sang Kaisar.

Sebuah informasi yang sangat penting yang membuat pertemuan antara Julius dan sang pangeran Xavier Eucodia Artorias terjadi dan untuk saat ini Julius melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya oleh Xavier untuk mencegah peperangan ini terjadi.

Baik pangeran Julius dan Claire pun masuk ke tenda utama dan disana sudah ada Marielle yang bersama dengan Maribelle.

"Marielle? Kau sudah kembali."

"Marie!"

Marielle menoleh ke arah Julius dan Claire.

"Bagiku tugas pemantauan hanyalah sekedar permainan anak-anak. Kamu juga bagaimana, Julius?"

Julius dan Claire duduk bersama dengan Marielle.

Julius menghela napasnya.

Memang tugas ini terlihat seperti tugas yang sepele tetapi menyuruh menunda peperangan itu lebih sulit dari yang dikira.

"Seperti biasa, masih belum membuahkan hasil. Aku sudah berusaha bernegosiasi tetapi hasilnya nihil."

Marielle sudah menduga itu akan terjadi.

Memang baginya manusia atau lebih tepatnya semua makhluk yang ada di dunia ini lebih baik dikuasai oleh ketakutan karena mereka akan mendengarkan apapun yang dikatakan oleh sumber ketakutan itu daripada demokrasi, musyawarah, dan semacamnya.

"Kakak...maksudku kakanda, jadi kakak sudah bertemu dengan pangeran Xavier?"

"Ya, begitulah..."

Claire sendiri baru mengetahui tentang kisah pangeran Xavier selama beberapa minggu ini itu pun karena ayahnya yang menceritakannya.

Dia sendiri tertarik seperti apa pangeran yang hilang itu terutama tentang kekuatannya.

"Apa dia kuat? Hey apa dia kuat?!"

"Yah dia adalah orang yang berhasil membuat seorang Archangel Chamuel dan sang putri es itu tunduk. Masalah kuat atau tidaknya kamu bisa bertanya kepada Marielle."

"Chamuel? White? Bagaimana bisa?"

Ini sangat membingungkan bagi Claire karena bagaimanapun baik Chamuel dan White itu bertempat tinggal di Veden yang sangat jauh beribu-ribu kilometer disana.

Tentang kekuatan sang pangeran, tentu Marielle tidak bisa mengatakan semuanya tetapi jika ada yang bisa ia katakan itu adalah tentang kekuatannya sebagai seorang manusia.

"Dia adalah salah satu orang yang bisa mengimbangiku dulu, tentu dia kuat tetapi..."

"Tetapi?", Claire bertanya-tanya.

"Jika itu masalah kekuatan seberapa besar kekuatan yang ia pegang saat ini, hanya dengan satu orang yang ada di sampingnya itu dia bisa meratakan seluruh kekaisaran.

Julius terkejut karena Marielle bisa sampai berkata seperti itu dalam memuji seseorang.

Bagi julius, Marielle adalah tipe orang yang sama sekali tidak sika memuji seseorang akan kekuatannya. Mungkin itu karena dirinya sendiri kuat sehingga dia sama sekali tidak melihat kekuatan orang lain sebegitu hebatnya.

"Orang yang ada di sampingnya?", tanya Julius yang penasaran dengan siapa yang dimaksud Marielle.

"Ya, gadis muda yang selalu ada di samping sang calon Kaisar."

"Gadis itu?!"

"Ya, lebih baik jangan meremehkan gadis itu apalagi kalau sampai membuatnya marah karena walau penampilannya seperti itu dia sangatlah berbahaya. Gadis itu selama ini tidak menampakkan dirinya karena aku melihat satu-satunya yang bisa mengontrol dia adalah pangeran sendiri."

Julius sama sekali tidak menduga ini.

Saat dia pertama kali bertemu dengan Lily memang dia tidak melihat hal yang spesial dari Lily sendiri selain seorang gadis muda yang selalu lengket kepada Edward. Dia bahkan tidak mengeluarkan aura seperti Chamuel dan yang lainnya yang membuat mereka disegani oleh siapapun yang mendekati mereka.

Julius berpikir kalau ini mungkin karena Lily sendiri yang menyembunyikan aura kekuatannya atau mungkin...

Claire yang mendengarkan pembicaraan tentang Lily tidak mengerti siapa dan siapa yang mereka bicarakan tetapi dia bisa menebak intinya. Saat ini sang Calon kaisar telah mendapatkan orang terkuat yang mungkin bisa mengalahkan anggota sepuluh ksatria.

"Jadi kakak, Marie, intinya selama gadis yang kalian bicarakan itu bersama dengan pangeran Xavier maka dia tidak berbahaya kan?"

"Aku lupa mengatakan sesuatu, jangan pernah menjelek-jelekkan pangeran di depannya dan jangan pernah menyentuhnya atau kamu akan kehilangan kepalamu dalam sekejap. Setidaknya peringatkan ini kepada para babi itu agar tidak bermain-main dengan kematian mereka."

Julius sendiri tahu kalau para bangsawan brengsek dan mesum itu mungkin akan mencoba untuk bermain-main dengan gadis yang mereka anggap cantik dan menarik karena adiknya pun juga mendapatkan perlakuan yang sama meskipun hanya sekali saja.

Sang kaisar pun juga tidak bisa melakukan apapun kepada para bangsawan itu karena mau bagaimanapun dia bukanlah kaisar yang asli.

"Ah...aku bisa membayangkan kalau mereka akan ngiler hanya dengan melihat gadis itu."

"Kamu tidak perlu kasihan, kalau memang mereka tidak bisa diperingatkan ya silahkan saja berurusan dengan gadis itu. meskipun sebelum berurusan dengannya mungkin mereka akan dibekukan terlebih dulu oleh gadis kucing."

Memang Marielle mengatakan seolah-olah menyentuh Lily adalah hal yang mudah tetapi bagi orang biasa, tubuh Lily sangatlah keras bahkan mungkin terasa seperti berlian padat.

Bahkan menggeret Lily itu sama seperti menggeret gunung yang besar.

Jangankan itu, sama seperti Yulia sang adik, satu tinjuan dari Lily sudah cukup membuat tubuh orang biasa hancur berkeping-keping.

Mungkin jika bisa diibaratkan itu seperti para player MMORPG level satu berhadapan dengan raid boss yang mempunyai level maksimal sendirian.

Tentu jika Lily mau, dia bisa juga mengeluarkan tekanan auranya yang bisa membuat orang ketakutan dan pipis di celananya terutama dalam wujud Red Lily.

Tekanan yang terasa seperti kematian itu sendiri yang berdiri di depan mereka yang merasakan.

Itulah kekuatan dasar dari sang Zodiak terkuat, Lilia Xea. Seorang monster yang jauh melebihi akal sehat makhluk biasa dan Orang yang paling dekat dengan sang Cahaya sendiri.

"Baiklah kesampingkan tentang itu, sekarang masalah yang harus kita hadapi adalah tentang perang ini."

"Ya, aku melihat pasukan mereka sudah mulai bergerak dan kemungkinan kita akan berperang dengan mereka sekitar satu atau dua hari lagi."

Mendengar itu Claire menjadi khawatir dengan masa depan yang akan terjadi di sini. Dia pun menundukkan kepalanya membayangkan akan adanya banyak korban berjatuhan.

Julius melihat ke arah adiknya yang khawatir.

"Claire..."

Julius sendiri setuju dengan Edward kalau perang ini harus dihentikan tetapi dia juga memikirkan tentang pertahanan kekaisaran ini sehingga dia tidak bisa serta merta memerintahkan pasukan untuk mundur.

Terutama jika mereka mundur pasti akan ada reaksi yang keras dari para bangsawan yang menyusahkan yang mencoba menjatuhkannya dan itu menambah kemungkinan akan adanya kudeta dan perang saudara.

Tiba-tiba saat itu alat komunikasi Julius pun menyala dan disana terdengar suara Edward.

"Julius!"

"Pangeran Xavier?!"

Claire pun terkejut mendengar kakaknya yang menyebut nama itu.

Suara itu, Claire seperti pernah mendengarnya di suatu tempat. Suara yang nampaknya sangat tidak asing baginya.

"Kakak...itu!"

"Hmmm...? apa kamu mengenalnya?"

Claire pun langsung merebut alat komunikasi yang dipegang kakaknya itu.

"Ya, suara itu suara dari orang yang dari hutan yang pernah aku bilang itu!"

"Suara itu..."

Putri Claire, seorang putri yang anggun nan cantik, tetapi dibalik kecantikannya itu dia memiliki kekuatan yang besar.

Edward memang pernah bertemu dengan sang putri Claire itu dulu secara kebetulan.

Tentu dia sudah menyadari kalau orang yang ia temui secara tidak sengaja itu adalah putri Claire hanya dengan melihatnya sekilas saja karena siapa lagi seorang putri yang membawa zirah lengkap beserta tameng besar dan pedang kalau bukan dia.

Dia adalah tipe putri yang tidak memerlukan kawalan ksatria seperti di dalam cerita. Bahkan dia sendiri mungkin lebih kuat dari kebanyakan ksatria yang ada di kekaisaran ini.

Mungkin jika Julius bukan termasuk sepuluh ksatria, dialah yang akan menggantikan kedudukan Julius disana.

"Geh putri Claire ya?"

Tetapi tetap saja Claire sama sekali tidak menyangka kalau Xavier adalah orang yang pernah ia temui sebelumnya di sebuah pertemuan yang sama sekali tidak terduga.

"Aku tidak menyangka kalau kamu adalah pangeran yang hilang."

Pada saat itu dia tengah membantu petualang membasmi monster-monster yang sering meresahkan warga tetapi saat itu dia tidak menyangka kalau monster itu sebenarnya adalah seekor magical beast.

Magical beast sendiri sangat berbeda dengan monster pada umumnya, juga berbeda dengan ras manusia hewan.

Magical Beast itu seperti seorang makhluk kuat yang biasanya menjadi penjaga di suatu tempat.

Sama seperti ras roh, Magical Beast juga mempunyai bentuk yang berbeda-beda tergantung kekuatan dan sihir di dalam tubuhnya.

Seperti contohnya seperti Magical Beast yang pernah Edward lihat di Veden yang berbentuk kura-kura raksasa penunggu danau yang terletak di bawah kota Lemuria yang merupakan wilayah Zadkiel.

"Panggil aku Edw- Ah sekarang bukan waktunya itu. kami sudah berhasil mengembalikan ingatan Tamamo no Mae, tetapi kami belum bisa mendapatkan tubuh lengkapnya jadi sekarang aku akan menyerang markas utama mereka dan mengambil tubuhnya."

"Tu-tunggu dulu menyerang markas mereka? Jangan bercanda seperti itu pangeran Xavier, kalau ada apa-apa denganmu, semua usahaku akan sia-sia!?"

"Menurutmu apakah mayoritas orang akan mempercayai Kon adalah Tamamo no Mae?"

"Tetapi jika Anda menyerang mereka itu berarti Anda akan memulai perang!"

Edward adalah seorang yang akan menjadi calon kaisar, tentu hal seperti itu akan dapat memicu pergolakan politik yang akan dapat menyulitkan semua jalan perdamaian tetapi Julius tidak tahu orang seperti apa Edward itu sebenarnya.

"Tidak perlu khawatir Julius...aku tidak menyerang mereka bukan sebagai Xavier, tetapi..."

Julius mendengarkan setiap kata-kata dari Edward dengan serius.

"Aku akan datang kepada mereka sebagai pemimpin Leon, The Death!"

The Death, nama itu adalah nama yang sangat ditakuti oleh orang-orang.

Sebenarnya organisasi Leon pun sudah ditakuti oleh orang-orang karena dikenal sebagai organisasi pembunuh bayaran.

Memang itu tidaklah salah karena sejatinya memang seperti itu. Organisasi itu berisikan orang-orang misterius yang selalu menyembunyikan identitasnya dan berbaur di dalam masyarakat.

Itulah kenapa orang yang mengetahui siapa Edward yang sebenarnya hanyalah beberapa orang di luar organisasi itu.

"The Death..."

Di balik alat komunikasinya itu Edward sudah memakai baju lengkap miliknya.

Baju berwarna hitam pekat dengan corak merah gelap. Dia juga memakai kerudung hitam dan memakai masker.

Edward memegang alat komunikasinya itu di tangan kanan sedangkan tangan kirinya dia memegang sebuah topeng tengkorak hitam yang juga dengan corak merah.

Raut wajahnya sama sekali berbeda dengan Edward yang biasanya. Raut wajahnya menggambarkan sesuatu yang mengerikan sama seperti julukannya.

"Oh ya aku memberitahukan kepada kalian bahwa pasukan manusia hewan yang diam-diam berangkat sudah dihadang oleh Halt dan Whiss dan ditambah pasukan kerajaan Fistore yang akan dihadang oleh Arthur."

"Arthur?!"

Seketika Claire dan Julius terkejut mendengar nama Arthur disana.

Memang kekaisaran dan kerajaan Arthur sendiri mempunyai hubungan yang baik tetapi bagaimana Edward bisa mengenal raja Arthur yang itu.

"Akan aku pastikan para badut itu akan merasakan seberapa mengerikannya kematian itu."

Kata-kata itu, sebuah kata-kata yang tidak main-main sama sekali.

Seketika Julius menyadari seperti apa keluarga Artorias itu. Bahkan Alexander sendiri juga mempunyai kekuatan dan kepribadian yang mengerikan.

Apakah ini yang terjadi jika keluarga Artorias dibesarkan di lingkungan yang bukan kerajaan?

Tentu Alexander sendiri sebagai pendiri kekaisaran dia tidak lahir dan dibesarkan dari keluarga kerajaan melainkan hanyalah seorang yang muncul entah dari mana, begitupun Edward.

Berbeda dengan ayahnya, Edward semenjak orang tuanya meninggal dia telah hidup di dalam dunia bawah secara terus menerus sendirian.

Edward memang bukanlah orang jahat tetapi sikapnya yang sebenarnya itu bahkan bisa lebih kejam dari penjahat.

Bahkan Julius yakin kalau penjahat sekalipun tidak ada yang mau berurusan dengan Edward jika dia sudah seperti itu.

Sementara itu di tempat yang jauh dimana para pasukan manusia hewan yang berangkat secara diam-diam.

Jumlah mereka tidaklah banyak, hanya sekitar 50-an orang melewati hutan perbatasan antar kedua kekaisaran.

Di sana ada seorang manusia hewan yang terlihat mempunyai tubuh besar yang juga merupakan pemimpin kelompok itu.

Dia adalah ras Manusia Singa yang dikenal sebagai sang Raja Hutan.

Di sampingnya juga ada seseorang sebagai wakil kelompok itu. dia terlihat memakai baju zirah lengkap sama seperti ketua mereka dan juga senjata yang bagus.

Di dalam kesunyian mereka berjalan pun wakil dari kelompok itu menanyakan sesuatu.

"Ketua Soujirou, sebentar lagi kita sampai ya...?"

"Kenapa? Apa kau takut?"

"Ha? Tidak mungkin lah menurutmu siapa aku?", kata wakil kelompok itu menyanggah.

"Ya kecuali kalau ada Magical beast yang menyerang kita."

"Jangan membuat lelucon semacam itu! kalau benar-benar keluar bagaimana?"

"Ah...aku tidak mau membayangkannya."

Memang keberadaan Magical Beast sendiri tidak berbahaya karena sangat jarang mereka menyerang orang lain kecuali jika memang mereka berniat berbuat kerusakan.

Ya, itu berarti Magical Beast adalah momok yang mengerikan bagi prajurit dan petualang.

Magical Beast sendiri dikatakan kalau mereka bisa mendengar suara hati orang sehingga mereka akan tahu tujuan orang memasuki wilayahnya.

"Oh ya kudengar ada salah satu dari sepuluh ksatria kekaisaran Aritophia yang mempunyai Cerberus sebagai peliharaan.", ucap Soujirou dengan wajah serius.

Soujirou juga mengingat kalau ada salah satu dari sepuluh ksatria yang memiliki Magical Beast legenda, Cerberus sebagai peliharaannya.

Untuk orang yang tidak terpilih seperti mereka, untuk bisa menang menghadapi orang seperti itu hanyalah seperti sebuah mimpi belaka.

"Apapun itu kita bisa menyerahkan orang seperti itu kepada atasan."

Mereka pun melihat sebuah padang luas.

Itu adalah padang yang menjadi tujuan mereka semua. Sebuah padang luas dengan rumput hijau yang seperti karpet.

Mereka pun bisa bernapas lega karena tidak terlambat tetapi ada yang aneh...

Tidak ada satu orang manusia hewan pun yang terlihat berjaga disana. Tidak, sama sekali tidak ada keberadaan orang.

"BERHENTI!!!", teriak Soujirou.

Ini bagaimanapun sangat aneh karena seharusnya disini sudah ada pasukan yang sudah datang duluan kemarin tetapi...

"Ketua Soujirou!"

"Ya, ada yang aneh..."

Tepat di depan mereka pun terlihat seseorang yang berdiri disana.

Soujirou pun terkejut bukan main karena sebelumnya sama sekali tidak ada apapun disana.

Setelah memperhatikan secara seksama Soujirou pun menyadari hal yang amat penting. Orang yang berdiri disana bukanlah orang biasa sama sekali, dia adalah Marielle.

Itu adalah yang Soujirou duga tetapi sebenarnya yang ada disana adalah Maribelle dengan sabit besar hitamnya.

"Sialan kita kena jebakan! Semuanya, Berhenti!"

Ini memang situasi genting. Soujirou benar-benar tidak menduga kalau Marielle ada disini tetapi meskipun bawahannya ketakutan melihat Marielle dirinya bisa tetap tenang karena secara wilayah hutan itu masih milik kekaisaran manusia hewan dan Marielle tidak bisa masuk kesini.

"Tetap tenang! Selama kita ada di wilayah kita sendiri, kita aman!"

Tetapi memang ada yang aneh disini. Soujirou yakin kalau kelompok yang berangkat duluan itu juga tidak bodoh berhadapan dengan Marielle kecuali jika Marielle bersembunyi menunggu mereka melewati batas wilayah.

Walau meskipun seperti itu seharusnya ada satu atau dua orang yang berhasil kembali dan memberitakan ini ke pusat.

Soujiro pun teringat satu hal yaitu tentang salah satu dari sepuluh ksatria yang mempunyai peliharaan Cerberus.

Dia pun menyadari ini.

"SIAL DIA MENGGUNAKAN CERBERUS! Semuanya Berpencar dan kembali ke markas! Larilah dengan mempertaruhkan hidup kalian!"

Informasi ini sangatlah penting bagi Soujirou maupun kekaisaran karena dengan ini mungkin akan membuat kekaisaran manusia hewan memiliki strategi melawan Marielle.

"Ketua Soujirou, Anda juga harus-"

Soujirou menghunuskan pedang besarnya.

"Tidak, aku akan mengulur waktu menghadapi Cerberus. Aku yakin kalau bisa memberikan waktu paling tidak sepuluh menit."

"Kalau begitu aku akan menemani Anda!"

Para prajurit bawahan Soujirou pun lari berpencar masuk ke dalam hutan sehingga walau Cerberus berusaha mengejar mereka pun dia akan kesulitan.

Setidaknya itulah rencana Soujirou tetapi...

Tiba-tiba terdengar teriakan kematian prajurit bawahannya.

Mendengar itu baik Soujirou dan wakil ketuanya terkejut.

Tidak ada tanda-tanda dari Cerberus, bahkan Marielle pun masih tetap berdiam diri di tempatnya.

"Apa yang terjadi!"

Tiba-tiba muncul seekor singa raksasa dari arah belakang yang menyerang wakil ketua dengan kaki depannya.

Wakil ketua malang itu pun terpental dengan sangat jauh yang menunjukkan seberapa kuat singa itu.

Betapa terkejutnya Soujirou melihat singa itu.

Dia tahu betul kalau singa yang ada di hadapannya itu bukanlah Magical Beast atau apapun melainkan itu...

"Mode....Beast!"

Singa itu berwarna hitam legam dengan surai merah kegelapan. Terlihat juga petir merah yang memancar dari tubuhnya.

Soujirou tahu itu, ya dia tahu kalau singa di depannya itu adalah manusia hewan yang berhasil menyempurnakan Mode Beast-nya sampai ke tingkat akhir.

Soujirou benar-benar tidak bisa berkata apapun lagi.

Di dalam benaknya terdapat banyak pertanyaan tentang orang yang memakai Mode Beast di depannya itu terutama tentang kenapa dia menyerang orang yang satu ras dengannya.

Tentu orang seperti bandit juga ada di dunia itu tetapi untuk bandit maka itu tidak mungkin sampai menguasai Mode Beast sampai ke tingkat maksimal seperti ini.

"Ke-kenapa kau menyerang kami! Kamu adalah sekut-"

"KAU MUNGKIN SALAH MENGIRAKU SEBAGAI PETINGGI KEKAISARAN. SAYANG SEKALI AKU BUKANLAH BAGIAN DARI MEREKA!"

Orang yang mempunyai kekuatan sekelas ini hanyalah seorang yang selevel dengan para tetua dan juga tidak mungkin kekaisaran akan membiarkan orang dengan kekuatan seperti itu bebas.

Jika orang seperti itu tidak menjadi bagian dari kekaisaran maka dia pasti adalah buronan tetapi Soujirou tidak pernah mendengar buronan dari ras manusia singa sebelumnya apalagi yang selevel dengan apa yang ada di hadapannya sekarang."

"AKU ADALAH ANGGOTA LEON, HALT(Haruto)! DENGAN PERINTAH DARI KETUA AKU DISINI UNTUK MENGHABISI SIAPAPUN YANG BERANI KEMARI!"

"The Death! Ke-kenapa Leon sampai mengurusi perang ini! apa mereka memihak Manusia?!"

"KAMI TIDAK MEMIHAK SIAPAPUN. JIKA ADA PASUKAN MANUSIA YANG DATANG KESINI PUN AKU YANG AKAN MEMBINASAKAN MEREKA!"

Tentu Soujirou tidak mempercayai omongan Halt karena bagaimanapun disana ada Marielle meskipun dia hanya berdiam diri.

"Lalu kenapa kau tidak menghabisi orang it-"

Soujirou terkejut saat dia menunjuk dan melihat ke arah Marielle. Dia menyadari kalau disana tidak ada Marielle tetapi hanyalah seorang gadis Dwarf kecil.

"Apa ini sebenarnya?!"

Gadis Dwarf itu tidak lain adalah Eri, gadis yang berada di kelompok Stahl.

Tetapi bahaya yang ada di sana bukan hanya singa itu melainkan seorang assassin yang membunuh satu persatu orang yang melarikan diri ke hutan dengan kecepatan luar biasa.

Ya, dia adalah Whiss sang kelinci pembunuh yang anggun.

Sebagai Partner Halt, tentu Whiss juga bisa menggunakan Mode Beast yang membuat tubuhnya berkali-kali lebih cepat dan kuat meskipun dia tidak memakai sampai di tingkat maksimal.

Dengan cepat Whiss sekarang bahkan sudah menghabisi hampir semua pasukan yang tersisa.

Pada saat ini satu-satunya hal yang bisa Soujirou lakukan untuk menyelamatkan harga dirinya adalah satu, mati dalam pertempuran sebagai seorang ksatria terhormat.

"Wahai orang yang kuat, lawan aku!"

Tentu saja bagi Soujirou menghadapi orang yang mempunyai kekuatan sebesar itu dan mati akan menjadi sebuah kehormatan.

Halt pun terkesan karena walau keadaannya seperti itu, Soujirou sama sekali tidak gentar.

Itu mengingatkannya kepada saat pertama kali dia bertemu Edward.

"Halt, aku sudah selesai!", teriak Whiss dari kejauhan sambil berlari ke arahnya.

Halt pun memutuskan untuk kembali ke wujud manusia singanya.

"Hoi apa kau tahu kalau aku adalah orang terkuat di Leon?"

Ya itu adalah kebenaran. Halt adalah orang terkuat di Leon yang sekarang tetapi...

"Jika itu dalam hal kekuatan pukul memukul maka aku yang terkuat tetapi jika dalam pertarungan hidup dan mati tanpa peraturan aku tidak akan menang melawan ketua."

Halt tahu kalau selama ini Edward tidak pernah menang melawannya karena Edward tidak cocok dalam pertarungan seperti antar ksatria yang terdapat peraturan tertulis di dalamnya.

"Aku akan membiarkanmu hidup, tetapi katakan kepada atasanmu. The Death sendiri yang akan mengincar kepala mereka jadi tunggu saja disana."

Ini adalah ungkapan perang langsung dari Leon untuk kekaisaran manusia hewan dan orang yang mengibarkannya adalah ketua mereka sendiri, The Death.

Meskipun ini bukan seperti perang skala besar yang menimbulkan berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus ribu korban tetapi yang menjadi incaran Edward adalah kepala atau bisa dibilang atasan.

Segera berita itu pun tersebar luas setelah Soujirou kembali bahwa The Death akan bergerak bahkan sampai ke telinga Arthur sendiri.

"He~ jadi dia sudah bergerak ya?"

Arthur sekarang tengah berada di dataran luas bersama dengan ksatria meja bundar miliknya dengan senjata dan armor lengkap.

"Terima kasih atas laporanmu Galahad."

Ksatria yang ada di samping kiri Arthur yang memberitakan itu, satu dari dua ksatria wanita yang berhasil menjadi anggota ksatria meja bundar, Galahad.

"Yah tidak kusangka debut pertamanya juniorku itu akan disaksikan oleh dua kekaisaran sekaligus, hahahaha..."

"Jangan tertawa terus, Arthur! Kita dalam situasi serius ini!"

Sedangkan ksatria yang ada di kanannya adalah Lancelot yang sudah berdiri tegap menghadap ke puluhan ribu musuh yang ada di depan mereka.

Dia adalah seorang paman-paman yang terlihat lebih tua dan lebih berpengalaman dari Arthur.

Bisa dibilang dia adalah penasihat dan juga tangan kanan dari Arthur sendiri dan juga ayah dari Galahad.

Lancelot tidak habis pikir dengan sikap Arthur yang kelihatannya tidak pernah serius.

Meskipun Arthur berkata dia melakukan ini demi Juniornya, dia seharusnya lebih memikirkan posisinya dan kerajaannya.

Lancelot tentu tahu sifat Arthur walaupun Lancelot tidak mau membantu, pasti Arthur akan datang kemari sendirian.

Pasukan yang ada di depan mereka itu tidak lain adalah pasukan dari kerajaan Fistore yang berniat mengacaukan semuanya.

Memang pertunangan putri Claire sendiri dengan pangeran dari kerajaan Fistore juga sedikit mencurigakan karena selama berpuluh-puluh tahun kerajaan Fistore sama sekali tidak pernah mempunyai hubungan diplomasi dengan kekaisaran Aritophia.

"Sekarang...mari kita mulai...", Ucap Arthur dengan senyum sinisnya."

Yulia Coming Soon

OlphisLunaliacreators' thoughts