webnovel

The Story of Dusk -Indonesia-

Dia pergi ke tempat yang tidak seharusnya dia kunjungi. Dia mengambil jalan yang seharusnya tidak diambilnya. Dan… Dia mencintai seseorang yang seharusnya tidak dia cintai. ******** Dia dikirim kepadanya untuk mengambil informasi, tetapi nasibnya berubah ketika dia jatuh cinta padanya… ******* SNIPPET ******* "Luna." Dia berkata. Mata gadis itu begitu menawan sehingga Xiao Tianyao tidak bisa mengalihkan perhatian darinya, seolah-olah ada sesuatu yang merasuki jiwanya. "Cantik ..." Dia terus mengulangi kata yang sama dalam lamunannya. "... Semua orang istana dari Kerajaan Xinghe akan dihukum mati," seorang Kasim menambahkan beberapa informasi sebelum dia mengakhiri keputusan itu. Setelah itu, seorang prajurit melangkah maju dan hendak meraih tangan Luna dengan niat untuk menyeretnya pergi. Namun, secara mengejutkan Xiao Tianyao memegang tangannya sebelum dia bisa menyentuhnya. "Jauhi dia," Xiao Tianyao berkata dengan dingin. Dengan ekspresi bingung dia bertanya. “Tapi, Jenderal… keputusan itu mengatakan kita harus membunuhnya.” "Aku menginginkannya." Dia berkata dengan final. "Tapi, Pangeran Xiao Tianyao tindakanmu bertentangan dengan keputusan Kekaisaran..." balas sang kasim itu. Xiao Tianyao tidak mengatakan apa-apa lagi ketika dia membantu Luna untuk berdiri, mengabaikan semua mata yang bertanya-tanya saat dia membawanya pergi. Sikap Xiao Tianyao yang tak terduga membuat bingung semua orang yang hadir di sana. ************************ Update setiap Senin dan Selasa Pkl. 10.00 wib. ************************ ##Meet me on instragram : jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture is from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **Cinta sang Monster **MARRIED TO A STRANGER

jikanyotomare · 历史言情
分數不夠
165 Chs

SEMUANYA AKAN BAIK- BAIK SAJA

Tidak lama setelah keributan itu, Xiao Zi meninggalkan aula bersama dengan Permaisuri yang mengikuti dengan anggun.

Xiao Jun tetap tinggal disana hingga aula hampir kosong, setelah itu barulah pegawai pemerintah Qi menghampiri Xiao Jun.

Ia adalah ayah dari Qianru, salah satu dari orang terpercaya yang setia kepada Kaisar sebelumnya, Xiao Zhong. Xiao Jun telah mengenalnya dan Qianru sejak ia masih sangat kecil.

"Ayo kita berjalan keluar." Pegawai Qi berkata dengan hati-hati.

Walaupun aula itu terlihat kosong, namun siapa yang bisa menjamin bahwa dinding tidak memiliki telinga. Di dalam situasi ini, semuanya mungkin bisa terjadi dan hal terakhir yang mereka butuhkan adalah sebuah kesalahan yang berlebihan.

Seluruh tubuh Xiao Jun masih bergetar dengan kemarahan ketika ia menuruti apa yang dikatakan Pegawai Qi. Mereka berdua berjalan menuju taman dimana para pelayan dan penjaga berlalu lalang di lorong jauh dari mereka.

"Apa yang terjadi dengan Xiao Tianyou?" Ia bertanya ketika ia sudah yakin bahwa percakapan mereka tidak akan bisa didengarkan oleh orang lain. "Apa kau membuat perubahan mendadak dalam rencanamu?"

Xiao Jun tidak bisa menahan amarahnya untuk memberikan penjelasan yang jelas kepada Pegawai Qi, maka ia menggelengkan kepalanya dan menghela napas dalam sebelum ia memulai bicara. "Tianyou sendang dimanfaatkan olehnya."

Kerutan di dahi Pegawai Qi dapat terlihat. "Dia? Maksudmu Kaisar? Bagaimana mungkin itu bisa terjadi?" Ia mengenal Xiao Tianyou seperti anaknya sendiri, maka bagaimana bisa itu terjadi jika Xiao Tianyou di manfaatkan dengan cara terang-terangan tepat di hadapan mata mereka.

"Ini hanya asumsiku saja…" Xiao Jun berkata dengan lelah. "Ada sesuatu yang menyangkut seorang wanita yang Xiao Tianyou bawa dari Kerajaan Xinghe."

"Apa tebakanmu?"

"Aku rasa dia memiliki hubungan dengan Modama."

Pegawai Pemerintah Qi tercenangan dengan kaget. "Apa kau berpikir bahwa ia menggunakan kemampuannya untuk memanipulasi Xiao Tianyou?"

"Tianyou memang bertemu dengan Modama ketika ia menjatuhkan Kerajaan Xinghe. Itu adalah Modama yang sudah membunuh Kaisar dengan menggunakan kemampuannya. Tapi, Xiao Tianyou baik-baik saja hingga wanita ini muncul."

Pegawai Qi berpikir dengan serius mengenai kalimat Xiao Jun.

"Jun, apa kau berpikir bahwa wanita ini memiliki kemampuan yang sama dengan Modama?" Ia bertanya dengan hati-hati.

Keseriusan dari hal yang mereka bicarakan sungguh sangat besar sehingga membuat mereka berhenti berjalan.

Xiao Jun tidak menjawabnya secara langsung saat ia menatap ke atas dan melihat bagaimana langit yang sangat cerah itu terlihat sangat berbeda dengan pikirannya yang suram sekarang.

"Pegawai Ki, bisakah kau menjalankan penyelidikan mengenai latar belakang dari wanita ini?" Xiao Jun berkata dengan lambat seakan pikirannya berada di tempat lain selain dimana dirinya berada.

Melihat Xiao Jun yang terlihat seperti sangat tersesat, ia merasakan kesedihan menyelimuti dirinya.

Xiao Jun kehilangan orang tuanya dengan cara yang tidak terduga dalam usia yang masih sangat muda, turun takhta dari posisinya sebagai Pangeran Mahkota Kerajaan Azura dalam satu malam, memperjuangkan jalannya untuk selamat dan melindungi satu-satunya sanak keluarga yang ia miliki dan sekarang Xiao Tianyou dimanfaatkan oleh orang yang sudah membunuh orang tua mereka untuk melawannya.

Rintangan yang harus ia lewati sungguh sangatlah sulit.

"Aku akan langsung melakukannya, Pangeran." Pegawai Qi memberikannya rasa hormat yang layak ia dapatkan, menunduk dengan rendah dan berjalan pergi darinya.

Namun, sebelum ia bisa pergi terlalu jauh, Xiao Jun berkata dengan sangat pelan. "Aku akan menjemput Qianru…" Ucapnya.

Pegawai Qi tahu bahwa Xiao Jun sudah memerintahkan Qianru untuk kembali ke rumah mereka untuk melindunginya ketika ia sedang tidak ada. Di sisi lain, saat ia kembali, Qianru menolak untuk kembali ke kediamannya.

Pada awalnya, ia berpikir bahwa ada sesuatu terjadi di antara mereka berdua, tapi anak perempuannya berkata bahwa Xiao Jun yang akan menjemputnya.

Maka, ketika Xiao Jun berkata bahwa ia akan datang untuk menjemput Qianru, ia merasa sangat gembira. Semua akan baik-baik saja selama mereka bersama.

Sebelum Pegawai Qi dapat memberikannya respon, Xiao Jun sudah berjalan pergi.

***

Saat ketika Xiao Jun sampai di kediaman Pegawai Pemerintah Qi, ia berjalan masuk ke dalam rumah itu, melesat ke sepanjang lorong, mengabaikan sapaan hormat dari para pelayan yang melewatinya.

Ekspresinya yang tenang hampir pecah ketika ia sampai di halaman Qianru.

Cahaya matahari siang seakan membakar kulitnya, tapi ia tetap berdiri di depan gerbang halaman dimana istrinya berada. Setelah beberapa saat yang hening, ia masuk ke dalam.

Di lorong, ia bisa mendengar suara lembut Qianru. Ia adalah seorang wanita yang selalu terdengar lembut yang pernah ia temui.

Wajah Qianru muncul di dalam pandangan Xiao Jun dan tiba-tiba ia merasa tenang dengan melihat ekspresi tenang wajah Qianru dan suaranya yang lembut. Kedua pasang mata mereka saling menatap dan Xiao Jun dapat melihat keterkejutan yang kemudian menjadi kebahagiaan di kedua mata indah Qianru.

Saat ia meluncur ke arah Qianru, ia membubarkan semua pelayan yang ada disana.

"Jun, aku…" Qianru ingin mengatakan bahwa ia sudah menunggunya, tapi tercegat dengan tindakan tiba-tiba dari Xiao Jun.

Xiao Jun memeluk Qianru dengan sangat erat, membenamkan wajahnya di lekukan bahunya.

Ia memeluknya dengan sangat erat seakan hidupnya sangat bergantung pada wanita itu. Qiaru adalah tempat teraman yang baru Xiao Jun sadari.

Qianru adalah satu-satunya orang yang akan selalu ada untuknya, sejak mereka masih kecil, dewasa dan saat ini. Qianru adalah satu-satunya orang yang akan mengerti dirinya meskipun disaat Xiao Jun memberikannya permintaan yang keterlaluan untuk pernikahan mereka.

Qianru sudah cukup sangat menderita karena dirinya, tapi tidak pernah ada jejak kebencian di dalam kedua matanya.

Qianru tersenyum kepada Xiao Jun seperti yang selalu ia lakukan.

Dan sekarang, ketika dunia Xiao Jun menjadi semakin berat dan tanggung jawab yang muncul sangat besar di bawahnya, satu-satunya hal yang ia butuhkan sekarang adalah untuk mencari kenyamanan dalam dekapan Qianru.

Sayangnya, Qianru tidak mengerti apa yang Xiao Jun pikirkan. Yang ia tahu adalah, pria yang ia cintai, hancur dan menyebar menjadi ribuan kepingan di dalam dekapannya.

Seakan dunia telah mengabaikannya.

"Semuanya akan baik-baik saja…" Qianru berkata dengan lembut sambil mengusap punggung Xiao Jun untuk menenangkannya.