webnovel
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#R18
#REVENGE
#CONQUER

The Story of Dusk -Indonesia-

Dia pergi ke tempat yang tidak seharusnya dia kunjungi. Dia mengambil jalan yang seharusnya tidak diambilnya. Dan… Dia mencintai seseorang yang seharusnya tidak dia cintai. ******** Dia dikirim kepadanya untuk mengambil informasi, tetapi nasibnya berubah ketika dia jatuh cinta padanya… ******* SNIPPET ******* "Luna." Dia berkata. Mata gadis itu begitu menawan sehingga Xiao Tianyao tidak bisa mengalihkan perhatian darinya, seolah-olah ada sesuatu yang merasuki jiwanya. "Cantik ..." Dia terus mengulangi kata yang sama dalam lamunannya. "... Semua orang istana dari Kerajaan Xinghe akan dihukum mati," seorang Kasim menambahkan beberapa informasi sebelum dia mengakhiri keputusan itu. Setelah itu, seorang prajurit melangkah maju dan hendak meraih tangan Luna dengan niat untuk menyeretnya pergi. Namun, secara mengejutkan Xiao Tianyao memegang tangannya sebelum dia bisa menyentuhnya. "Jauhi dia," Xiao Tianyao berkata dengan dingin. Dengan ekspresi bingung dia bertanya. “Tapi, Jenderal… keputusan itu mengatakan kita harus membunuhnya.” "Aku menginginkannya." Dia berkata dengan final. "Tapi, Pangeran Xiao Tianyao tindakanmu bertentangan dengan keputusan Kekaisaran..." balas sang kasim itu. Xiao Tianyao tidak mengatakan apa-apa lagi ketika dia membantu Luna untuk berdiri, mengabaikan semua mata yang bertanya-tanya saat dia membawanya pergi. Sikap Xiao Tianyao yang tak terduga membuat bingung semua orang yang hadir di sana. ************************ Update setiap Senin dan Selasa Pkl. 10.00 wib. ************************ ##Meet me on instragram : jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture is from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **Cinta sang Monster **MARRIED TO A STRANGER

jikanyotomare · 历史言情
分數不夠
165 Chs
#ADVENTURE
#ROMANCE
#REINCARNATION
#R18
#REVENGE
#CONQUER

GONG XU

"Aku akan pergi dengannya." Ye Xiu berkata sebelum ia bergegas keluar dari ruangan untuk mengejar dan mencari adiknya.

Sekarang, di dalam ruang persembunyian bawah tanah itu hanya ada Xiao Tianyou dan Qi Xunyi yang tersisa bersama dengan tubuh Kaisar dan Permaisuri yang sudah tidak bernyawa dan juga Selir Qi yang tidak sadarkan diri, ibu Qi Xunyi.

"Tidakkah kau merasa bahwa ini cukup aneh?" Xiao Tianyou memecahkan keheningan di antara mereka.

Qi Xunyi mengangkat kepalanya untuk menatap ke arah ekspresi tak tenang dari Xiao Tianyou, ia berdiri dan memeriksa sekelilingnya untuk mencari tahu apa yang dimaksud oleh Xiao Tianyou.

"Tidak ada penjaga di dalam sini." Qi Xunyi bergumam dan Xiao Tianyou memberikan anggukan setuju dengan kata-kata Qi Xunyi.

Dalam seketika mereka berdua menjadi lebih berwaspada, Qi Xunyi menghunuskan pedangnya dan dengan sangat waspada berjalan menuju Xiao Tianyou setelah ia meletakkan tubuh ibunya di sebelah dinding.

Itu cukup mencurigakan dengan situasi mereka saat ini, Kaisar berada disini, tapi tidak ada penjaga satu pun di sekitar tempat ini. Qi Xunyi benar-benar sudah menempatkan pasukannya untuk menjaga tempat persembunyian bawah tanah ini, tapi ia tidak menyadarinya sampai Xiao Tianyou menyebutkan bahwa tidak ada siapa pun di sekitar sini.

Mereka berdua menganalisa keadaan mereka dan meyakinkan bahwa tidak ada musuh di sekitar mereka.

Setelah itu, Xiao Tianyou berjalan menjauh untuk mengambil sarung pedang yang ia gunakan tadi untuk menghentikan Selir Qi dari menusukkan pisau belati ke dadanya sendiri.

Qi Xunyi juga berjalan menghampiri ibunya dan hendak mengangkat ibunya dan tiba-tiba sebuah pisau belati terlempar ke arahnya. Untungnya, ia cukup cepat untuk menghindari hasil yang buruk.

Pisau belati itu menggores punggung tangannya dan menancap di sebuah dinding yang berada di hadapannya. Ia dengan segera berdiri dan mengangkat pedangnya dalam posisi siap.

Di sisi lain, Xiao Tianyou yang melihat arah dari pisau belati itu telah bergerak maju ke ujung dari ruangan itu. Sebelum ia berhasil mencapai arahnya, pisau belati lain terlempar kearahnya, namun ia dengan mudah menghindarinya.

Dalam seketika, Xiao Tianyou telah mengangkat pedangnya. Ia teguh dalam keputusannya dan dalam satu serangan, ia menyingkirkan sebuah batu besar yang dijadikan sebagai sebuah penghalang oleh musuhnya.

Setelah serangan mengejutkan itu berlalu, di belakang puing-puing, seorang pria berjubah hitam muncul. Ia sangat tinggi, hampir setinggi Xiao Tianyou dengan rambut putih yang terikat di atas kepalanya. Ia terlihat seperti seorang pria berusia sekitar 50 tahun, tapi masih berpenampilan kekar.

Namun, aliran darah yang terlihat di perutnya menunjukkan bahwa ia tidak berada di dalam kondisi yang baik. Itu akan baik-baik saja jika ia hanya berdiam diri dan menunggu Xiao Tianyou meninggalkan Istana bersama dengan Qi Xunyi, namun ia malah menunjukkan dirinya dan berusahan untuk membunuh mereka berdua. Ia bertekat untuk tidak membiarkan mereka meninggalkan tempat ini hidup-hidup.

"Modama…" Xiao Tianyou berusaha untuk memanggilnya dengan satu nama yang terlintas di dalam pikirannya.

"Keturunan keluarga Xiao…" Modama terkekeh dengan kejam dalam napas berat. Ia menggunakan pedangnya sebagai bantuan. Bahkan dalam keadaannya yang tidak baik, aura yang menyeramkan masih terlihat dari dalam dirinya.

Xiao Tianyou tidak memiliki keraguan lagi untuk berbicara lebih dari itu kepada pria yang ada di hadapannya yang telah menjadi dalang atas kematian orang tuanya. Maka, dengan tanpa ekspresi ia berlari menuju pria itu dan berniat untuk membunuh dengan menusuk kedua matanya.

Namun, ketika ia melihat ke arah matanya, sebuah rasa kesedihan yang mendalam merayap di dalam hatinya dan membuat pergerakannya menjadi goyah. Semakin Xiao Tianyou mendekat padanya, semakin pula perasaan gelisah itu menjadi kuat.

"Jangan mendekat kepadanya!" Di belakang Xiao Tianyou, Qi Xunyi memecah lamunan Xiao Tianyou sehingga ia berhenti berlari kea rah Modama dan melompat ke sisi lain, mengambil jarak beberapa meter dari pria tua itu.

"Dia adalah seorang pengendali pikiran." Qi Xunyi mengingatkan Xiao Tianyou.

Mungkin hipnotis Modama tidak berhasil pada Xiao Tianyou karena ia sedang tidak berada dalam kondisi yang baik, jika sebaliknya maka Xiao Tianyou pasti jatuh ke dalam jebakannya.

Dengan alasan dari kemampuan Modama, Xiao Tianyou tidak lagi mencoba mendekat kepadanya dengan sembarangan. Tapi tetap saja, kedua matanya menatap Modama dengan tatapan tanpa ampun.

Modama terkekeh, "Kau adalah salinan dari ayahmu, mendiang Kaisar Xiao Zhong." Modama berkata seakan mengejek. "Benar-benar pemarah sepertinya."

Xiao Tianyou menyipitkan kedua matanya dan tatapannya terlihat sangat mengancam, genggaman tanga di pedangnya semakin erat.

Mereka berdua tahu bahwa Modama sedang mencoba untuk memancing Xiao Tianyou, namun masalahnya adalah kemarahan yang tumbuh di dalam diri Xiao Tianyou sudah tidak bisa ditahan lagi.

Di waktu yang sama, ketika Xiao Tianyou dan Qi Xunyi memusatkan perhatian kepada Modama, seseorang menyelinap dari belakang Qi Xunyi dan menusuk bahunya.

Qi Xunyi berteriak kesakitan karena rasa sakit yang secara tiba-tiba ia rasakan itu dan dipaksa untuk berlutut. Pria yang meluncurkan serangan penyergapan, menarik pisau belatinya, dan yang ia lakukan itu menyebabkan rasa sakit yang menyiksa dan memperparah luka Qi Xunyi.

Xiao Tianyou melesat ke arah Qi Xunyi dan sangat tepat waktu untuk menangkis serangan kedua dari pria itu. Suara dari benturan dua barang logam milik satu sama lain cukup memekakkan telinga.

Pria yang menyerang Qi Xunyi masih sangat muda, ia bahkan terlihat masih lebih muda dari Qi Xunyi. Namun pergerakannya sangatlah tepat, dapat dikatakan bahwa iya dilatih dengan sangat baik.

Pria muda itu menendang tubuh Qi Xunyi yang lemah ke depan, tanpa ada halangan apapun, tubuh Qi Xunyi meluncur dan membentur Xiao Tianyou.

Untungnya, Xiao Tinayou mampu bertahan dalam posisinya dan berhasil menghentikan dampak dari benturan tubuh Qi Xunyi sebelum ia terjatuh ke belakang karena terdorong.

Dengan cepat, Xiao Tianyou menyingkir ke sisi lain dan menerima serangan yang akan datang dari pria muda itu.

Jika Xiao Tianyou terlambat sedikit saja untuk menyingkirkan tubuh Qi Xunyi, ia akan menjadi satu-satunya yang menerima tusukan dari pria itu tepat di dada tanpa memiliki kesempatan untuk membalasnya.

Tidak lama setelah itu, Xiao Tianyou dan pria itu terlibat dalam perkelahian sengit sedangkan Qi Xunyi mencoba untuk mengatur napasnya. Luka yang ada di bahunya terasa sangat menyakitkan dan membuatnya hampir kehilangan kesadaran.

"Gong Xu! Bunuh dia!" Modama berteriak dari sebelah dinding, dan saat ini darah yang mengalir dari perutnya membuat sebuah genangan di bawah kakinya.

Pria yang di sebut dengan nama Gong Xu itu mengatupkan giginya dan membuat gerakan yang membahayakan.