webnovel

The School of Darkness

Pernahkah kalian mendengar sekolah yang menelan korban selama bertahun-tahun termasuk korban yang meninggal karena racun kimia yang mirip racun vampire? Pernahkah kalian mendengar sekolah yang menyimpan banyak misteri yang belum pernah ada namun sudah terjadi selama bertahun-tahun? Mereka berjuang untuk memecahkan misteri meskipun nyawa taruhannya

SakumoraKanata · 灵异恐怖
分數不夠
42 Chs

Chapter 11: Kesempatan Kedua

Rumah Sakit Tachikawa, Ruang UGD....

"Ya Tuhan, kenapa harus Yuuto? Dia sudah menderita sejak orang tuanya meninggal."

Kazuo terus mondar-mandir di depan ruang UGD dengan perasaan gelisah karena Yuuto mengeluarkan banyak darah dan hampir mendekati ajalnya. Tubuh Ruka mulai menggigil karena tidak ingin kehilangan Yuuto.

"Yang benar saja, paman!! Ruka disini kok. Yuuto sekarat. Baiklah."

Pit!!!

"Hoshikawa Ruka, sebaiknya kau pulang dulu. Masalah Yakisaka Yuuto, biarkan kami yang menjaganya." Mamoru meminta Ruka untuk pulang karena ada masalah yang lebih gawat.

"Memangnya ada apa, sensei?"

"Ibumu juga sekarat. Beliau juga kondisinya sama dengan Yuuto."

Brak!!!

"Siapa yang mengatakan Lenka sekarat, Aonuma Mamoru?"

Tiba-tiba, bulu kuduk Mamoru berdiri dan memberanikan diri untuk menoleh ke belakang "A-ayah Lenka sendiri.... "

"Ayah, memangnya benar yang dikatakan Aonuma-sensei?"

"He?" Kazuo dan Saki melongo bersamaan.

"Dasar." Pria tersebut langsung menghela nafasnya cepat "Memang benar, tapi sudah kuatasi. Kudengar calonmu sekarat."

"Ca-calon.... " Wajah Ruka mulai memerah "A-Ayah!!!"

"Sudahlah, Riki. Masalah Lenka sudah kau atasi, sekarang giliran Yuuto."

"Hanya ada 1 cara agar Yuuto selamat, tapi tergantung Ruka sendiri."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Katakan saja, Ayah. Aku siap melakukannya." Ruka mulai senang karena bisa menyelamatkan Yuuto dari kematian.

"Mengubah Yuuto menjadi vampire."

"HAAAH??!!"

"Kau pasti bercanda, Riki." Mamoru mulai merinding dengan ucapan Riki "Jangan-jangan, Lenka.... "

"Ya, aku mengubahnya menjadi vampire."

Wush!!!

Deg!!!

"Ruka, apa kau bersedia melakukannya? Ayah tidak akan memaksamu untuk melakukannya."

"Aku bersedia, Ayah. Aku tidak mau kehilangan Yakisaka-san." Ruka menyanggupi yang diucapkan oleh ayahnya "Apa syaratnya, Ayah?"

Riki menatap putrinya yang semakin dewasa dan bijak daripada dirinya "Lenka, putri kita sudah dewasa." Begitulah batinnya berbicara "Syaratnya adalah jika Yuuto sudah berubah menjadi vampire, dia harus diisolasikan selama 5 bulan."

"Hei hei." Mamoru menyela percakapan ayah dan anak tersebut "Dia kan pelajar sekolah, Riki."

"Jangan khawatir, sensei. Aku dan Saki akan memfotokopi materi pelajaran Yuuto." Kazuo menjawab dengan mantap "Lagipula, tulisan catatan Ruka lebih rapi."

"Terserah kalian saja."

Cklek!!!

Seorang dokter keluar dari ruang UGD dengan raut wajah sedih "Kami sudah berusaha yang terbaik untuk nakal Yuuto. Nak Yuuto sudah pergi jauh."

Ruka mulai meneteskan air matanya dan memeluk Riki. Kazuo dan Saki tidak bisa menumpahkan kesedihannya akan kepergian Yuuto untuk selamanya.

"Silahkan kalian masuk dan melihat jasadnya."

"Bolehkah kami membawa pulang jasad Yakisaka Yuuto? Kami akan memakamkannya."

"Silahkan, Nona."

Tap tap tap....

Tap!!!

"Ayah akan mengurus administrasinya. Kalian tunggu disini." Riki menatap mereka semua "Dan memulai ritualnya."

Tap tap tap....

"Maafkan aku, Yakisaka-san. Seandainya kau tidak mengorbankan diri untukku dan melindungiku, mungkin kau tidak seperti ini."

Cklek!!!

Blam!!!

Ruka mendekati jenazah Yuuto yang tertutup dan menyibakkan kain yang menutupi tubuh Yuuto yang dingin tersebut. Manik merahnya mengeluarkan air mata "Aku tidak tahu harus bagaimana, tapi aku bersyukur bisa bertemu denganmu, Yakisa.... " Dia menggigit bibir bawahnya sendiri "Yuuto-kun. Kau harus hidup, Yuuto-kun."

Dia merogoh saku blazernya dan mengiris telapak tangannya hingga berdarah. Dengan cepat, dia menyesap darahnya sendiri dan mencium bibir Yuuto untuk menyalurkan darahnya ke pemuda bersurai biru muda tersebut "Aku akan menunggumu mendapatkan kesempatan kedua, Yuuto-kun."

Tap tap tap....

Cklek!!!

Blam!!!

****

Akibat kejadian yang terulang tersebut, SMA Akatsuki ditutup selama 7 bulan dan akan dibuka setelah semuanya selesai. Selama di rumah, Ruka sering belajar tanpa gangguan dari kedua orang tuanya. Untuk sementara, kegiatan belajar mengajar dilakukan di balaikota Tachikawa. Memang membosankan, namun apa boleh buat.

"Fotokopi catatanmu selesai, Ruka." Kazuo menyerahkan beberapa buku catatan yang terbungkus dalam tas kain "Yuuto pasti senang dengan salinan ini."

"Seperti biasa, catatanmu lengkap dan tulisanmu rapi, Ruka-chan." Saki memuji keahlian Ruka dalam menulis catatan.

"Tidak usah seperti itu, Minohara-san. Tulisan ayahku lebih bagus dari diriku."

Tap tap tap....

"Ru-Ruka..... di belakangmu.... "

"Hah?" Ruka menaikkan sebelah alisnya melihat tingkah aneh Kazuo dan Saki "Ada apa?"

"Lama tak berjumpa, Hoshikawa Ruka."

Ruka membalikkan badannya ke belakang dan manik merahnya menangkap pemuda bersurai biru muda dengan manik coklat khasnya dan juga, pemuda tersebut bukan manusia.

"Ya-Yakisaka-san.... "

"Ah, ya. Aku dengar kau memanggilku " Yuuto-kun" saat aku tertidur panjang." Pemuda tersebut tampak tertawa bahagia "Hatiku senang sekali."

"Eh?" Ruka melongo dan wajahnya memerah.

"Hee.... Ruka-chan sudah berani memanggil nama kecil ya hihihi.... " Saki tampak menggoda Ruka.

"Mi-Minohara-san!!!"

"Hahaha.... "

Kazuo menyerahkan salinan buku catatan yang terbungkus rapi dalam amplop coklat "Ini fotokopi catatan materi yang kau tinggalkan selama kau pergi."

"Terima kasih." Yuuto menerima amplop tersebut "Lumayan untuk ujian susulan."

"Hn.... "

"Sebaiknya kita pulang dulu. Yuuto kan ada ujian susulan besok."

"Iya ya."

Merekapun langsung pulang untuk belajar di rumah....

****

Apartemen Yuuto....

Cklek!!!

Blam!!!

Yuuto memasuki rumah miliknya sendiri. Apartemen yang telah lama ditempatinya sejak pindah ke Tachikawa. Terlihat banyak debu di mana-mana.

"Yosh, saatnya bersih-bersih rumah."

Brak!!!

Bruk!!!

Duk!!!

Set!!!

Set!!!

"Akhirnya selesai juga. Ternyata diriku yang baru ini lumayan kuat ya." Yuuto menatap dirinya sendiri di cermin. Manik coklatnya berubah menjadi merah seperti darah "Dan aku bukan manusia lagi."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Sebaiknya aku mempersiapkan diri untuk ujian besok."

Dia berganti pakaian dan membuka amplop coklat tersebut. Sesuai perkataan Kazuo, isinya fotokopi catatan Ruka. Selain catatannya lengkap, tulisan Ruka lebih rapi.

"Persis ayahnya."

Dan dia mempelajari materi yang disalin dengan baik untuk ujian susulan besok....

****

Waktu Ujian Susulan....

"Waktunya tinggal 5 menit lagi."

"Uwaah!!!"

Semua siswa kecuali Yuuto yang mengikuti ujian susulan tersebut mulai panik dan cepat-cepat menyelesaikan soal-soal tersebut. Yuuto memeriksa lembar jawaban miliknya dengan teliti.

"Waktunya habis. Kumpulkan soal ujiannya."

Semuanya mengumpulkan lembar ujian dan meninggalkan ruangan. Yuuto menatap ruangan sementara untuk kegiatan belajar mengajar di sekolahnya.

"Haah.... sebentar lagi kembali ke sekolah. Sudah lama ingin melihat sekolah lagi."

Woosh....

["Hihihi.... "]

"Hah?"

Pendengaran Yuuto lebih tajam dari saat dia masih manusia. Manik coklatnya melirik ke atas dan berubah menjadi merah.

["Mata merah itu.... baru bangkit dari kematian?"]

"Hn, ya."

["Hihihi.... kau memang menarik,Yakisaka Yuuto."]

"Setidaknya aku bisa mendapatkan kesempatan kedua untuk melihat dunia lagi."

["Fufufu.... kau cerdas. Nikmati saja waktumu itu."]

Wush!!!

"Akan kuingat itu." Yuuto hanya tersenyum dan menutup mata agar tidak ketahuan siapapun.

"YUUTO!!!"

Yuuto terkejut dengan panggilan yt hampir menggema di ruang balaikota sebagai "sekolah" sementara tersebut "Hampir saja jantungku copot, Kazuo."

"Maaf, maaf, Yuuto." Kazuo tertawa nyengir saat Yuuto memilih mengelus dada daripada memarahinya "Kau bicara dengan siapa?"

"Iya, Yuuto-kun. Kau dikira gila nanti." Saki menambahkan pertanyaan Kazuo.

"Bicara dengan roh penunggu tempat ini."

Hening sejenak....

Jeda lama sekali....

"Jangan bercanda!!! Mana ada sih?" Kazuo tampak merinding, begitu juga dengan Saki. Sedangkan Ruka hanya diam saja.

"Oh. Setidaknya dia tidak mengganggu kita kan?"

"I-iya sih."

"Sebaiknya kita pulang. Sebentar lagi kita menempati gedung sekolah lagi."

"Kuharap be.... "

Bruk!!!

"Aonuma-sensei, Anda baik-baik saja?"